Laman

Wednesday, March 13, 2013

Kekuatan Yang Tersembunyi Di Balik Kata "MAAF"

Bacaan Alkitab: Matius 18 : 21 -35
Sebuah Refleksi Pribadi

Seorang ibu lagi emosi terhadap anaknya yang sudah memecahkan guci kesayangannya. Sang anak dengan muka tertunduk dan deraian airmata lalu tersungkur di depan kaki sang ibu sambil berkata: "Mom, aku sudah melakukakukan kesalahan. Maukah engkau memaafkan aku?". Mendengar kata-kata itu, emosi sang ibu seketika itu juga reda, lalu ia memeluk anaknya itu dan mencium keningnya.

Saudaraku.......
Kata "MAAF" adalah satu kata yang dapat menimbulkan mujizat, ia bisa meluluhkan amarah yang meledak-ledak menjadi senyuman dan canda ria. Tapi kenyataannya, satu kata ini sangat sulit diungkapkan dibandingkan mengucapkan kata-kata yang lainnya. Sekalipun ini hanya sebuah kata, tapi pertanyaannya ialah: mengapa kata ini amat sulit untuk diucapkan, padahal di balik kata ini tersimpan kuasa yang begitu besar yang dapat mematahkan kuasa penghancur hidup bersesama? Lebih sulit lagi jika kita beridiri pada pihak yang benar, lalu mau meminta "MAAF" kepada orang yang sudah menorehkan luka batin. Kata orang metropolitan: "sorry-sorry aja man. Seumur hidup, gue nggak maafin dia apalagi gue yang mau minta maaf. Amit-amit, nggak ada itu dalam kamus hidup gue". Tidakkah hal ini sering mewarnai juga sikap hidup kita?

Mengapa kita amat sulit mengucapkan kata: "MAAF"?

Pada umumnya yang sering membuat orang tidak mampu mengucapkan kata ini adalah "kesombongan" dan "perasaan gengsi".
Contoh konkrit.

Karena saya seorang atasan, atau pimpinan.
Adalah sesuatu yang memalukan jika harus meminta maaf kepada bawahan. Seolah-olah meminta maaf akan mengaburkan kredibilitas sebagai seorang atasan, kewibawaan sebagai pimpinan akan hilang. Karena itu, sebesar apa pun kesalahan pimpinan atau atasan, jangan pernah berharap banyak bahwa ia akan meminta maaf kepada anda. Hal ini karena perkara "WIBAWA dan GENGSI" membuat orang menjadi "SOMBONG".

Contoh lain.
Kedudukan sebagai seorang yang dituakan atau karena dia adalah orangtua. Katakanlah seorang ayah sebagai kepala keluarga. Jangankan kesalahan kecil, kesalahan besar yang dilakukan kadang diupayakan untuk mencari kambing hitam. Karena itu isteri atau anak-anak menjadi sasaran kemarahan yang tanpa dasar demi pembenaran diri. Berapa banyak suami yang menjadikan dirinya sebagai THE BIG BOSS dalam rumahnya. Semua anggota keluarga harus tunduk pada perintah atau pun keputusan-keputusan yang ditetapkannya. Jika hal ini terjadi maka sangat sulit untuk mengucapkan kata "MAAF" di hadapan isteri atau anak-anak.
Juga apabila seseorang memiliki kelebihan dari pada orang lain: misalnya, ia lebih kaya atau lebih pintar dari pada saudaranya. 

Justru ketika seseorang tidak mampu untuk mengucapkan kata maaf, maka sesungguhnya ia sedang membangun penjara bagi dirinya sendiri. Menurut sebagian ahli kejiwaan dan juga dokter jiwa, orang yang sulit mengucapkan kata "MAAF" sangat rentan terhadap penyakit kejiwaan: cepat stres dan depresi, dan ketika keadaan seperti ini tidak terkontrol maka akan melemahkan jaringan-jaringan saraf sehingga tubuh mudah terserang berbagai macam penyakit.

Rasul Petrus memberanikan diri bertanya kepada Tuhan Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?. Yesus berkata kepadanya: Bukan! Aku berkata kepadamu, bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali (Mat. 18:21-22)".

Saya mengartikan ucapan Tuhan Yesus seperti ini: Anda harus memberi maaf kepada saudaramu melebihi hari-hari yang ada dalam setahun. Artinya, setiap hari jangan anda lewatkan untuk tidak memberi maaf kepada saudaramu jika memang ia telah melakukan pelanggaran kepadamu dan setiap hari jangan anda lewatkan untuk tidak meminta maaf kepada saudaramu jika anda berbuat sesuatu kesalahan kepadanya.

Rasul Paulus menegaskan akan hal ini: "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa; janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu dan janganlah memberi kesempatan kepada iblis (Ef. 4:26)". Adalah lebih baik untuk memberi maaf daripada anda menyiksa diri dengan amarah yang meledak-ledak. Keputusan ada di tangan anda, apakah anda mau hidup dalam tekanan dan depresi yang terus menerus, ataukah bersedia mengucapkan hanya satu kata: "MAAF".

Perkataan ini sangat mujarab, dan jika anda belum meyakini kuasanya maka mulai sekarang praktekkan dan rasakanlah kuasanya yang dahsyat itu. Ucapkanlah maaf kepada isteri anda atau suami anda, ucapkanlah maaf kepada anak-anak anda, ucapkanlah maaf kepada teman, sahabat atau relasi anda, ucapkanlah maaf kepada bawahan atau buruh anda; maka saksikan perubahan yang terjadi. Tatapan akan berbinar-binar tertuju kepada anda, hari-hari anda akan ditaburi senyuman oleh semua orang yang ada di sekeliling anda, dan lebih dari itu; tataplah ke langit, di sorgapun para malaikat bertepik sorak atas apa yang anda ucapkan. Sebab di dalam kata maaf ada kasih, dan di mana ada kasih maka di situ Allah menghadirkan sorgaNya. Tapi ingat satu hal: "Jangan pernah anda mengumbar kata maaf hanya karena ingin dipuji".

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love