Laman

Monday, February 16, 2015

Berlian Di Balik Lumpur Derita

Disadur dari : Setitik Embun Inspirasi
Penceritaan telah mengalami perbaikan tanpa menghilangkan maknanya
Inspirasi ini adalah sebuah Kisah Nyata
Alkisah!
Adalah seorang bangsawan yang kaya raya, yang tinggal di daerah padang rumput yang luas. Karena hartanya semakin bertambah, khususnya hewan-hewan peliharaannya sehingga ia membutuhkan 2 orang anak muda yang berasal dari keluarga yang miskin untuk dipekerjakan. Lalu ia memilih 2 orang dari sekian banyak anak-anak muda, yang seorang berbadan tinggi dan tegap dengan tubuh yang atletis, kemudian dipekerjakan untuk mengurus kawanan kuda yang masih liar. Sedangkan yang seorang berbadan kecil dan kurus, lalu dipekerjakan untuk mengurus kawanan kambing.

Hari berganti-hari, pemuda yang berbadan tegap dan kekar itu mulai jenuh dan ia merasa cemburu dengan pemuda yang berbadan kurus, yang pekerjaannya lebih ringan dari pada yang dia kerjakan. Pikirnya: "upah sama tapi beban pekerjaan berbeda. Ini tidak adil!".

Pemuda berbadan tegap itu dengan arogannya mendatangi pemuda yang berbadan kurus. Ia membentak sambil berkata: "hai kurus, besok kita bertukar tempat kerja. Aku yang mengurus kambing dan kamu yang menggantikan aku mengurus kuda. Awas kalau tidak mau, dan awas ya...jangan laporkan masalah ini sama tuan. Kalau kamu berani menolak dan berani melapor, maka tahu sendiri akibatnya. Aku habisi badanmu yang kurus ini".

Sore hari, dengan muka murung dan langkah gontai si pemuda kurus kembali ke rumahnya. Sang ibu yang menyambutnya, melihat perubahan di wajah anaknya yang tidak seceria hari-hari kemarin, kemudian bertanya: "Nak, ada apa sehingga mukamu murung seperti ini? Ada masalah apa, coba ceritakan ke ibu, mungkin ibu bisa membantu untuk mencari jalan keluarnya?".

Dengan kasih sayang dan kelembutan, mereka berbincang saat makan malam. Si anak pun menceritakan apa yang terjadi. Dengan bersungut-sungut, si anak menyampaikan isi hatinya: "sungguh ini tidak adil, ibu. Dia mengancam dan memaksa aku untuk mengurus kuda-kuda liar itu. Dia yang berbadan besar memilih mengurus kambing. Badanku kurus dan kecil begini, bagaimana aku bisa mengejar-ngejar kuda yang begitu besar. Aduh ibu....sungguh buruk nasibku. Rasanya aku mau berhenti saja dari pekerjaan itu!".
Sang ibu membiarkan anaknya untuk menghabiskan makanannya. Ia tahu bahwa hati anaknya sungguh galau.
Setelah meja makan dibereskan, mereka kemudian duduk di ruang tamu. Si ibu dengan senyum bijaksana berkata kepada anaknya: "Anakku....semua masalah pasti ada hikmahnya. Syukuri, hadapi dan terima dengan berbesar hati. Tidak usah memusuhi dan membenci temanmu itu. Buktikan bahwa kamu juga bisa melakukan pekerjaan yang berat yang mampu dilakukannya. Ibu percaya, semua kesulitan yang akan kamu hadapi, jika kamu mampu belajar dan bekerja keras, pasti akan membuatmu kuat dan bermanfaat untuk masa depanmu. Ingat hal ini, di balik setiap kesulitan, di sana ada berlian yang tersimpan untukmu. Percayalah!".
Sejak saat itu, dengan susah payah setiap hari bergelut dengan pekerjaan mengurus kuda-kuda yang bertubuh tegap, besar dan masih liar. Dia harus jatuh bangun mengejar kuda-kuda itu. Kadang ia terkena sepakan bahkan pernah terinjak hingga luka parah. Tetapi ia tetap bersabar. Tanpa ia sadari, keahlian dan kemampuannya untuk menguasai serta mengendalikan kuda-kuda yang liar itu semakin membaik dan juga tubuhnya yang kurus semakin berkembang menjadi tinggi, tegap dan perkasa.

Suatu hari, terjadi perang antar negara. Kerajaan membutuhkan prajurit pasukan berkuda yang tangkas dan terlatih. Dan si pemuda inipun terpilih bahkan diangkat menjadi pemimpin pasukan berkuda karena kepiawaiannya menguasai dan mengendalikan kuda-kuda perang. Ketika pasukan yang dipimpinnya maju ke kancah peperangan, ia berhasil memenangkan peperangan tersebut. Perang demi perang kemudian ia menangkan dan dengan kemenangan-kemenangan yang dia raih bersama dengan pasukan yang dipimpinnya membuatnya namanya semakin terkenal. Ia kemudian diangkat menjadi Panglima Perang dan pada akhirnya menjadi pemimpin besar, yakni sebagai Kaisar Mongolia. Dia adalah Jenghis Khan.

Refleksi:

Dalam menjalani kehidupan, tidak selamanya enak dan nyaman. Banyak situasi di mana kita berhadapan deengan kesulitan yang membuat kita dirugikan, menderita dan terkadang kita tidak berdaya lagi. Situasi seperti itu akan melahirkan kekecewaan, marah, emosi dan bahkan jika tak dapat dikendalikan maka kita merusak dan menghukum diri kita sendiri. Kisah ini mau menyadarkan kita bahwa sebuah kemenangan tak dapat diraih semudah membalikkan telapak tangan.  Jika kita menerima setiap ketidak-nyamanan sebagai latihan mental dan kesabaran maka itu adalah awal bagi kita untuk meraih kemenangan.

Mari berpikir positif untuk setiap kesulitan yang kita hadapi. Ingatlah bahwa dibalik derita, di sana Tuhan menyimpan berlian untuk hidup anda.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love