Laman

Friday, November 17, 2017

Sein Zum Tode

Sebuah Refleksi Pribadi
"Sadarilah Realita Anda"

Bacaan Alkitab: Mazmur 90 : 1 - 17.
(Masale, 18 November 2017 - Pdt. Joni Delima)

Shabbath Shalom bagimu.
Semoga hari ini hidup anda diberkati.

Saudaraku...
Saya hanya mau mengulang bahkan mengembangkan goresan saya tgl. 22 September 2016 di Group Sang Pencari Penyejuk Jiwa (SPP-J). Hal ini bagi saya sangat penting dalam rangka persiapan seminggu ke depan ketika kita memasuki Akhir Tahun Kalender Gerejawi (tgl. 26 November) dan kesiapan batin untuk memasuki Minggu Advent I (tgl. 3 Desember). Saya katakan: "Sangat Penting", karena terkadang, rutinitas telah menyita waktu kita sehingga hal-hal yang berhubungan dengan SPIRITUALITAS itu terabaikan, ataukah kita beri perhatian namun sebatas FORMALISME RITUAL semata. Ya...karena orang lain melakukannya, maka rasanya ganjil jika saya tidak melakukannya juga. Ini yang disebut: "FORMALISME".

Saudaraku...
Tema yang saya pilih adalah sebuah ungkapan dari seorang filsuf berkebangsaan Jerman, yang bernama: Martin Heidegger. Sein Zum Tode mengandung arti: "Hidup manusia terarah ke maut". Hal ini sesungguhnya menjadi awasan atau warning bagi anda dan saya bahwa tidak ada yang kekal dan vital pada diri manusia. Pada akhirnya semua akan menuju pada titik akhir, yakni: MAUT.

Memang saya sendiri sadari bahwa keinginan untuk tetap bertahan hidup adalah naluri dasar setiap individu. Untuk hal inilah, Charles Darwin mengajarkan tentang "Survival of Life" dan untuk tetap bertahan hidup maka Thomas Hobbes memberi jalan keluar: "Homo Homini Lupus". Tetapi sekuat apapun ketahanan tubuh anda dan sehebat apapun kuasa yang ada dalam genggaman anda untuk memproteksi diri anda dari segala bahaya yang dapat menghancurkan diri anda; pada akhirnya MAUT tak dapat dihindari.

Tetapi untuk menjadi bijaksana dalam mensikapi realita kefanaan anda, maka saya mau mengatakan hal ini:
Jangan lupakan ungkapan Sein Zum Tode, namun jangan juga hal itu menjadi momok yang menghadirkan ketakutan besar dalam hidup anda secara terus menerus. Beranilah berdiri untuk berkata: "hidup ini hanya sementara namun hidup kesementaraan harus mengandung makna". Memang anda tidak akan pernah tahu sama sekali kapan dan bilamana suara Tuhan datang menyapa anda: "Kembali hai anak-anak Adam, kembalilah ke kefanaanmu". Ketika suara itu datang menyapa, anda tak dapat berkata: "Tunggu dulu, aku belum siap". Karenanya, sebelum hal itu tiba, maka waktu yang ada, adalah waktu yang Tuhan beri untuk PEMAKNAAN HIDUP. Jadi, untuk hal yang anda tidak tahu dengan waktu yang anda nikmati sekarang, itulah MASA SELA untuk "Mencari, Menemukan dan Membagikan" kehidupan sebelum PINTU HIDUP TERTUTUP bagi anda dan PINTU MAUT TERBUKA menyambut anda. MASA SELA sifatnya seperti MIMPI, datang dan berlalunya BURU-BURU, seperti pergantian JAGA MALAM.

Saudaraku...
Saya sangat terkesan dengan sebuah lagu, yang walau pun liriknya sangat singkat namun maknanya sangat dalam. Lagu ini semakin trend dinyanyikan di kalangan anak-anak Tuhan, dan lagu itu diberi judul: "Hidup Ini Adalah Kesempatan". Liriknya demikian:

Hidup ini adalah kesempatan,
Hidup ini untuk melayani Tuhan.
Jangan sia-siakan apa yang Tuhan bri,
Hidup ini harus jadi berkat.

Oh Tuhan pakailah hidupku,
Selagi aku masih kuat.
Bila saatnya nanti kutak berdaya lagi,
Hidup ini sudah jadi berkat.

Dengan demikian....
Sadar dirilah sebelum maut terbahak-bahak menyambut kedatanganmu yang sama sekali anda tidak akan mampu memberontak untuk melawan dan menolaknya. Kesadaran yang akan membawa anda untuk membaktikan hidup pada perkara-perkara kebajikan sebelum pintu untuk berbuat hal tersebut ditutup. Dan inilah yang akan menjadi kebanggaan bagi saya pada diri anda, yakni: "Jika anda berani mengambil resiko untuk tetap berbuat baik walau hal itu mengharuskan anda menempuh jalan penderitaan; dibandingkan anda berani untuk mengakhiri hidup untuk menghindarkan diri dari beban hidup".

Ingat: Sein Zum Tode
.
Bukankah ini yang dimaksudkan dalam 1 Petrus 4:7-8, 19... "Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu, kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. Tetapi yang terutama: Kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa...Karena itu, baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia".

Selamat melakukan pemaknaan hidup.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkati.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love