Laman

Monday, August 25, 2014

Dibebaskan Untuk Menjadi Berkat

Bahan Penelaahan Alkitab (PA)
Pengembangan Dari Buku Membangun Jemaat
Untuk Kebaktian/Ibadah Rumah Tangga - Jemaat Samarinda
Rabu, 27 Agustus 2014


Bacaan Alkitab: Keluaran 2 : 1 - 10

Pokok Bahasan:
1). Agar jemaat memahami bahwa Allah telah membebaskan
      umatNya dari jerat dosa/maut
2). Agar jemaat menyadari bahwa pembebasan itu adalah
      anugerah yang diberikan dengan cuma-cuma untuk
      dibagikan kepada yang lainnya dengan cuma-cuma (tanpa berharap pamrih).

I. Pembimbing

Perikop ini adalah salah satu kisah yang tidak asing lagi di telinga kita; sebuah kisah yang sarat dengan makna dan dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi yang baik bagi anak-anak, kaum muda maupun orang dewasa. Memberi motivasi bagi setiap pembacanya, bagaimana mengolah konflik dengan baik tanpa harus kehilangan identitas diri sebagai anak-anak Tuhan.

Kedua orangtua Musa, yakni Amran dan Yokhebed (Kel. 6:20) dicatat sebagai keturunan kaum Lewi, yang hidup dalam masa-masa sulit pasca kematian Yusuf dan orang-orang yang seangkatan dengan dia (Kel.1:6). Kerja rodi adalah hal yang tak dapat dihindari oleh orang-orang Israel yang kini menjadi budak bangsa Mesir. Mereka dipaksa membangun kota-kota perbekalan, yakni: Pitom dan Raamses (Kel. 1:11) sehingga tertutup ruang bagi mereka untuk menghirup udara bebas. Dan satu hal yang sangat sulit diterima oleh orang-orang Yahudi bahkan siapa pun juga yakni tindakan yang diambil oleh Firaun untuk memutuskan mata-rantai keturunan Ibrani asli dengan membunuh setiap anak laki-laki yang lahir dari kalangan Israel. Para bidan telah diperintahkan untuk melaksanakan rencana tersebut, walau ada di antara mereka sendiri yang tidak setuju dengan tindakan ini (Kel. 1:15-17). Tindakan Firaun tidak jauh beda dengan yang dilakukan tentara ISIS, melakukan apa yang disebut dengan istilah "GENOSIDA", yang mengandung arti: sebuah rencana terkoordinasi dengan beragam aksi yang bertujuan untuk menghancurkan landasan dasar kehidupan kelompok masyarakat secara nasional dengan maksud untuk memusnahkan kelompok tersebut.

Kelahiran atau kehadiran seorang anak laki-laki dalam keluarga Amran dan Yokhebed menjadi sebuah pergumulan yang cukup berat bagi keluarga ini. Namun karena mereka adalah keluarga yang beriman, mereka menyambut anak itu sebagai bagian yang tidak boleh dipisahkan dari kehidupan mereka walau mereka harus berada di bawah bayang-bayang kematian. Yokhebed berani mengambil resiko dengan melawan perintah Firaun - 3 bulan lamanya ia menyembunyikan bayi itu. Tindakan Yokhebed ini lahir dari Iman dan Ibrani 11:23 memandangnya sebagai sebuah kebenaran sehingga mereka masuk dalam kategori Saksi-saksi Iman. Dan pada akhirnya ia mengambil keputusan untuk membuang bayi itu ke sungai Nil dengan satu harapan besar; Putri Firaun akan menemukannya dan akan mengangkat dan mengambilnya sebagai anak. Harapan dan doanya terkabul; Putri Firaun menemukan bayi itu, dan karena tergerak hatinya oleh belas kasih, ia pun mengambilnya dan menyambutnya sebagai anaknya sendiri lalu diberi nama "MUSA".

Miryam (kakak Musa) juga memperlihatkan keteladanan yang luar biasa. Ia merelakan atau mengorbankan waktunya untuk bermain dan melakukan kegiatan apa saja sebagai seorang anak perempuan, demi menjaga dan mengawasi sang adik. Dia menjadi pembebas bagi adiknya dengan membawa pulang sang adik kepada ibunya dan sekaligus keluarganya mendapat santunan untuk memelihara bayi itu hingga besar.

Musa memperoleh pendidikan yang terbaik dalam istana Firaun (band.: Kis. 7:22) sebagai persiapan untuk mengemban tugas yang besar di kemudian hari, yakni membebaskan bangsanya dari tangan Firaun. Walau tidak dikisahkan dalam perikop ini bagaimana ia menerima pendidikan dasar di rumah orangtua yang melahirkannya (Amran dan Yokhebed) namun melalui sikapnya yang tidak menyembunyikan identitas sebagai bagian dari bangsa Israel yang diperbudak itu, nampak bahwa Musa telah mendapat pendidikan tentang dasar-dasar iman dengan baik dari kedua orangtuanya. Pendidikan dasar inilah yang mempengaruhi seluruh kehidupannya walau kemudian ia harus dididik dan dibentuk di tengah-tengah istana Firaun sebagai seorang pangeran. Sikap Musa dicatat sebagai tindakan iman dalam Ibrani 11:23-27.

Camkan hal ini:
"Jangan lalaikan pendidikan iman sejak dini pada anak-anak kita, sebab hal tersebut akan membentuk watak dan karakternya sebagai anak Tuhan di kala mereka tumbuh dewasa"
.

II. Pertanyaan Untuk Didiskusikan

1). Percakapkan sikap dan nilai apa saja yang dapat kita pelajaran dan teladani dari
     orangtua Musa dan juga dari Miryam dalam perikop bacaan kita ini?
2). Kita adalah orang-orang yang sudah diselamatkan dan diberi tugas/tanggung jawab
     untuk mewujudkan pembebasan bagi orang lain. Diskusikan peran-peran pembebasan
     apa saja yang dapat kita wujudkan secara konkrit?

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love