Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke 129 tanggal 9 Mei 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Roma 11:11-24.
"Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah, janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu (Roma 11:17-18)".
Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
(Salam sejahtera bagimu dalam nama Yesus Sang Mesias).
Semoga hari ini hidup anda diberkati.
Saudaraku...
Saya percaya anda akan setuju dengan pernyataan saya bahwa setiap orang hampir pasti, memiliki kecenderung untuk membanggakan seseorang, -(menyanjung atau memujinya)-, karena yang bersangkutan telah menolongnya dalam mencapai prestasi dalam kehidupannya; entah itu dalam kaitannya dengan jabatan atau kedudukan, sukses dalam usaha atau bisnis, atau berhasil meraih prestasi dalam nilai akademik, dan lain sebagainya. Bisa jadi anda adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mempunyai pengalaman khusus dengan seseorang dan orang tersebut anda puja-puji dalam hidup anda. Katakanlah bahwa anda sedang terpuruk karena bisnis anda gagal. Di saat yang sangat kristis dan anda tidak tahu mau berbuat apa lagi untuk menyelamatkan bisnis anda, tiba-tiba ia datang, dan tanpa anda memohon, ia dengan tulus menolong anda sehingga anda bisa selamat atau sukses membangun bisnis anda kembali. Tentu budi baik dari yang bersangkutan tak akan pernah hilang dari memori anda, bukan? Dan tentunya anda suka menceritakan pengalaman tersebut kepada orang lain. Tetapi anehnya, orang yang memberi pertolongan justru menganggap tidak ada sesuatu yang spesial yang patut dibangga-banggakan dari tindakannya untuk menolong sesamanya. Yang bersangkutan justru iklas melakukannya dan merasa puas karena dia mempunyai kesempatan untuk menolong sesamanya. Dan sebagai seorang hamba Tuhan, saya banyak menjumpai pribadi yang demikian; pribadi yang tulus hati menolong orang lain dan hatinya merasa plong ketika melihat sesamanya dapat tersenyum bahagia.
Saudaraku...
Satu hal yang sangat diharapkan oleh Rasul Paulus dari perikop bacaan hari ini adalah: tak patut kita membangga-banggakan karya manusia. Adalah lebih berhikmat jika melalui pencapaian-pencapaian dalam hidup kita melihat kuasa Tuhan bekerja untuk mendatang yang terbaik bagi setiap orang yang menaruh harap kepadaNya, sehingga pencapaian-pencapai itu membawa setiap anak-anak Tuhan untuk memuji-muji dan mempermuliakan Tuhan. Kepada umat Tuhan yang ada di Jemaat Roma, Paulus berpesan agar mereka tidak menonjolkan diri mereka, baik mereka yang berlatar belakang ke-Yahudi-an maupun mereka yang berlatar belakang non-Yahudi. Tidaklah patut sebagai anak-anak Tuhan untuk mempertontonkan penonjolan diri masing-masing. Yang pasti bahwa baik Yahudi maupun non-Yahudi, semuanya telah hidup dalam ketidak-benaran. Yang satu digambarkan sebagai cabang-cabang yang dipatahkan (Yahudi), sedangkan yang satunya digambarkan sebagai tunas-tunas liar (non-Yahudi).
Namun dicabang-cabang yang dipatahkan inilah (Yahudi) Tuhan mencangkokkan tunas-tunas liar (non-Yahudi) sehingga menghasilkan cabang-cabang yang baru; yakni persekutuan di dalam Kristus sebagai pokoknya. Jadi kemurahan Tuhan tidak hanya diberikan kepada mereka yang berlatar belakang Yahudi, tetapi juga mereka yang non-Yahudi. Ya...semua itu adalah otoritas Allah atau karena inisiatif Allah sendiri, sehingga kedua-duanya mendapat kesempatan untuk terus hidup dalam pohon anugerahNya. Dengan demikian maka patutlah mereka yang sudah seharusnya mati namun mendapatkan kehidupan yang baru untuk bermegah tetapi bukan kepada manusia, melainkan kepada Tuhan yang adalah pribadi yang sudah begitu berjasa dalam memberikan hidup yang baru tersebut.
Karena itu saudaraku...
Janganlah takabur! Jika kita sekarang masih boleh ada, maka hal itu adalah semata karena "ANUGERAHNYA". Jika kita masih boleh kuat untuk memperjuangkan dan mengelolah kehidupan, itupun semata karena "ANUGERAHNYA". Dan jika kita masih boleh diberi kesempatan untuk mengalami pencapaian-pencapaian dalam hidup (kesuksesan atau keberhasilan), itu juga semata-mata karena "ANUGERAHNYA". Karena itu, sekiranya anda berhasil karena ada seseorang yang menolong anda, janganlah anda bermegah karena orang tersebut, tetapi bermegahlah karena Tuhan telah memakai orang tersebut untuk menyatakan kuasa pertolonganNya kepada anda.
Ingatlah bahwa Paulus sendiri tidak mau disanjung atau dipuja-puji. Dia hanyalah bejana tanah liat yang mudah pecah. Dia hanyalah manusia yang rapuh. Tetapi karena perkenaan Tuhan, maka ia dipakai untuk menyatakan kuasa penyelamatanNya kepada bangsa-bangsa, baik kepada mereka yang berlatar belakang Yahudi maupun mereka yang berlatar belakang non-Yahudi. Karena itu, tujuan hidup Paulus hanya tertuju pada satu titik, yakni Kristus dimuliakan baik dalam hidupnya maupun dalam kematiannya. Dan inilah ungkapan indah dari Paulus: "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Flp. 1:21)".
Selamat mempersiapkan diri untuk merayakan peristiwa Kenaikan Kristus ke Sorga.
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Masale, hari ke 129 tanggal 9 Mei 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Roma 11:11-24.
"Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah, janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itu yang menopang kamu (Roma 11:17-18)".
Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
(Salam sejahtera bagimu dalam nama Yesus Sang Mesias).
Semoga hari ini hidup anda diberkati.
Saudaraku...
Saya percaya anda akan setuju dengan pernyataan saya bahwa setiap orang hampir pasti, memiliki kecenderung untuk membanggakan seseorang, -(menyanjung atau memujinya)-, karena yang bersangkutan telah menolongnya dalam mencapai prestasi dalam kehidupannya; entah itu dalam kaitannya dengan jabatan atau kedudukan, sukses dalam usaha atau bisnis, atau berhasil meraih prestasi dalam nilai akademik, dan lain sebagainya. Bisa jadi anda adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mempunyai pengalaman khusus dengan seseorang dan orang tersebut anda puja-puji dalam hidup anda. Katakanlah bahwa anda sedang terpuruk karena bisnis anda gagal. Di saat yang sangat kristis dan anda tidak tahu mau berbuat apa lagi untuk menyelamatkan bisnis anda, tiba-tiba ia datang, dan tanpa anda memohon, ia dengan tulus menolong anda sehingga anda bisa selamat atau sukses membangun bisnis anda kembali. Tentu budi baik dari yang bersangkutan tak akan pernah hilang dari memori anda, bukan? Dan tentunya anda suka menceritakan pengalaman tersebut kepada orang lain. Tetapi anehnya, orang yang memberi pertolongan justru menganggap tidak ada sesuatu yang spesial yang patut dibangga-banggakan dari tindakannya untuk menolong sesamanya. Yang bersangkutan justru iklas melakukannya dan merasa puas karena dia mempunyai kesempatan untuk menolong sesamanya. Dan sebagai seorang hamba Tuhan, saya banyak menjumpai pribadi yang demikian; pribadi yang tulus hati menolong orang lain dan hatinya merasa plong ketika melihat sesamanya dapat tersenyum bahagia.
Saudaraku...
Satu hal yang sangat diharapkan oleh Rasul Paulus dari perikop bacaan hari ini adalah: tak patut kita membangga-banggakan karya manusia. Adalah lebih berhikmat jika melalui pencapaian-pencapaian dalam hidup kita melihat kuasa Tuhan bekerja untuk mendatang yang terbaik bagi setiap orang yang menaruh harap kepadaNya, sehingga pencapaian-pencapai itu membawa setiap anak-anak Tuhan untuk memuji-muji dan mempermuliakan Tuhan. Kepada umat Tuhan yang ada di Jemaat Roma, Paulus berpesan agar mereka tidak menonjolkan diri mereka, baik mereka yang berlatar belakang ke-Yahudi-an maupun mereka yang berlatar belakang non-Yahudi. Tidaklah patut sebagai anak-anak Tuhan untuk mempertontonkan penonjolan diri masing-masing. Yang pasti bahwa baik Yahudi maupun non-Yahudi, semuanya telah hidup dalam ketidak-benaran. Yang satu digambarkan sebagai cabang-cabang yang dipatahkan (Yahudi), sedangkan yang satunya digambarkan sebagai tunas-tunas liar (non-Yahudi).
Namun dicabang-cabang yang dipatahkan inilah (Yahudi) Tuhan mencangkokkan tunas-tunas liar (non-Yahudi) sehingga menghasilkan cabang-cabang yang baru; yakni persekutuan di dalam Kristus sebagai pokoknya. Jadi kemurahan Tuhan tidak hanya diberikan kepada mereka yang berlatar belakang Yahudi, tetapi juga mereka yang non-Yahudi. Ya...semua itu adalah otoritas Allah atau karena inisiatif Allah sendiri, sehingga kedua-duanya mendapat kesempatan untuk terus hidup dalam pohon anugerahNya. Dengan demikian maka patutlah mereka yang sudah seharusnya mati namun mendapatkan kehidupan yang baru untuk bermegah tetapi bukan kepada manusia, melainkan kepada Tuhan yang adalah pribadi yang sudah begitu berjasa dalam memberikan hidup yang baru tersebut.
Karena itu saudaraku...
Janganlah takabur! Jika kita sekarang masih boleh ada, maka hal itu adalah semata karena "ANUGERAHNYA". Jika kita masih boleh kuat untuk memperjuangkan dan mengelolah kehidupan, itupun semata karena "ANUGERAHNYA". Dan jika kita masih boleh diberi kesempatan untuk mengalami pencapaian-pencapaian dalam hidup (kesuksesan atau keberhasilan), itu juga semata-mata karena "ANUGERAHNYA". Karena itu, sekiranya anda berhasil karena ada seseorang yang menolong anda, janganlah anda bermegah karena orang tersebut, tetapi bermegahlah karena Tuhan telah memakai orang tersebut untuk menyatakan kuasa pertolonganNya kepada anda.
Ingatlah bahwa Paulus sendiri tidak mau disanjung atau dipuja-puji. Dia hanyalah bejana tanah liat yang mudah pecah. Dia hanyalah manusia yang rapuh. Tetapi karena perkenaan Tuhan, maka ia dipakai untuk menyatakan kuasa penyelamatanNya kepada bangsa-bangsa, baik kepada mereka yang berlatar belakang Yahudi maupun mereka yang berlatar belakang non-Yahudi. Karena itu, tujuan hidup Paulus hanya tertuju pada satu titik, yakni Kristus dimuliakan baik dalam hidupnya maupun dalam kematiannya. Dan inilah ungkapan indah dari Paulus: "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Flp. 1:21)".
Selamat mempersiapkan diri untuk merayakan peristiwa Kenaikan Kristus ke Sorga.
Tuhan Yesus memberkatimu.
Amin...Amin...Amin...
ReplyDeleteApapun yg membuat kita berhasil baik usaha kita sendiri maupun bantuan org lain, semua itu anugrah dari Tuhan kita Yesus Kristus.
Oleh sebab itu, kita patut bersyukur hanya kepadaNya saja.
Trima kasih atas refleksinya.
TYM .