Laman

Thursday, February 14, 2013

Keselamatan Yang Menjangkau Bangsa-Bangsa

Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 13 : 44 - 49
(Materi PA Untuk PKBGT Jemaat Samarinda)


Pengantar:

Ada 2 kota yang mempunyai nama yang sama yakni kota Antiokhia di Siria yang sering juga disebut Anthiokia S Orontes yg didirikan kr. 300 sM oleh Seleukus I Nikator (pemimpin pasukan berkuda dari Makedonia) sesudah kemenangannya atas Antigones di Isus (310 sM). Tahun 64 sM, kota ini jatuh ke tangan Pompeius dan menjadikan kota ini sebagai kota bebas yang kemudian menjadi ibukota propinsi Siria, sebuah kota terbesar ketiga dalam wilayah pemerintahan kekaisaran Romawi. Di kota inilah Gereja pertama non-Yahudi didirikan dan pengikut Jalan Tuhan mendapat nama sindiran "Kristianoi". Dari kota ini kemudian Paulus dan Barnabas berlayar ke Siprus lalu masuk ke Pisidia. Nama kota yang kedua adalah Antiokhia di Pisidia. Kota ini juga didirikan oleh orang yang sama dengan kota yang pertama, yakni Seleukus I Nikator. Kota ini sangat strategis karena terletak di jalur lintas perdagangan antara Efesus dan Sisilia. Kota ini mengalami perkembangan yang begitu pesat sehingga menjadi pusat perekonomian dan pusat kebudayaan Yunani. Nikator memberi nama Antiokhia buat kota-kota yang ditaklukkannya (catatan sejarah ada 16 kota dengan nama yang sama), sebagai bukti penghormatannya terhadap ayahnya yang bernama Antiokhus. Di bawah pemerintahan Romawi, kota Antiokhia di Pisidia menjadi bagian dari propinsi Galatia dan sekarang wilayah ini masuk dalam wilayah Turki.

Catatan sejarah menjelaskan bahwa wangsa Seleukus mendorong orang-orang Yahudi untuk datang dan menetap di Antiokhia dan seluruh wilayah Frigia karena dianggap mereka lebih toleran dan ramah terhadap kebudayaan lain. Karena itu orang-orang Yahudi yang datang ke Antiokhia diterima dengan baik dan mereka kemudian menguasai bidang perdagangan. Kehadiran orang yahudi di kota ini di kemudian hari memberi warna tersendiri, sehingga banyak dari orang-orang non-Yahudi mulai menaruh minat untuk mempelajari Hukum Taurat bahkan banyak dari mereka memeluk agama Yahudi.

Sebagaimana aturan yang ada, untuk menjadi seorang penganut agama Yahudi maka seseorang harus melalui Baptisan Tobat, disunat dan tunduk sepenuhnya pada ketetapan-ketetapan Taurat. Keberadaan Kelompok Yahudi di kota Antiokhia menjadi pintu masuk bagi Paulus dan Barnabas untuk memperkenalkan Injil Yesus Kristus kepada semua penduduk kota. Itulah sebabnya, pada hari Sabath, Paulus dan Barnabas pergi ke rumah ibadat Yahudi (Synagoge) dan beribadah bersama-sama dengan mereka. Sesudah pembacaan kitab Taurat dan kitab Nabi-nabi, pengurus rumah ibadat memberikan kesempatan kepada peserta ibadah yang ingin menyampaikan pesan-pesan yang bersifat membangun dan menghibur atau menguatkan iman jemaah ("semacam kesaksian").

Paulus memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyampaikan kabar keselamatan yang telah dikerjakan oleh Allah melalui Tuhan Yesus. Paulus menguraikan bahwa keselamatan itu adalah sebuah ANUGERAH tanpa jasa manusia. Anugerah keselamatan bukanlah upaya manusia, bukan imbalan yang layak diterima manusia karena menaati hukum-hukum Taurat dan aturan-aturan agamawi. Keselamatan itu adalah sebuah pemberian yang "Cuma-cuma" kepada setiap orang. Pemberitaan Paulus sungguh-sungguh membangun dan memberi penghiburan bagi pendengarnya. Berbeda dengan pemberitaan para pemimpin agama Yahudi, bahwa dengan melakukan Hukum Taurat maka manusia mendapat jaminan untuk diterima oleh Allah.

Pemberitaan Paulus dan Barnabas mendapat sambutan dari penduduk kota Antiokhia dan mereka meminta kesediaan Paulus dan Barnabas agar pada hari Sabath berikutnya dapat menyampaikan lagi hal-hal yang berkaitan dengan karya keselamatan yang sudah dikerjakan Allah melalui Tuhan Yesus. Dan benar, pada hari Sabath berikutnya hampir seluruh penduduk kota Antiokhia berkumpul untuk mendengarkan Firman Allah yang disampaikan oleh Paulus dan Barnabas. Menyaksikan antusiasme penduduk kota dalam mendengarkan ajaran-ajaran Paulus, menimbulkan perasaan iri hati di kalangan pemimpin agama Yahudi sehingga mereka berupaya menggagalkan dan mengacaukan pemberitaan Paulus dan Barnabas. Mereka menghujat dan membantah apa yang mereka beritakan.

Iri hati merupakan salah satu kendala dan hambatan dalam pelayanan. Orang yang iri hati akan melakukan apa saja agar Injil tidak dapat didengar dan diterima oleh orang lain. Tetapi Paulus dan Barnabas dengan tegas menghadapi orang Yahudi yang menghambat pekerjaan pelayanan yang mereka emban. Dengan tegas Paulus dan Barnabas mengingatkan orang Yahudi bahwa Firman Keselamatan adalah untuk mereka, tetapi karena mereka menolaknya, maka Firman Keselamatan itu disampaikan kepada bangsa-bangsa lain. Penolakan orang Yahudi terhadap Injil Keselamatan, membuka jalan bagi bangsa-bangsa lain mendengarkan dan menerima keselamatan itu, sehingga mereka bukan lagi orang-orang yang jauh melainkan orang-orang yang sangat dekat dengan keselamatan; mereka bukan lagi orang asing, tetapi telah menjadi keluarga Allah (band.; 1 Ptr. 2:9, 10). Dan inilah faktanya! Penduduk Antiokhia mendengar dan menerima Injil, dan karena itumereka mempunyai hak penuh untuk menjadi anak-anak Allah dan berhak untuk mewarisi janji-janji Abraham.

Pertanyaan Untuk Didiskusikan

(1). Adakah tantangan dan hujatan karena perasaan iri hati yang saudara pernah alami dalam menyaksikan Injil Yesus Kristus; baik yang muncul dari kalangan umat itu sendiri, maupun dari orang lain yang belum menerima Injil? Bagaimana anda mensikapi tantangan dan hujatan itu?

(2). Dalam kaitan dengan 100th IMT, hal-hal apakah yang dapat kita pelajari dari seorang yang bernama Anthonio Aris van de Loosdrech, seorang pekabar Injil yang berasal dari negeri Belanda?

(3). Apakah yang dapat kita lakukan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan menjelang perayaan 100th Injil Masuk Toraja?

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love