Laman

Tuesday, August 19, 2014

KEMERDEKAAN: Hanya Karena Kasih Dan Kemurahan Allah

Bahan Penelaahan Alkitab (PA)
Untuk Kebaktian/Ibadah Rumah Tangga Jemaat Samarinda
Rabu - 20 Agustus 2014

Pengembangan dari Buku Membangun Jemaat Gereja Toraja
Bacaan : Kejadian 45 : 1 - 15

Pokok Bahasan:
1). Agar warga jemaat menghayati bahwa Allah telah memerdekakan
      umatNya dari hukuman dosa
2). Agar jemaat sadar bahwa Allah Maha Pengampun, karena itu kita harus
      saling mengampuni

I. Pembimbing

Inti dari seluruh pengajaran Tuhan Yesus dan menjadi amanat yang mengharuskan para pengikutNya untuk mempraktekkannya adalah "KASIH" (Yoh. 13:34-35) walau musuh sekalipun (Mat. 5:43-48). Dan sesungguhnya, tidak ada alasan bagi kita pengikut Tuhan Yesus untuk tidak mengasihi, karena Allah begitu mengasihi kita sehingga Ia mengorbakan AnakNya  demi pengapunan atas segala dosa-dosa kita. Memang telah menjadi kodrat insani jika kita harus mengasihi orang yang mengasihi kita dan memperhatikan kita, tetapi mengasihi musuh! Hal ini sesungguhnya bertentangan dengan nurani dan dianggap sebuah ketidak-wajaran. Dan saya secara pribadi mau mengatakan bahwa mengasihi musuh itu adalah "Kodrat Ilahi" dan setiap orang yang hidup dan melakukannya maka mereka adalah "anak-anak Allah" (band.: 1 Yoh. 3:1).

Jika kita memperhatikan kehidupan Yusuf melalui perikop bacaan kita hari ini, nyata bahwa Yusuf tidak memendam rasa dendam terhadap saudara-saudaranya yang telah berlaku jahat dan telah menjual Yusuf kepada orang-orang Ismael. walau kenangan yang menyakitkan itu tidak dilupakan Yusuf, tetapi Yusuf tidak mempergunakan kesempatan yang ada sebagai seorang yang memiliki kuasa di Mesir, untuk menghukum saudara-saudaranya Bahkan sedikit pun tak ada rasa benci terhadap mereka. Di mata Yusuf, mereka tetap saudaranya dan harus dikasihi walau mereka sudah melakukan hal yang sangat menyakitkan terhadap Yusuf.

Pembacaan kita mengisahkan bahwa ketika Yusuf memperkenalkan siapa dirinya, seketika itu saudara-saudara Yusuf diliputi rasa takut dan tubuh mereka gemetar. Mereka menyangka bahwa Yusuf akan melampiaskan dendamnya dan menjatuhkan hukuman yang berat kepada mereka. Karena itu, mereka tidak berani untuk mendekat.

Ternyata apa yang mereka pikirkan tidak seperti itu yang dipikirkan oleh Yusuf. Yusuf menilai semua hal yang diperbuat oleh saudara-saudaranya secara positif (positive thinking) dengan mengatakan bahwa: Allahlah yang menyuruhnya ke Mesir mendahului mereka. Allah melakukan semua itu agar hidup mereka tertolong dan keturunan mereka terpelihara. Jadi di balik tindakan buruk yang diterima dari saudara-saudaranya, ada rancangan Tuhan yang terindah bagi Yusuf, bagi keluarganya dan sanak saudaranya. Yusuf dapat mengalahkan perasaan benci dan dendam dengan senjata iman, bahwa Allah tidak pernah merancangkan yang jahat bagi setiap orang yang dikasihiNya dan yang berharap hanya padaNya (band.: Yer. 29:11). Karena itulah maka Yusuf tidak membenci saudara-saudaranya tetapi mengampuni mereka dan mencium mereka satu persatu sebagai bukti dari ketulusan hatinya menerima mereka.

Camkanlah hal ini: Jika setiap kita sungguh menyelami, menghayati dan meresapi kasih Allah yang tidak memperhitungkan segala dosa dan pelanggaran kita sebagai alasan untuk menjatuhkan penghukumanNya (baca: Mzm. 103:8-13), maka sesungguhnya pengampunan dan kasih sayang kepada orang yang sudah bertindak jahat terhadap diri kita pastilah dapat kita wujudkan.

II. Refleksi Diri/Ruang Kesaksian

1). Bagai mana kesan anda setelah membaca kisah Yusuf ini?
2). Ceritakan pengalaman anda yang mungkin mirip dengan kisah Yusuf?
3). Apa komitmen anda ketika anda sadar bahwa anda sungguh dikasihi oleh Allah?
4). Setelah ibadah ini dan anda kembali ke rumah: apa yang pertama-tama anda harus lakukan?

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love