Sebuah Refleksi Jiwa
Mengenang 5 Tahun Pelayanan di Jemaat Parepare
Kudedikasikan Untuk 61 Tahun Berdirinya Jemaat Parepare
13 tahun berlalu,, kukenang bahwa aku pernah ada dan berdiri di sini
Kumulai dan kulalui hari-hari pelayananku di sini
Menebar sukacita berselimut canda dan tawa,
teranyam indah di batin kala aku ada di sini
Tiada menampik nestapa berbalutkan airmata,
menoreh jiwa kala aku ada di sini
5 tahun aku pernah ada dan berdiri di sini,
menapak hari dalam cita menanti fajar asa,
merajut rasa bahagia di kerasnya gelombang kehidupan,
karya dan karsa berpadu adzan di sela rintihan batin,
semilir bayu di tepi pantai berbisik kata: semua akan indah pada waktunya
5 tahun kubiarkan diriku dibentuk di sini,
belajar arti kesetiaan di tengah tantangan dan penolakan,
keringat dan airmata jadi guru kesabaran,
mengajak aku tersenyum sambil melantunkan kidung sorgawi,
walau kaki berjejak di jalan yang penuh onak dan duri.
5 tahun di sini kuabdikan hidupku
menantang badai dan gelombang dalam cinta,
walau tubuhku lebur dalam nestapa,
tapi aku tetap yakin bisikan sang murai: badai pasti berlalu
5 tahun di sini Sang Hikmat mengajarku keindahan yang tersimpan di balik awan hitam kehidupan
pekatnya tercerai oleh embusan bayu hingga tertembus sinar sang surya,
di balik rinai, Sang Maha Agung merangkai pelangi,
membentangkan di cakrawala bak titian emas menyentuh kulit bumi,
hingga mata tak berkedip memandang keindahannya,
bagai bidadari yang turun dari khayangan tiada sehelai benang berbalutkan tubuhnya,
dan mulut pun berucap pujian dan duka pun terlupakan
5 tahun di sini Sang Hikmat mengajariku makna hidup di balik kepelbagaian,
menaklukkan keakuan yang terselubung dalam santunnya tutur kata,
senyum yang dipaksakan terbungkus dibalik ayat-ayat suci,
jauh di lubuk tersimpan dendam, karena aku tak sedia melebur bersama yang lain.
Sang Hikmat mengajarku untuk berkata:
Kini saatnya bukan lagi aku yang ada di dalam diriku,
tetapi Dia yang memanggilku, hidup dalam diriku dan berdaulat dalam aku,
hingga aku sadar bahwa aku tidak berbeda dengan yang lain,
menghambakan diri bersama mereka di depan Sang Ilahi,
dan kuajari diriku bercermin pada yang lain,
ternyata aku hanyalah segenggam pasir di hamparan pantai yang luas,
sehingga yang lain jadi guru kehidupan untuk menggapai kesempurnaanku.
5 tahun aku pernah ada dan berdiri di sini,
kulatih diriku untuk mengasihi mereka tanpa beharap pamrih,
kupagari mereka dengan cinta sambil melantunkan kidung Ilahi,
bermimpi tentang sorga yang bertaburkan kenikmatan,
di mana kelak mereka ada di sana walau aku harus terbuang dari sana,
seperti Musa memandang keindahan Negei Impian dari Nebo,
tiada bersedih memandang anak-anak Israel masuk negeri indah yang dijanjikan.
8 tahun sudah berlalu dan aku tidak lagi ada dan berdiri di sini,
namun aku tetap bangga karena pernah aku ada dan berdiri di sini,
kusyukuri rahmat yang membuat aku pernah ada dan berdiri di sini,
suka-duka terjalin jadi pernak-pernik kehidupan yang kurangkai kala aku ada dan berdiri di sini,
kupuji hikmat yang telah menghampakan aku untuk melebur dengan yang lain di sini,
merentas jalan bersama yang bertabur bunga-bunga KASIH,
walau sekarang aku sudah berlalu dan tidak lagi ada di sini,
kenangan itu terpahat abadi hingga maut menjemput hanyatku.(Kami sekeluarga mengucapkan selamat buat semua warga Gereja Toraja Jemaat Parepare, teruslah berjuang bersama, jalin persaudaraan dan persaudarian dalam ketulusan dan keikhlasan. Doa kami: semoga kasih Tuhan tetap menjadi bagian kehidupan hingga kedatangan Sang Pemilik Gereja)
Mengenang 5 Tahun Pelayanan di Jemaat Parepare
Kudedikasikan Untuk 61 Tahun Berdirinya Jemaat Parepare
13 tahun berlalu,, kukenang bahwa aku pernah ada dan berdiri di sini
Kumulai dan kulalui hari-hari pelayananku di sini
Menebar sukacita berselimut canda dan tawa,
teranyam indah di batin kala aku ada di sini
Tiada menampik nestapa berbalutkan airmata,
menoreh jiwa kala aku ada di sini
5 tahun aku pernah ada dan berdiri di sini,
menapak hari dalam cita menanti fajar asa,
merajut rasa bahagia di kerasnya gelombang kehidupan,
karya dan karsa berpadu adzan di sela rintihan batin,
semilir bayu di tepi pantai berbisik kata: semua akan indah pada waktunya
5 tahun kubiarkan diriku dibentuk di sini,
belajar arti kesetiaan di tengah tantangan dan penolakan,
keringat dan airmata jadi guru kesabaran,
mengajak aku tersenyum sambil melantunkan kidung sorgawi,
walau kaki berjejak di jalan yang penuh onak dan duri.
5 tahun di sini kuabdikan hidupku
menantang badai dan gelombang dalam cinta,
walau tubuhku lebur dalam nestapa,
tapi aku tetap yakin bisikan sang murai: badai pasti berlalu
5 tahun di sini Sang Hikmat mengajarku keindahan yang tersimpan di balik awan hitam kehidupan
pekatnya tercerai oleh embusan bayu hingga tertembus sinar sang surya,
di balik rinai, Sang Maha Agung merangkai pelangi,
membentangkan di cakrawala bak titian emas menyentuh kulit bumi,
hingga mata tak berkedip memandang keindahannya,
bagai bidadari yang turun dari khayangan tiada sehelai benang berbalutkan tubuhnya,
dan mulut pun berucap pujian dan duka pun terlupakan
5 tahun di sini Sang Hikmat mengajariku makna hidup di balik kepelbagaian,
menaklukkan keakuan yang terselubung dalam santunnya tutur kata,
senyum yang dipaksakan terbungkus dibalik ayat-ayat suci,
jauh di lubuk tersimpan dendam, karena aku tak sedia melebur bersama yang lain.
Sang Hikmat mengajarku untuk berkata:
Kini saatnya bukan lagi aku yang ada di dalam diriku,
tetapi Dia yang memanggilku, hidup dalam diriku dan berdaulat dalam aku,
hingga aku sadar bahwa aku tidak berbeda dengan yang lain,
menghambakan diri bersama mereka di depan Sang Ilahi,
dan kuajari diriku bercermin pada yang lain,
ternyata aku hanyalah segenggam pasir di hamparan pantai yang luas,
sehingga yang lain jadi guru kehidupan untuk menggapai kesempurnaanku.
5 tahun aku pernah ada dan berdiri di sini,
kulatih diriku untuk mengasihi mereka tanpa beharap pamrih,
kupagari mereka dengan cinta sambil melantunkan kidung Ilahi,
bermimpi tentang sorga yang bertaburkan kenikmatan,
di mana kelak mereka ada di sana walau aku harus terbuang dari sana,
seperti Musa memandang keindahan Negei Impian dari Nebo,
tiada bersedih memandang anak-anak Israel masuk negeri indah yang dijanjikan.
8 tahun sudah berlalu dan aku tidak lagi ada dan berdiri di sini,
namun aku tetap bangga karena pernah aku ada dan berdiri di sini,
kusyukuri rahmat yang membuat aku pernah ada dan berdiri di sini,
suka-duka terjalin jadi pernak-pernik kehidupan yang kurangkai kala aku ada dan berdiri di sini,
kupuji hikmat yang telah menghampakan aku untuk melebur dengan yang lain di sini,
merentas jalan bersama yang bertabur bunga-bunga KASIH,
walau sekarang aku sudah berlalu dan tidak lagi ada di sini,
kenangan itu terpahat abadi hingga maut menjemput hanyatku.(Kami sekeluarga mengucapkan selamat buat semua warga Gereja Toraja Jemaat Parepare, teruslah berjuang bersama, jalin persaudaraan dan persaudarian dalam ketulusan dan keikhlasan. Doa kami: semoga kasih Tuhan tetap menjadi bagian kehidupan hingga kedatangan Sang Pemilik Gereja)
No comments:
Post a Comment