Laman

Tuesday, March 3, 2015

Mencari Nilai Yang Baik Dalam Setiap Pencobaan

Bahan Renungan Untuk Ibadah Rumah Tangga
Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Mulai Tgl. 2 - 7 Maret 2015 (Minggu Sengsara III)(Catatan: Mohon, renungan ini dikembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing keluarga)


Bacaan Alkitab : Markus 8 : 31 - 38

Tidak ada seorang pun yang menghendaki hidupnya jatuh dalam pencobaan. Semua orang berharap agar jalan kehidupannya tetap aman dan jauh dari segala permasalahan. Tapi persoalannya adalah; apakah ada realita hidup yang setril dari segala masalah? Tidakkah setiap orang (tanpa terkecuali), jalan hidupnya selalu ada di bawah bayang-bayang masalah? Tidakkah Tuhan Yesus sendiri sadar bahwa masalah (atau pencobaan) akan selalu ada? Bahkan masalah itu semakin rumit pada saat dunia mengetahui identitas kita sebagai murid Tuhan? Tidakkah ini yang Tuhan Yesus gambarkan saat IA berkata: "Sama seperti dunia membenci Aku, demikianlah dunia juga akan membenci kamu". Dan lanjut IA mengatakan: "AKU mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala"

Yang menjadi perenungan kita sekarang ialah: bagaimana sikap batin kita dalam menghadapi setiap masalah? Adakah kita tetap berdiri tegar dan melihat setiap permasalah itu sebagai pilihan Tuhan untuk membentuk karakter iman kita menjadi iman yang tangguh, ataukah justru sebaliknya; kita hanyut terbawa arus permasalah sehingga kehidupan kita diwarnai oleh sungut-sungut dan pada akhirnya mencari kambing hitam lalu mempersalahkan Tuhan?

Saya mempunyai kesan tersendiri terhadap Jenderal Douglas Mc Arthur. Ia adalah seorang panglima tentara sekutu pada masa Perang Dunia II di wilayah Asia-Pasifik. Ia menulis sebuah puisi yang berisi doa dan dipersembahkan kepada puteranya saat berumur 14 tahun. Puisi yang berisi doa tersebut diberi judul :A Father's Prayer". Bunyi puisi yang berisi doa tersebut adalah sebagai berikut:

Tuhan.....
Bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat untuk mengetahui kelemahannya.
Dan, berani menghadapi dirinya sendiri saat dalam ketakutan.
Manusia yang sabar dan tabah dalam kekalahan.
Tetap jujur dan rendah hati dalam kemenangan.

Bentuklah puteraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya,
dan tidak tenggelam dalam angan-angan saja.
Seorang putera yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan.

Tuhanku....
Aku mohon.....
Janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak.
Namun tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan.
Biarkanlah puteraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai,
dan senantiasa belajar untuk mengasihi mereka yang tidak berdaya.

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi,
sanggup memimpin dirinya sendiri,
sebelum mempunyai kesempatan untuk memimpin orang lain.

Berikanlah hamba seorang putera,
yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka.
Putera yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah,
namun tak pernah melupakan masa lampau.

Dan setelah semua menjadi miliknya,
berikan dia cukup rasa humor,
sehingga ia dapat bersikap sungguh-sungguh namun tetap mampu menikmati hidupnya.

Tuhanku.....
Berilah ia kerendahan hati....
agar ia ingat akan kesederhanaan dan keagungan yang hakiki...

pada sumber kearifan, kelembutan dan kekuatan yang sempurna.....

Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud,
hamba, ayahnya, dengan berani berkata "hidupku tidak sia-sia".
Douglas Mc Arthur sadar bahwa untuk menggapai hidup yang sempurna tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ada harga yang harus dibayar, yakni PERJUANGAN walau hal itu penuh dengan penderitaan.

Kisah dalam Mark 8:31-38 sesungguhnya sarat dengan makna. Dan jujur harus kita akui bahwa banyak di antara anak-anak Tuhan memiliki jalan pikiran yang sama seperti Rasul Petrus. Terkadang kita menarik kesimpulan bahwa mengikuti jalan Tuhan berarti kita akan jauh bahkan setril dari segala tantangan dan persoalan. Melalui kisah ini, kita mau disadarkan bahwa ketika kita memilih untuk mengikuti jalan Tuhan maka kita akan diperhadapkan pada fakta: PENOLAKAN. Jika seseorang tidak memiliki kesiapan untuk menghadapi hal tersebut, maka ia akan bertindak sama seperti Rasul Petrus. Ia tidak mau menerima hal tersebut. Ia hanya mau yang aman-aman saja, yang mudah dan yang instan. Tetapi ketika kenyataan tidak seperti yang ia pikirkan; tidakkah nampak dengan jelas bahwa ia memarahi Tuhan. Ia menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Ya...Petrus memarahi Yesus. Petrus merasa diri lebih hebat dari Sang Guru, ia merasa diri lebih berkuasa sehingga mau mengatur Tuhan menurut jalan pikirannya.

Bukankah sikap seperti ini sering mewarnai kehidupan kita. Ketika jalan aman, kita berkata : Puji Tuhan! Haleluyah......sungguh Tuhan itu baik!Bagi saya, tidaklah salah mengucapkan kata itu.

Tetapi persoalannya akan terbalik ketika keadaan menjadi runyam. Tidak jarang di antara anak-anak Tuhan yang menggerutu: mengapa aku harus begini; apa sih kesalahan yang sudah saya lakukan sehingga saya harus mengalami hal ini? Mengapa Engkau memperlakukan aku seperti ini, Tuhan! Minggu-minggu sengsara, mau mengajak kita untuk mencari nilai-nilai hidup yang baik di balik setiap permasalahan yang kita hadapi. Jikalau kaki kita berjejak di tanah yang penuh dengan onak dan duri, janganlah kita menggerutu lalu mempersalahkan keadaan; bahkan karena keadaan itu membuat kita enggan untuk melangkah. Onak dan duri akan selalu ada di tiap jalan kehidupan, dan hal itu dimaksudkan agar kita mau belajar untuk berhati-hati dalam melangkah agar tidak satu pun onak dan duri menancap di telapak kaki kita. Jika seseorang mau mengalami kemenangan yang besar, maka ia harus berani menghadapi realita tersebut. Memang tidak mudah, semudah yang kita pikirkan. Hanya kesetiaan, ketekunan dan kesabaran akan memuat kita melewati setiap permasalahan yang ada.

Jalan Tuhan memang adalah jalan derita, tapi ingatlah bahwa jalan itu bukanlah jalan menuju kehancuran. Jikalau kita mau berjalan dengan Dia dalam penderitaan maka sebagai mana Dia menang, demikianlah juga kita akan mengalami kemenangan. Tetapi jikalau kita enggan untuk mengikuti jalan Tuhan lalu memilih jalan kita sendiri, maka ketahuilah akan hal ini: kehancuran sedang ada di depan mata anda. Tuhan akan menghardik kita: "Enyahlah iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia".

Karena itu, berusahalah mencari nilai-nilai yang baik di setiap permasalahan anda; jangan mengeluh ataupun menggerutu bahkan mencari kambing hitam lalu mempersalahkan Tuhan. Sebab hal tersebut tidak akan membawa keuntungan bagimu, justru sebaliknya membawa anda ke jurang kehancuran
. Tetapi jika anda tetap tegar dan terus melangkah dalam iman, maka Tuhan akan memberi kemenangan kepada anda.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love