Laman

Thursday, November 8, 2018

Apakah Aku Penjaga Sesamaku?

Sebuah Refleksi Pribadi.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-313 tanggal 8 November 2018 - Pdt. Joni Delima).

Bacaan Kontemplasi : Kejadian 4:6-9.

Ane' ma'akhal lekha laila tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
Semoga kehidupan anda malam ini tetap diberkati Tuhan.

Sahabatku....
Setuju atau tidak setuju, namun saya mau mengatakan hal ini kepada anda bahwa: "Dosa adalah musuh utama manusia". Dan untuk tidak terjerumus lebih dalam dari akibat dosa itu, maka manusia harus melakukan kebajikan berdasarkan standart Tuhan, bukan kebajikan berdasarkan standart manusia sendiri. Sebab apa yang baik menurut anda, belum tentu hal itu baik di mata Tuhan; tetapi apa yang baik menurut pandangan Allah maka hal itu sudah pasti baik untuk anda. Dan inilah keinginan Tuhan sebagaimana yang dicatat dalam Kej. 4:7.... "Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya".

Tapi faktanya, manusia justru takluk pada dosa, dan akibatnya, dosa telah memporak-porandakan harmoni kehidupan di Taman Tuhan. Suasana yang damai di Taman Eden menjadi kacau-balau akibat dosa. Dosa telah menabur Kematian di Ladang Kedamaian. Tatatan hidup bersama dalam kesehatian tercabik-cabik oleh ke-AKU-an. Rasa "Benar Sendiri" merusak kenikmatan hidup bersesama; di mana sesama menjadi asing bagiku dan karena ia mengusik kesenanganku, maka dia patut untuk disingkirkan.

Sungguh dosa telah menabur benih-benih kebencian di semua lini kehidupan. Kepedulian menjadi sirna sehingga bayang-bayang kematian menjadi sebuah momok dalam interaksi antar pribadi. Dan inilah tragedi kehidupan: "mereka yang tak punya daya, terpuruk dalam ketidak-berdayaan dan tenggelam dalam ketiadaan harapan".

Sahabatku...
Saya hanya mau mengatakan fakta dari siklus kehidupan yang tak dapat anda hindari. Inilah siklus kehidupan yang bagi saya tidak akan pernah terbantahkan:

Ketika anda merasa perkasa, ingatlah bahwa suatu saat, anda akan mengalami keterpurukan dan ketidak-berdayaan dan dalam kondisi yang demikian, anda akan memandang hidup sebagai hal yang sia-sia.

Ketika anda berada di puncak kesuksesan, ingatlah bahwa suatu saat anda akan jatuh telentang dan tak kuasa bangkit lagi, dan pada akhirnya anda akan menyesali semua pencapaian-pencapaian dalam hidup anda.

Ketika anda berada di kursi empuk kekuasaan, maka ada kecenderungan anda memandang orang lain sebagai budak anda untuk mengikuti keinginan anda. Tetapi ingatlah bahwa suatu saat, kursi itu akan dirampas dari anda dan anda akan dipandang hina serta diperlakukan tidak manusiawi oleh orang lain bahkan anda dipandang tidak lebih dari seekor binatang
.

Ketika hati anda merasa senang dan anda tertawa terbahak-bahak, ingatlah bahwa suatu saat, anda akan murung bahkan merontak dan menangis seperti seorang anak kecil yang kehilangan mainannya.

Ketika anda merasa sehat, ingatlah bahwa suatu saat semua akan berakhir dengan kematian dan anda akan menyatu kembali dengan tanah.

Ya...
Dosa akan mengakhiri semuanya, karena upah dosa adalah MAUT (Roma 6:23) dan tidak ada satu pun manusia yang dapat menyelamatkan diri dari akibat yang akan ditimbulkannya. Karena itu sadarlah bahwa anda adalah manusia celaka dan bayang-bayang maut tak dapat anda hindari. Sadarlah bahwa anda membutuhkan tangan yang perkasa untuk menarik anda dari lembah kehancuran, dan tangan itu adalah "Tangan Tuhan" yang begitu kuat dan perkasa untuk menuntun anda melewati bayang-bayang maut itu. Ya...seperti Raja Daud berkata: "Sekali pun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gadaMu dan tongkatMu itulah yang menghibur aku (Mzm. 23:4)".

Inilah yang menjadi kebanggaan saya, bahwa:
"Iman saya adalah iman pada Tuhan Yang Hidup. Seberapa kuatnya godaan dari dosa yang hendak menghancurkan hidup saya, tetapi kuasa Tuhan lebih besar menyambut dan mengangkat saya dari lembah kebinasaan. Yesusku adalah Tuhan Yang Maha Peduli. Ia tidak akan pernah merasa tega untuk melihat hidup saya hancur. Sedikitpun tidak ada perasaan jahat terhadap diri saya sekalipun saya tak layak untuk menerima pengasihanNya. Kuatnya keberpihakan Tuhan terhadap saya, sehingga Tuhan harus membayar harga yang mahal yakni mengorbankan diriNya demi keselamatan saya. Tentu kedahsyatan kasih Tuhan atas diri saya harus saya bayar dengan menyatakan kasih yang sama kepada semua orang tanpa berharap pamrih".

Karena itu, saya mau menegaskan hal ini kepada anda:
"Kasih Tuhan hendaknya melahirkan motivasi yang tulus dan murni dari setiap kata dan tindakan anda untuk berempati dalam membangun hidup bersesama. Jangan lewatkan kesempatan tanpa menabur benih CINTA-KASIH, sebab hanya dengan tindakan itu, dosa ditaklukkan dan maut kehilangan sengatnya. Sebab KASIH menutup banyak sekali DOSA (1 Ptr. 4:8)".

Ingatlah akan apa yang terjadi pada diri KAIN. Kehilangan KASIH membuat dia terbuang dari hadapan Allah. Tetapi jika anda hidup dan menghidupi KASIH, maka KASIH ALLAH menjadi sempurna dalam diri anda.

Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love