Khotbah Untuk Ibadah Raya Hari Minggu
Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Minggu - 1 Nopember 2015
Bacaan Bacaan Khotbah : Yesaya 25 : 6 - 9
Di kalangan umat Israel, Yesaya dipandang sebagai nabi yang terbesar di antara nabi-nabi Perjanjian Lama. Ia disebut "burung rajawali di antara para nabi". Gaya bahasanya sangat lugas di mana ia tidak merasa canggung untuk menelanjangi dosa para pemimpin yang telah memberi andil besar kepada umat untuk melakukan dosa yang sama. Di samping itu, bahasanya juga polos sehingga dapat di mengerti oleh semua golongan.
Tetapi bukan hanya bahasanya yang lugas dan polos, tetapi lebih dari pada itu wawasan pemikiran teologianya bersifat universal. Yesaya tampil dengan konsep yang baru, di mana ia menentang kemapanan kehidupan beragama bangsa Israel yang hanya melihat diri mereka sebagai pewaris tunggal janji keselamatan, sehingga bangsa-bangsa lain dipandang kafir, yang kelak akan dihukum dan dibinasakan oleh Allah. Dengan demikian, Yesaya membuka mata umat bahwa keselamatan itu memang pertama-tama ditujukan kepada anak-anak Israel, tetapi pada akhirnya keselamatan yang sama akan menjangkau semua bangsa dan menjadi milik semua orang. Allah bukan hanya untuk bangsa Israel, tetapi Ia juga menjadi Allah bagi bangsa-bangsa lain.
Perikop bacaan kita termasuk dalam bagian I (psl. 1 s.d psl. 39). Intisari dari kitab Yesaya bagian I ini adalah kabar buruk tentang akan datangnya penghukuman karena bangsa Israel telah berlaku tidak setia terhadap segala hukum dan ketetapan-ketetapan Allah karena menyembah dan mempersembahkan korban kepada ilah lain. Penghukuman itu akan datang sebab mereka telah mendukakan hati Tuhan. Dan cara Tuhan menghukum Israel yakni menggerakkan hati bangsa-bangsa lain untuk menghancurkan Israel, baik yang ada di Utara maupun yang ada di Selatan.
Sekali pun demikian, Allah akan tetap berbaik hati dan mengurungkan niatNya jika bangsa itu berbalik kepada Allah dan bertobat. Karena itu, kita hanya dapat memahami makna yang terkandung dalam bacaan ini jika kita membuka 2 Raja-raja 20:1-11 yang merupakan konteks dari Yesaya 25:6-9.
Ketika Asyur menaklukkan Kerajaan Israel Utara, timbullah ketakutan dan kegentaran di antara umat Israel di Kerajaan Israel Selatan. Terlebih ketika Raja Sanherib dari Asyur bergerak ke selatan dan mengepung kota Yerusalem. Supaya Yerusalem terluput dari kehancuran sama seperti yang terjadi di Utara, maka Hizkia, Raja Yehuda (Israel Selatan) membayar upeti kepada Asyur 300 talenta perak dan tiga puluh talenta emas; dan Hizkia mengambil segala perak yang terdapat dalam Rumah Tuhan dan dalam perbendaharaan istana raja serta mengerat emas dari pintu-pintu yang ada di Bait Allah (2 Raja-raja 18:13-16). Apa yang dilakukan oleh Hizkia sangat mahal dan yang ia harus terima adalah hukuman. Sebab secara tidak langsung, ia telah menjual kehormatan Israel dan menginjak-injak kekudusan Allah.
Saudara tahu, 1 talenta sama nilainya dengan 3000 syikal atau kurang lebih 34 kg. Itu berarti, Hizkia membayar rasa aman yang semu sebesar 10.200 kg perak (=10,2 ton) dan 1.020 kg emas (=1,02 ton) atau 1.020.000 gram. Dan jika dinilai dalam nilai uang, 1 talenta sama dengan 6.000 dinar dan 1 dinar sama dengan 1 hari upah pekerja harian (Mat. 20:2). Jika kita menghitung nilai perak saja, berapa Milyar jumlah yang harus diserahkan Hizkia kepada raja Asyur jika upah pekerja harian sekarang yang kita pakai sebagai ukuran? Katakanlah upah pekerja harian yang terendah sekarang adalah Rp. 100.000,-/hari, maka kita dapat berhitung sekarang: 300 x 6.000 x Rp. 75.000 = Rp. 180 M. Itu baru perak, belum emas yang nilainya bisa sekian kali lipat dari nilai perak. Dan dapat anda bayangkan jika harga 1 gram emas sekarang adalah Rp. 500.000, maka berapa Milyar yang harus Hizkia setor sebagai upeti kepada raja Asyur. Mari kita jumlahkan: 1.020.000 gram x Rp. 500.000 = Rp. 510 M. Jadi jumlah seluruhnya adalah Rp. 690 M. Jika sekian tahun ia harus membayar upeti ke Asyur dengan jumlah yang demikian, maka berapa emas dan perak yang akan hilang dari perbendaharaan Bait Allah. Wow....sebuah jumlah yang sangat fantastis, bukan?
Itulah sebabnya, Allah menghukum Hizkia sehingga ia jatuh sakit dan Allah mengutus nabi Yesaya untuk menyampaikan bahwa hidupnya tinggal sehari. Mendengar akan hal itu, Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding; atau tepatnya, ia membalikkan tubuhnya menghadap ke dinding. Ia berdoa dengan deraian airmata. Hizkia menyadari akan kesalahannya dan ia memohon belas kasihan Tuhan.
Coba saudara-saudara perhatikan: Hizkia berdoa dengan muka mengarah ke dinding sambil airmatanya bercucuran. Ini adalah sebuah tindakan yang sarat dengan makna sesungguhnya "MENGAKUI DOSA & BERTOBAT". Hal yang sama kita temukan dalam Perjanjian Baru, ketika 2 orang masuk ke dalam Bait Allah dan berdoa, yang seorang adalah Farisi dan yang seorang adalah Pemungut Cukai (Lukas 18:9-14). Orang Farisi itu masuk dengan menepuk dada dan menengadah ke langit sambil berkata: "Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak sama dengan orang lain, aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku". Tetapi Pemungut Cukai itu berdiri jauh-jauh, ia takut mendekat ke altar, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, mukanya tertunduk lesu dan ia memukul-mukul dirinya. Ia berkata: "ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini".
Hizkia sama seperti Pemungut Cukai itu. Ia sadar akan dosanya, ia tidak berani menengadah ke langit, memangdang kekudusan dan kekuasaan Tuhan karena ia tahu bahwa ia sudah melakukan pelanggaran besar, hatinya hancur karena rasa bersalah; ia menangis, ia berkata: "Ah Tuhan, ingatlah kiranya". Sebuah ucapan yang hampir sama, terdengar dari mulut seorang penyamun yang tersalib bersama dengan Yesus: "Yesus, ingatlah akan aku... (Luk. 23:42)".
Saudaraku
Jika sedemikian Hizkia menyesali kesalahannya, dengan doa dan deraian air mata sehingga hati Tuhan tergerak oleh belas kasihan dan menyelematkan hidupnya; maka hal yang sama akan berlaku bagi saudara dan saya. Ketika kita sadar akan segala dosa-dosa kita dan kita menyesalinya lalu bertobat, maka Tuhan tidak akan membiarkan airmata kita tertumpah dengan percuma. Tuhan akan menampung airmata kita dalam kirbatNya, dan Ia akan menghapus yang masih tersisa. Saat kita bertindak seperti Hizkia, seperti Pemungut Cukai bahkan seperti Seorang Penyamun yang tersalib bersama Yesus; maka seketika itu juga Tuhan akan melupakan hitam pekatnya hidup masa lalu kita. Ia tidak mau mengingat-ingat akan hal itu lagi. Ia mau melakukan pesta besar sama seperti saat anak yang hilang kembali ke rumah bapanya. Bapa itu berkata: "lekaslah, bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Ambillah anak lembuh tambun, sembelilah, dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali (Luk. 15:22-24)". Demikianlah akan terjadi pesta besar di sorga, ketika seorang sadar akan dosanya dan bertobat.
Saudaraku...
Saya mau mengingatkan sidang jemaat, bahwa seberat dan sebesar apa pun kesalahan dan dosa-dosa yang kita lakukan, dan hal itu mendukakan hati Tuhan; tetapi ketika kita datang kepadaNya dalam kerendahan hati, memohon ampunan untuk semua pelanggaran yang ada, maka percayalah; tangan Tuhan terbuka menyambut anda. Tuhan tidak hanya melakukan pemulihan hubungan antara anda dengan diriNya, tetapi Ia juga akan bertindak melembutkan hati semua orang yang bermaksud jahat terhadap anda. Dan ketika hal seperti ini menjadi realita dalam kehidupan, maka kita akan berkata, sungguh benar firman Tuhan: "Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya, dan Tuhan Allah akan menghapuskan airmata dari pada segala muka; dan aib umatNya akan dijauhkanNya dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya. Pada waktu itu orang akan berkata: sesungguhnya inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakanNya".
Tuhan Yesus memberkati......amin
Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Minggu - 1 Nopember 2015
Bacaan Bacaan Khotbah : Yesaya 25 : 6 - 9
Di kalangan umat Israel, Yesaya dipandang sebagai nabi yang terbesar di antara nabi-nabi Perjanjian Lama. Ia disebut "burung rajawali di antara para nabi". Gaya bahasanya sangat lugas di mana ia tidak merasa canggung untuk menelanjangi dosa para pemimpin yang telah memberi andil besar kepada umat untuk melakukan dosa yang sama. Di samping itu, bahasanya juga polos sehingga dapat di mengerti oleh semua golongan.
Tetapi bukan hanya bahasanya yang lugas dan polos, tetapi lebih dari pada itu wawasan pemikiran teologianya bersifat universal. Yesaya tampil dengan konsep yang baru, di mana ia menentang kemapanan kehidupan beragama bangsa Israel yang hanya melihat diri mereka sebagai pewaris tunggal janji keselamatan, sehingga bangsa-bangsa lain dipandang kafir, yang kelak akan dihukum dan dibinasakan oleh Allah. Dengan demikian, Yesaya membuka mata umat bahwa keselamatan itu memang pertama-tama ditujukan kepada anak-anak Israel, tetapi pada akhirnya keselamatan yang sama akan menjangkau semua bangsa dan menjadi milik semua orang. Allah bukan hanya untuk bangsa Israel, tetapi Ia juga menjadi Allah bagi bangsa-bangsa lain.
Perikop bacaan kita termasuk dalam bagian I (psl. 1 s.d psl. 39). Intisari dari kitab Yesaya bagian I ini adalah kabar buruk tentang akan datangnya penghukuman karena bangsa Israel telah berlaku tidak setia terhadap segala hukum dan ketetapan-ketetapan Allah karena menyembah dan mempersembahkan korban kepada ilah lain. Penghukuman itu akan datang sebab mereka telah mendukakan hati Tuhan. Dan cara Tuhan menghukum Israel yakni menggerakkan hati bangsa-bangsa lain untuk menghancurkan Israel, baik yang ada di Utara maupun yang ada di Selatan.
Sekali pun demikian, Allah akan tetap berbaik hati dan mengurungkan niatNya jika bangsa itu berbalik kepada Allah dan bertobat. Karena itu, kita hanya dapat memahami makna yang terkandung dalam bacaan ini jika kita membuka 2 Raja-raja 20:1-11 yang merupakan konteks dari Yesaya 25:6-9.
Ketika Asyur menaklukkan Kerajaan Israel Utara, timbullah ketakutan dan kegentaran di antara umat Israel di Kerajaan Israel Selatan. Terlebih ketika Raja Sanherib dari Asyur bergerak ke selatan dan mengepung kota Yerusalem. Supaya Yerusalem terluput dari kehancuran sama seperti yang terjadi di Utara, maka Hizkia, Raja Yehuda (Israel Selatan) membayar upeti kepada Asyur 300 talenta perak dan tiga puluh talenta emas; dan Hizkia mengambil segala perak yang terdapat dalam Rumah Tuhan dan dalam perbendaharaan istana raja serta mengerat emas dari pintu-pintu yang ada di Bait Allah (2 Raja-raja 18:13-16). Apa yang dilakukan oleh Hizkia sangat mahal dan yang ia harus terima adalah hukuman. Sebab secara tidak langsung, ia telah menjual kehormatan Israel dan menginjak-injak kekudusan Allah.
Saudara tahu, 1 talenta sama nilainya dengan 3000 syikal atau kurang lebih 34 kg. Itu berarti, Hizkia membayar rasa aman yang semu sebesar 10.200 kg perak (=10,2 ton) dan 1.020 kg emas (=1,02 ton) atau 1.020.000 gram. Dan jika dinilai dalam nilai uang, 1 talenta sama dengan 6.000 dinar dan 1 dinar sama dengan 1 hari upah pekerja harian (Mat. 20:2). Jika kita menghitung nilai perak saja, berapa Milyar jumlah yang harus diserahkan Hizkia kepada raja Asyur jika upah pekerja harian sekarang yang kita pakai sebagai ukuran? Katakanlah upah pekerja harian yang terendah sekarang adalah Rp. 100.000,-/hari, maka kita dapat berhitung sekarang: 300 x 6.000 x Rp. 75.000 = Rp. 180 M. Itu baru perak, belum emas yang nilainya bisa sekian kali lipat dari nilai perak. Dan dapat anda bayangkan jika harga 1 gram emas sekarang adalah Rp. 500.000, maka berapa Milyar yang harus Hizkia setor sebagai upeti kepada raja Asyur. Mari kita jumlahkan: 1.020.000 gram x Rp. 500.000 = Rp. 510 M. Jadi jumlah seluruhnya adalah Rp. 690 M. Jika sekian tahun ia harus membayar upeti ke Asyur dengan jumlah yang demikian, maka berapa emas dan perak yang akan hilang dari perbendaharaan Bait Allah. Wow....sebuah jumlah yang sangat fantastis, bukan?
Itulah sebabnya, Allah menghukum Hizkia sehingga ia jatuh sakit dan Allah mengutus nabi Yesaya untuk menyampaikan bahwa hidupnya tinggal sehari. Mendengar akan hal itu, Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding; atau tepatnya, ia membalikkan tubuhnya menghadap ke dinding. Ia berdoa dengan deraian airmata. Hizkia menyadari akan kesalahannya dan ia memohon belas kasihan Tuhan.
Coba saudara-saudara perhatikan: Hizkia berdoa dengan muka mengarah ke dinding sambil airmatanya bercucuran. Ini adalah sebuah tindakan yang sarat dengan makna sesungguhnya "MENGAKUI DOSA & BERTOBAT". Hal yang sama kita temukan dalam Perjanjian Baru, ketika 2 orang masuk ke dalam Bait Allah dan berdoa, yang seorang adalah Farisi dan yang seorang adalah Pemungut Cukai (Lukas 18:9-14). Orang Farisi itu masuk dengan menepuk dada dan menengadah ke langit sambil berkata: "Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak sama dengan orang lain, aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku". Tetapi Pemungut Cukai itu berdiri jauh-jauh, ia takut mendekat ke altar, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, mukanya tertunduk lesu dan ia memukul-mukul dirinya. Ia berkata: "ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini".
Hizkia sama seperti Pemungut Cukai itu. Ia sadar akan dosanya, ia tidak berani menengadah ke langit, memangdang kekudusan dan kekuasaan Tuhan karena ia tahu bahwa ia sudah melakukan pelanggaran besar, hatinya hancur karena rasa bersalah; ia menangis, ia berkata: "Ah Tuhan, ingatlah kiranya". Sebuah ucapan yang hampir sama, terdengar dari mulut seorang penyamun yang tersalib bersama dengan Yesus: "Yesus, ingatlah akan aku... (Luk. 23:42)".
Saudaraku
Jika sedemikian Hizkia menyesali kesalahannya, dengan doa dan deraian air mata sehingga hati Tuhan tergerak oleh belas kasihan dan menyelematkan hidupnya; maka hal yang sama akan berlaku bagi saudara dan saya. Ketika kita sadar akan segala dosa-dosa kita dan kita menyesalinya lalu bertobat, maka Tuhan tidak akan membiarkan airmata kita tertumpah dengan percuma. Tuhan akan menampung airmata kita dalam kirbatNya, dan Ia akan menghapus yang masih tersisa. Saat kita bertindak seperti Hizkia, seperti Pemungut Cukai bahkan seperti Seorang Penyamun yang tersalib bersama Yesus; maka seketika itu juga Tuhan akan melupakan hitam pekatnya hidup masa lalu kita. Ia tidak mau mengingat-ingat akan hal itu lagi. Ia mau melakukan pesta besar sama seperti saat anak yang hilang kembali ke rumah bapanya. Bapa itu berkata: "lekaslah, bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Ambillah anak lembuh tambun, sembelilah, dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali (Luk. 15:22-24)". Demikianlah akan terjadi pesta besar di sorga, ketika seorang sadar akan dosanya dan bertobat.
Saudaraku...
Saya mau mengingatkan sidang jemaat, bahwa seberat dan sebesar apa pun kesalahan dan dosa-dosa yang kita lakukan, dan hal itu mendukakan hati Tuhan; tetapi ketika kita datang kepadaNya dalam kerendahan hati, memohon ampunan untuk semua pelanggaran yang ada, maka percayalah; tangan Tuhan terbuka menyambut anda. Tuhan tidak hanya melakukan pemulihan hubungan antara anda dengan diriNya, tetapi Ia juga akan bertindak melembutkan hati semua orang yang bermaksud jahat terhadap anda. Dan ketika hal seperti ini menjadi realita dalam kehidupan, maka kita akan berkata, sungguh benar firman Tuhan: "Ia akan meniadakan maut untuk seterusnya, dan Tuhan Allah akan menghapuskan airmata dari pada segala muka; dan aib umatNya akan dijauhkanNya dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya. Pada waktu itu orang akan berkata: sesungguhnya inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakanNya".
Tuhan Yesus memberkati......amin
No comments:
Post a Comment