Laman

Friday, May 9, 2014

Jangan Mudah Terprovokasi

Sebuah Refleksi Pribadi
Sabtu - 10 Mei 2014

Bacaan : Kisah Para Rasul 19:21-40
Hati-hati! Jangan Mudah Terprovokasi


Sadar atau tidak, saya mau tegaskan bahwa setiap kita sangat rentan menjadi provokator. Terlebih ketika kita sudah merasa mapan dan nyaman dengan keadaan yang ada, maka setiap orang yang berani mengusik kemapanan dan kenyamanan tersebut, maka orang tersebut ("dengan berhalalkan berbagai cara") berusaha disingkirkan. Jalan yang paling mujarab atau jitu untuk menyingkirkan orang adalah memprovokasi orang lain dengan cara menebar FITNAH.

Huru-hara yang terjadi di kota Efesus bermula dari perasaan yang tidak nyaman akan kehadiran Paulus dan rekan-rekannya sebagai pemberita Injil di sana. Paulus dan rekan-rekannya dicap sebagai penghalang kemajuan usaha Demetrius dan karena itu mereka harus disingkirkan. Demetrius mengumpulkan kaum buruh dan memprovokasi mereka bahwa kuil dewi Artemis dihina oleh pengikut Yesus Kristus. Seruan ini membangkitkan fanatisme orang Efesus terhadap dewi Artemis. Sentimen agama dipakai oleh Demetrius untuk mempertahankan kelangsungan usahanya tanpa mau peduli terhadap dampak yang ditimbulkan dari tindakannya itu, karena itu ia mengorbankan orang lain demi ambisinya. Itulah sebabnya, Gayus dan Aristarkus, teman  seperjalanan Paulus dalam memberitakan Injil ditangkap. Dapat anda bayangkan bagaimana keadaan Gayus dan Aristarkhus ketika mereka ada di tengah-tengah massa yang sedang marah dan sudah kehilangan kontrol. Bisa jadi, mereka seperti seorang penjambret yang lagi tertangkap basah lalu dihajar beramai-ramai oleh masyarakat; dipukul, ditendang bahkan diseret-seret.

Saudaraku....
Begitu banyak Demetrius yang masih berkeliling di zaman kita sekarang ini. Mereka sesungguhnya sangat dekat dengan kita bahkan mereka adalah bagian dari hidup kita. Mereka ada di tengah-tengah masyarakat di mana kita berada, bahkan selalu hadir dalam persekutuan anak Tuhan lewat kegiatan ibadah dan pelayanan yang lainnya. Tetapi mereka merasa tidak nyaman jikalau orang lain mengalami damai sejahtera karena pemberitaan Injil. Mereka tidak suka jika orang lain lebih berhasil atau sukses dibandingkan dirinya. Karena itu mereka terus menebar fitnah dan merasa senang jika timbul perselisihan dan pertengkaran di antara anak-anak Tuhan. Karena itu, berhati-hatilah; jangan cepat terprovokasi dengan cerita yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya.

Camkanlah hal ini:
Kita begitu mudah merusak barang berharga yang kita miliki, tetapi sangat sulit bagi kita untuk memperbaikinya jadi baik dan utuh seperti semula. Karena itu, ujilah segala perkara dengan hati yang bijaksana dan jangan mengikuti ukuran perasaan anda.

(Samarinda, 10 Mei 2014 - Pdt. Joni Delima)

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love