Laman

Saturday, February 23, 2013

Koyakkanlah Hatimu, Bukan Pakaianmu

Bacaan Alkitab : Yoel 2 : 1 - 14
Pengembangan Bahan Khotbah Hari Minggu Dari Buku Membangun Jemaat



Nabi ini bernama Yoel anak dari Petuel. Arti nama Yoel sendiri adalah: "Tuhan (Yahweh/Yehovah) adalah Allah (El/Elohim)".Kita tidak mendapatkan data yang cukup tentang pemanggilannya menjadi seorang nabi, pada zaman raja siapa dan di mana ia menyampaikan nubuatan-nubuatan itu. Sebagian ahli Perjanjian Lama sefakat dalam hal penetapan waktu yakni + 750 sM, jadi sezaman dengan nabi Amos dan Hosea yang bernubuat di Kerajaan Israel Utara. Nabi Yoel sendiri lebih dikenal sebagai nabi Kultis karena ia berkarya atau bekerja di Bait Allah. Karena itu kita dapat menarik kesimpulan bahwa nabi Yoel bernubuat di Kerajaan Israel Selatan, dan memang nubuatan-nubuatan yang disampaikannya banyak menyoroti kehidupan umat Tuhan di Yerusalem atau di Kerajaan Yehuda (Israel Selatan). Bahkan ketika Yoel menyampaikan pemberitaannya, pada waktu itu terjadi kekosongan pemerintahan di Yehuda dan kendali pemerintahan ada di bawah pemimpin rohani yang terkemuka pada waktu itu yakni para Imam.

Kehidupan umat Tuhan pada zaman nabi Yoel sangatlah memprihatinkan. Kemerosatan moral merajalela, para pemimpin umat tidak lagi hidup sesuai dengan kehendak Tuhan sehingga mereka tidak dapat menjadi panutan bagi umat dalam menjaga dan memelihara kekudusan. Allah memakai nabi Yoel untuk memperingatkan umat Tuhan bahwa jika tidak ada pertobatan maka hukuman Allah telah tersedia bagi mereka, dan hal itu tidak dapat ditunda-tunda lagi. Dalam pemberitaannya, Yoel mengajak umat untuk melihat realita yang sedang terjadi bahwa kekeringan serta serangan belalang yang menghancurkan sendi-sendi perekonomian mereka adalah sebuah peringatan dari Tuhan. Tetapi ada hal lain lagi yang tersirat di balik kenyataan itu, yakni jika umat tidak mau berubah maka hukuman yang akan datang jauh lebih berat lagi dari apa yang sedang mereka alami. Gambaran belalang adalah simbol dari pasukan Allah yang akan menyerbu dengan dahsyat pada hari-hari kemudian jika umat Allah tidak mau bertobat (Yoel. 2:11-17). Nubuatan ini lebih mengarah pada penggambaran tentara Babel yang akan datang mengepung Yerusalem dan menghancurkannya sehingga rata dengan tanah.

Menyikapi keadaan yang akan terjadi di kemudian hari, nabi Yoel mengajak semua pemimpin rohani Yehuda agar memimpin umat Tuhan datang kepada pertobatan dengan cara berdoa dan berpuasa (Yoel 1:13-14). Jika pertobatan sungguh-sungguh terjadi, maka dalam bahasa nabi Yoel: "Siapa tahu, mungkin IA mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkanNya berkat (Yoel 2:14)".Jika umat menyatakan pertobatan yang sungguh, maka janji-janji pemulihan serta pencurahan Roh Kudus akan dinyatakan Allah kepada umatNya (Yoel 2:12-17). Karena itu nabi Yoel merencanakan perkumpulan raya yang kudus lalu mengundang para imam dan seluruh bangsa untuk secara sungguh-sungguh memohon kemurahan Allah melalui pertobatan, puasa dan syafaat di hadapanNya (Yoel 2:12-17).

Pertobatan yang sungguh adalah sikap yang harus segera diwujudkan dan jangan ditunda-tunda, karena kesempatan untuk bertobat dan berbalik kepadaNya belum terlambat untuk dilakukan. Pertobatan yang sungguh digambarkan dengan bahasa simbolis, yakni: "Hati Yang Terkoyak". Maksudnya ialah umat dengan sungguh menyesali perbuatannya dan tidak akan mengulanginya lagi; mereka siap untuk berubah. Mengoyakkan hati dan bukan hanya mengoyakkan pakaian adalah gambaran dari perubahan hidup yang lahir dari kesadaran sendiri. Dan karena itu lahir dari diri sendiri (bukan karena didorongan dari pihak lain), maka setiap orang dapat membenahi hidupnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dibandingkan hari-hari sebelumnya. Jika hal ini telah diwujudkan maka seluruh hidup mereka akan diberkati, termasuk tanah dan hasil panennya akan dipulihkan sehingga mereka layak mempersembahkan kurban kepada Allah di BaitNya (Yoel 2:18-30). Demikianlah nabi Yoel berusaha membangun kesadaran umat agar mereka terhindar dari hukuman yang amat berat.

Bahasa PERTOBATAN dalam konteks Perjanjian Lama adalah "Syub", suatu tindakan yang berbalik dari cara-cara hidup yang lama kepada cara-cara hidup yang baru, yang lebih baik, lebih bermartabat, lebih terhormat dan lebih mulia. Dalam konteks ini jugalah maka Rasul Paulus menyampaikan pesan moral kepada Jemaat di Roma bahwa: "karena kita tahu bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar kita jangan memperhambakan diri lagi kepada dosa (Roma 6:6)" dan kepada Jemaat di Korintus ia menyampaikan pesan ini: "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru; yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Kor. 5:16)".

Tentu kita bertanya: apa dan bagaimana karakter sesungguhnya dari manusia yang lama itu sehingga kita harus menanggalkannya dan bagaimana gambaran yang sesungguhnya dari manusia yang baru itu?
Karakter hidup manusia lama adalah karakter hidup dalam kedagingan, sedangkan manusia yang baru adalah manusia yang dipimpin oleh Roh. Perbedaan kedua karakter ini sangat jelas dipaparkan oleh Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia: "Perbuatan daging telah nyata, yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.......sedangkan buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri (Gal. 5 : 19 - 22)".

Pesan-pesan moral yang disampaikan nabi Yoel, tentu memberi warna tersendiri bagi seluruh warga Gereja Toraja dalam memasuki Minggu Censura Morum IV dan Minggu Sengsara III. Harapan kita ke depan, bahwa karakter hidup sebagai manusia baru sebagai dampak nyata dari pertobatan yang sungguh, itu benar-benar mewarnai setiap langkah kita dalam menapaki hidup, sehingga di mana pun Tuhan menempatkan kita, di sana kita akan menjadi pola yang ideal (sebuah patron) atau teladan yang baik bagi masyarakat sekitar. Kehadiran anak-anak Tuhan adalah kehadiran untuk membawa berkat bukan hadir membawa kutuk atau laknat. Karena itu "koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan Allahmu sebab IA pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan IA menyesal karena hukumanNya (Yoel. 2:13)"

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love