Laman

Monday, February 11, 2013

Saling Menopang, Kunci Kemenangan

Bacaan Alkitab: Keluaran 17 : 8 - 16
(Renungan untuk Ibadah Perdana PKBGT Tempat Kebaktian Loa Buah)

Manusia adalah makhluk sosial. Hal ini tidak dapat kita sangkali. Kita diciptakan oleh Tuhan dan ditempatkan dalam hubungan dengan sesama. Firman Tuhan mengatakan: "Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja" (Kej. 2:18a). Kesempurnaan hidup hanya dapat digapai dalam hubungan hidup bersesama. Dan alangkah celakanya hidup jika kita terasing dari orang lain. Hidup tanpa orang lain seperti seorang yang tersesat dalam hutan belantara; kalut dan tidak tahu ke arah mana harus melangkah. Karena itu, manusia baru menjadi manusia yang sesungguhnya jika ia hidup dalam komunitas.

Mengapa kita membutuhkan orang lain?
Karena manusia mempunyai keterbatasan. Ada hal-hal yang mampu ia lakukan seorang diri, tetapi ada juga yang tidak mampu ia lakukan tanpa pendampingan dan tanpa topangan dari orang lain. Firman Tuhan mengatakan: "AKU akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia" (Kej. 2:18b). Tuhan menghubungan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya untuk saling bersimbiose. Mereka saling membutuhkan satu dengan yang lainnya dalam kewajaran: tidak pada posisi tuan dan hamba. Dalam hal ini kita dapat memaklumi pesan yang terkandung dalam Pengkh. 4:9-12 demikian: "Berdua lebih baik daripada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wahai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas? Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tidak mudah diputuskan". Jadi hidup bersama adalah sebuah kebutuhan yang hakiki.

Perikop bacaan kita hari ini mau menyingkapkan rahasia hidup yang berkemenangan. Kemenangan tidak dapat diraih tanpa melibatkan dan tanpa dukungan orang lain. Amalek, menjadi momok bagi Israel. Amalek menjadi penghalang bagi Israel utnuk terus melangkah ke Negeri Perjanjian. Bangsa Israel tidak boleh kembali ke masa lalu sebagai budak bangsa Mesir, mereka harus melangkah terus menuju ke masa depan yang lebih baik, menjadi bangsa yang besar, bermartabat dan bangsa yang merdeka. Namun hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Amalek menjadi pergumulan berat bagi bangsa Israel, namun persoalan ini harus diselesaikan dengan tuntas. Karena itu, Musa memerintahkan Yosua untuk memilih orang-orang yang dapat diandalkan untuk maju berperang menghadapi bangsa Amalek. Namun pasukan ini harus ditopang dengan doa, dan karena itu Musa naik ke atas bukit dengan tongkat Allah di tangannya. Sehari-harian ia mengangkat tangannya, berdoa kepada Tuhan. Ketika tangannya tetap terangkat, Israel memukul mundur musuhnya, tetapi ketika tangannya turun maka pasukan Israel terpukul mundur. Dalam hal berdoa pun, Musa membutuhkan dukungan orang lain. Karena itu, Harun dan Hur bertindak menopang Musa sehingga tangan Musa tidak bergerak; tetap terangkat sampai matahari terbenam, kemenangan pun dapat diraih oleh bangsa Israel. Karena itu, benar apa yang dikatakan Tuhan Yesus dalam Mat. 18:19: "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh BapaKU yang di sorga".

Saudaraku.......
Hidup yang berbahagia atau hidup yang berkemenangan adalah dalambaan kita semua. Usaha dan doa itu  memang kuncinya, tetapi lebih bijaksana dan lebih berkenan kepada Allah jika usaha dan doa itu dilakukan atau ditopang dalam kebersama-samaan. Tuhan Yesus berdoa supaya semua menjadi satu. Tuhan Yesus berharap agar semua bersehati. Dalam kesatuan dan kesehatian, terbangunlah kerukunan; dan bila hal ini menjadi warna hidup sebuah komunitas maka kesanalah Tuhan memerintahkan berkat kehidupan untuk selama-lamanya (Mzm. 133).

Selamat menjalani hidup bersesama. Tuhan Yesus memberkati.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love