Laman

Tuesday, March 12, 2013

Maukah Kau Memandangku

Kudedikasikan Karya Ini Buat Kakanda:
Pdt. (Emr) Drs. Yan Todingbua Boong

Disarikan dari Buku: "MAUKAH KAU MEMANDANGKU"
Karya: Bambang Untoro


Kulihat dirimu.......
Pucat pasi di bawah matahari
Dari waktu ke waktu tiada henti
Membasuh peluh luruh dari sekujur tubuh
Menahan deraian air-mata...........
Yang menyembul dari dalam jiwa
Tertatih-tatih kau meniti waktu.......
Yang seakan tanpa iba atas dirimu
Hanya luka dan kepedihan; juga duka dan kekecewaan
Serta kehampaan dan kengerian.

Dibrikannya siang dan malam pada dirimu
Semua luka di matamu.............
Pancaran duka dan kepedihan di hatimu
Atas semua kenangan masa lalu; yang tak pernah jenuh datang mengganggu
Juga atas kenyataan..........
Yang sedang asyik mencumbu dirimu

Tawamu.............
Hanyalah tirai dari segala kepedihan; yang hendak kau sembunyikan
Nyanyianmu hanyalah kehampaan
Tarianmu tak lebih kedukaan
Yang juga ingin kau samarkan

Aku lihat dirimu.....
Terseok-seok berusaha melaju
Berusaha mencapai sebuah jarak
Yang selalu terhapus..............
Hanya oleh embusan angin sepoi-sepoi
Atau oleh gerimis rintik-rintik
Saat kau tertunduk lesu.......
Tiada bermakna semua daya yang ada
Juga setiap bentuk segala upaya
Seakan hanya mengejar titik cahaya
Yang lajunya tiada terhampiri
Yang juga tak pernah mau berhenti

Kau tampak kehilangan asa........
Yang tampak dari mata, kaki dan suara
Meniadakan makna kepala dan dada
Bahkan memperdalam semua luka
Yang dengan gembira dan sukarela; membuatmu kian merasa tak berdaya

Kau kini terdiam...........
Berusaha keras mengasihani diri
Dengan jeritan-jeritan di tengah malam
Dengan kemarahan-kemarahan tanpa alasan

Aku sedih melihatmu begitu..........
Begitu kuat namun merasa tak berdaya
Begitu kaya namun merasa tak punya apa-apa
Begitu indah namun merasa buruk rupa
Hanya karena salah mengartikan
Sinar mentari, angin sepoi-sepoi dan gerimis rintik-rintik

Mentari memberimu makna........
Atas tiap jejak kaki yang kau pahat di bebatuan
Sinarnya memberimu terang dan pesona
Dia hanya terus dan terus memberi
Dan tidak mau peduli; dipuji atau dikutuki

Angin sepoi-sepoi...............
Bukanlah embusan badai prahara
Ia hanyalah sebuah keanggunan pergerakan
Yang menyamarkan tajam sinar mentari
Yang memberimu kekuatan dan penghiburan
Dan membawakanmu kegembiraan serta harapan

Gerimis rintik-rintik............
Bukanlah hujan deras awal banjir bah
Yang dibuatNya untuk membuatmu binasa
Mengapa engkau takut.........
Atas keindahan karuniaNya, dan didikan kebijaksanaanNya
Barankali saja, semua akan jadi jauh berbeda
Jika kau tak anggap sepi diriku
Yang senantiasa bersamamu setiap waktu
Yang juga ingin kau pandang
Agar jiwamu menjadi lebih tenang

Aku adalah rasa keindahanmu........
Dan merupakan pancaran kasih Ilahi
Agar senantiasa bersamamu
Mengajakmu untuk berusaha berhitung
Kasih yang telah diberikanNya kepadamu
Tiada henti dari waktu ke waktu
Akulah yang mengajakmu mengagumi keindahan tiap-tiap warna pelangi
Yang tersusun begitu indah dan pasti
Satukan gerimis dan sinar mentari, dalam harmoni tak tertandingi
Dalam kemilau tak tersaingi
Akulah yang mengajakmu terpesona atas kemurnian
Keindahan anak rusa yang sedang berjalan di savana
Demikian indah penuh keanggunan, demikian polos penuh kemurnian
Demikian damai penuh kepastian, juga gembira penuh harapan

Aku akan memberitahumu...................
Atas semua pesona dan keindahanmu
Hingga kau akan bersyukur kepadaNya, atas segala yang telah ada
Juga malu berkeluh-kesah, dan tak ingin mengasihani diri lagi
Matahari adalah kegemaranku
Panasnya hasratku
Kan kunikmati setiap pancaran sinarnya
Kan kuterima teriknya dengan gembira

Karena aku tahu..............
Dia memang untukku, saat malam pun diciptakanNya buatku
Agar pesona rembulan menjadi gairahku
Yang memudarkan lolongan panjang serigala
Serta bekunya tiupan angin laut
Dan membuatku tetap berharap, akan datangnya hari yang baru untukku
Betapa lama aku menunggu sentuhanmu
Apakah kau tak merasakan kerinduanku?
Mungkinkah kau tak tahu keberadaanku?
Sehingga kau tak merasa mengabaikanku?
Maka dengarlah aku bertanya..............
Maukah kau memandangku?
Dan selalu..........
Maukah kau memandangku?

(Dipersembahkan sebagai tanda syukur atas selesainya Ibadah Emeritasi)

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love