Refleksi Batin Memasuki Minggu Sengsara I
Apakah tempat tertinggi yang dirindukan manusia?.
Jawabnya: itu adalah SORGA!
Sorga bukanlah soal nanti, tetapi juga soal hidup sekarang.
Tapi bilamanakah Sorga itu jadi realita kekinian?.
Jawabnya ialah:
1). Jika engkau sadar bahwa dirimu hanyalah setitik embun yang seketika sirna di bawah teriknya matahari. Saat itulah sorga hanya selangkah dari padamu, karena engkau akan berkata: Tuhan! Tolonglah aku yang lemah dan yang tak berdaya ini. Sekali pun hidupku hanya sebatas embun di pagi hari, namun di tanganMu hari-hariku akan berarti dan mulia jika aku dapat memberi kesejukan bagi batin yang kering dan kehilangan asa.
2). Jika engkau sadar bahwa dirimu hanyalah debu yang tiada memiliki arti selain diterbangkan angin lalu hilang dan lenyap. Saat itulah sorga hanya selangkah dari padamu, karena engkau akan berkata: Tuhan! Bentuklah aku seturut kehendakMu, sebab aku hanyalah tanah di tangan Sang Penjunan dan mampukan diriku jadi semangat bagi mereka yang hidup dalam keterpurukan.
3). Jika engkau sadar bahwa dirimu hanyalah seonggok sampah yang tiada berarti. Saat itulah sorga hanya selangkah dari padamu, sebab engkau akan berkata: Tuhan! Dosa telah mengotori hidupku, karena itu tolonglah aku untuk belajar hidup suci menuruti segala ketetapanMu sehingga aku dapat menjadi teladan benar di tengah-tengah kesesatan dan kebejatan hidup.
4). Jika engkau sadar bahwa dirimu hanyalah ranting yang kering dan siap untuk dikerat lalu dicampakkan ke dalam api. Saat itulah sorga hanya selangkah dari padamu, sebab engkau akan berkata: Tuhan! Kasihanilah aku, dan berilah kesempatan bagiku untuk belajar lebih tekun lagi apa artinya menyatu dengan Engkau sehingga hidupku diubah jagi ranting yang terus bertunas dan menghasilkan buah kebajikan untuk sesama.
5). Jika engkau sadar bahwa dirimu tidak lebih dari kuburan yang bagian luarnya putih bersih namun bagian dalamnya penuh dengan kebusukan dan kekotoran. Saat itulah sorga hanya selangkah dari padamu, sebab engkau akan berkata: Tuhan! Pulihkanlah hidupku dan buatlah aku mengerti bahwa kesucian hidup terpancar dari tindakan untuk berbagi kasih dengan orang lain sekali pun orang itu menyusahkan hidupku.
6). Jika engkau sadar bahwa dirimu adalah sebuah bangunan yang tak berpintu. Saat itu sorga hanya selangkah dari padamu, sebab engkau akan berkata: Tuhan! Engkaulah satu-satunya pintu yang terbuka untuk keterisoliranku. Jadilah pintu bagi bangunan tubuhku agar aku dapat keluar dari egoku dan masuk ke dalam hidupMu, sehingga bukan lagi aku yang ada di dalam diriku tetapi Kristuslah yang ada di dalam aku.
7). Jika engkau sadar bahwa keselamatan bukanlah upah dari kebaikan dirimu. Saat itu sorga hanya selangkah dari padamu, sebab engkau akan berkata: Tuhan! Pada diriku tak ada yang bernilai untuk membayar anugerah keselamatan yang Engkau kerjakan bagiku melalui pengorbanan Yesus. Karena itu, berilah hati yang bijaksana untuk menjadi serupa PutraMu dengan memberikan seluruh hidupku lebih bermakna bagi sesama tanpa berharap pamrih.
Sungguh SORGA itu ada, dan untuk masuk ke sana maka kuncinya adalah PERTOBATAN.
(Sebuah perenungan batin yang kupersembahkan secara khusus buat seluruh anggota Gereja Toraja Jemaat Palangkaraya yang dengan penuh ketulusan dan sukacita menjadi Tuan dan Nyonya Rumah bagi pelaksanaan Pertemuan Keluarga Pendeta. Salam hangat dari Samarinda - Pdt. Joni Delima)
Apakah tempat tertinggi yang dirindukan manusia?.
Jawabnya: itu adalah SORGA!
Sorga bukanlah soal nanti, tetapi juga soal hidup sekarang.
Tapi bilamanakah Sorga itu jadi realita kekinian?.
Jawabnya ialah:
1). Jika engkau sadar bahwa dirimu hanyalah setitik embun yang seketika sirna di bawah teriknya matahari. Saat itulah sorga hanya selangkah dari padamu, karena engkau akan berkata: Tuhan! Tolonglah aku yang lemah dan yang tak berdaya ini. Sekali pun hidupku hanya sebatas embun di pagi hari, namun di tanganMu hari-hariku akan berarti dan mulia jika aku dapat memberi kesejukan bagi batin yang kering dan kehilangan asa.
2). Jika engkau sadar bahwa dirimu hanyalah debu yang tiada memiliki arti selain diterbangkan angin lalu hilang dan lenyap. Saat itulah sorga hanya selangkah dari padamu, karena engkau akan berkata: Tuhan! Bentuklah aku seturut kehendakMu, sebab aku hanyalah tanah di tangan Sang Penjunan dan mampukan diriku jadi semangat bagi mereka yang hidup dalam keterpurukan.
3). Jika engkau sadar bahwa dirimu hanyalah seonggok sampah yang tiada berarti. Saat itulah sorga hanya selangkah dari padamu, sebab engkau akan berkata: Tuhan! Dosa telah mengotori hidupku, karena itu tolonglah aku untuk belajar hidup suci menuruti segala ketetapanMu sehingga aku dapat menjadi teladan benar di tengah-tengah kesesatan dan kebejatan hidup.
4). Jika engkau sadar bahwa dirimu hanyalah ranting yang kering dan siap untuk dikerat lalu dicampakkan ke dalam api. Saat itulah sorga hanya selangkah dari padamu, sebab engkau akan berkata: Tuhan! Kasihanilah aku, dan berilah kesempatan bagiku untuk belajar lebih tekun lagi apa artinya menyatu dengan Engkau sehingga hidupku diubah jagi ranting yang terus bertunas dan menghasilkan buah kebajikan untuk sesama.
5). Jika engkau sadar bahwa dirimu tidak lebih dari kuburan yang bagian luarnya putih bersih namun bagian dalamnya penuh dengan kebusukan dan kekotoran. Saat itulah sorga hanya selangkah dari padamu, sebab engkau akan berkata: Tuhan! Pulihkanlah hidupku dan buatlah aku mengerti bahwa kesucian hidup terpancar dari tindakan untuk berbagi kasih dengan orang lain sekali pun orang itu menyusahkan hidupku.
6). Jika engkau sadar bahwa dirimu adalah sebuah bangunan yang tak berpintu. Saat itu sorga hanya selangkah dari padamu, sebab engkau akan berkata: Tuhan! Engkaulah satu-satunya pintu yang terbuka untuk keterisoliranku. Jadilah pintu bagi bangunan tubuhku agar aku dapat keluar dari egoku dan masuk ke dalam hidupMu, sehingga bukan lagi aku yang ada di dalam diriku tetapi Kristuslah yang ada di dalam aku.
7). Jika engkau sadar bahwa keselamatan bukanlah upah dari kebaikan dirimu. Saat itu sorga hanya selangkah dari padamu, sebab engkau akan berkata: Tuhan! Pada diriku tak ada yang bernilai untuk membayar anugerah keselamatan yang Engkau kerjakan bagiku melalui pengorbanan Yesus. Karena itu, berilah hati yang bijaksana untuk menjadi serupa PutraMu dengan memberikan seluruh hidupku lebih bermakna bagi sesama tanpa berharap pamrih.
Sungguh SORGA itu ada, dan untuk masuk ke sana maka kuncinya adalah PERTOBATAN.
(Sebuah perenungan batin yang kupersembahkan secara khusus buat seluruh anggota Gereja Toraja Jemaat Palangkaraya yang dengan penuh ketulusan dan sukacita menjadi Tuan dan Nyonya Rumah bagi pelaksanaan Pertemuan Keluarga Pendeta. Salam hangat dari Samarinda - Pdt. Joni Delima)
No comments:
Post a Comment