Laman

Monday, February 23, 2015

Menderita Karena Kebenaran

Bahan Renungan Untuk Ibadah Rumah Tangga
Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Minggu Pra-Paskah II (Tgl. 23 - 28 Pebruari 2015)

Tema Mingguan :
"Hidup Dalam Janji Allah"

Bacaan : 1 Petrus 3:13-22Setiap orang pasti mengalami apa yang disebut dengan TAWAR HATI, terlebih-lebih ketika diperhadapkan dengan pergumulan yang berat. Tawar hati menunjuk pada kondisi batin yang dilanda kekecewaan yang amat mendalam karena beratnya beban yang harus ditanggung oleh seseorang. Tawar hati inilah yang mengakibatkan seseorang menjadi lemah, kehilangan semangat dan pada akhirnya putus-asa. Benar apa yang dikatakan dalam Amsal 24:10 ..... "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu".

Ketika Yosua mendapatkan mandat dari Tuhan untuk menggantikan Musa, Tuhan mengingatkan Yosua: "janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan Allahmu menyertai engkau ke manapun engkau pergi (Yos. 1:9b)". Jika Yosua tawar hati maka niscaya ia tidak mampu membawa bangsa Israel untuk masuk dan merebut tanah Kanaan. Akhirnya Yosua terus berjalan dengan iman memimpin bangsa Israel, ia mendapatkan kekuatan dari janji Tuhan: "Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu KU-berikan kepadamu, seperti yang telah KUjanjikan kepada Musa. Seorang pun tidak akan tahan menghadapi engkau seumur hidupmu, seperti AKU menyertai Musa, demikianlah AKU akan menyertai engkau; AKU tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau (Yos. 1:3, 5)".

Berjalan dengan iman bukanlah suatu tindakan yang nekad tanpa dasar, tetapi tindakan berani yang disertai dengan keyakinan akan firman Tuhan, bahwa janji Tuhan itu adalah "Ya dan Amin", dan ini adalah sikap batin yang tidak dapat tergoyahkan walau diiming-imingi dengan kenikmatan duniawi bahkan ketika ditekan sekalipun sehingga penderitaan harus ditanggung, tetap tegar dan kuat. Berjalan dengan iman berarti mempercayakan kehidupan ini kepada Tuhan dan taat untuk melakukan apa yang dikehendakiNya.

Dalam konteks surat Petrus yang menjadi bagian dari perenungan kita saat ini, menjadi nyata bagaimana seharusnya sikap anak-anak Tuhan dalam menjalani kehidupan berimannya walau ia harus ada di dalam tekanan. Rasul Petrus mengajak warga jemaat untuk tidak jenuh dalam berbuat baik sekalipun kondisi mereka sedang tertekan. Ia menasehatkan: "Dan siapakah yang akan berbuat jahat kepada kamu jikalau kamu rajin berbuat baik?". Tetapi selanjutnya Rasul Petrus mengatakan: "Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia...sebab lebih baik menderita karena berbuat baik jika hal itu dikehendaki Allah, daripada menderita karena berbuat jahat (ay. 14, 17)". Benar bahwa tidak selamanya perbuatan baik yang dilakukan anak-anak Tuhan mendapat respon baik dari dunia ini. Tidakkah kita menyaksikan dalam dunia kita sekarang bahwa begitu banyak anak-anak Tuhan yang melakukan kebenaran justru mengalami fitnahan sehingga mereka harus menderita karenanya; sedangkan di pihak lain, begitu banyak pelaku kejahatan justru hidup mereka nyaman, mereka tidak tersentuh oleh hukum. Bukanlah hal yang asing lagi bagi kita bahwa ruang gerak anak-anak Tuhan dalam konteks dunia sekarang ini semakin dipersempit, sehingga tak ada tempat yang nyaman untuk menikmati hidup dan menjalankan ibadah. Walau anak-anak Tuhan ada pada jalur yang benar, namun selalu dipermasalahkan dan dipersalahkan, sedangkan mereka yang melakukan tindak kejahatan justru dengan mudahnya mereka dibenarkan dan dibebaskan. Tidakkah hal-hal seperti ini yang sering kali membuat hati kita kecut dan tawar sehingga kita pasrah menerima dan tidak berbuat apa-apa.

Rasul Petrus tidak menghendaki anak-anak Tuhan dikalahkan oleh setuasi yang mencekam hati mereka. Ia tidak mau anak-anak Tuhan menyerah karena keadaan yang membuat hidup mereka menderita. Rasul Petrus memberikan solusi dalam menghadapi beratnya tantangan kehidupan.

Pertama: Kuduskanlah Kristus Dalam Hatimu Sebagai Tuhan.
Kita hanya akan mampu mengatasi setiap masalah jikalau kita memiliki keyakinan yang kuat bahwa Kristuslah TUHAN. Ya...Dialah yang berkuasa atas segalanya, dan Dialah yang mengendalikan jalannya sejarah dunia ini. Dengan menguduskan Kristus dalam hati berarti kita memiliki keyakinan yang begitu kuat bahwa Tuhan akan bertindak, sehingga segala hal yang menyakitkan dalam hidup akan diubahNya menjadi sukacita. Dengan menguduskan Kristus dalam hati berarti kita mengimani dan mengamini bahwa Kristuslah RAJA, yang kepadaNya segala kuasa yang ada di langit dan di bumi diletakkan di bawah kakiNya. Firman Tuhan menegaskan: "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan (Kis. 4:12). Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan (nama Yesus) akan diselamatkan (Kis. 2:21)".

Kedua : Miliki Hati Yang Lemah Lembut dan Selalu Menaruh Hormat Pada Semua Orang.
Memang dalam menjalani hidup dan mempertanggungjawabkan iman yang ada pada kita tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tetapi jikalau kita terus menjalani hidup ini dengan kelembutan hati dan selalu menaruh hormat kepada yang lain, maka segala fitnah akan berubah menjadi pujian. Tidakkah Yesus sendiri telah berfirman: "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi (Mat. 5:5)". Dalam konteks dunia kita sekarang ini, tidak akan mungkin persoalan dapat diselesaikan dengan menempuh jalan kekerasan. Kejahatan tidak dapat dikalahkan dengan kejahatan atau dengan mempergunakan hukum rimba: "mata ganti mata, gigi ganti gigi", tetapi firman Tuhan mengajak kita: "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan (Roma 12:21)". Ya....hanya seorang yang memiliki hati seperti Yesus, yakni hati yang lemah lembut yang akan mampu menaklukkan segala bentuk kejahatan dan kebejatan.

Ketiga : Kristus Telah Mati Untuk Dosa-dosa Kita.
Dalam kaitan dengan hal ini, saya mau menekankan bahwa setiap perbuatan baik yang kita lakukan adalah tanda syukur kita atas apa yang sudah dilakukan Tuhan terhadap kita. Tuhan begitu tulus mengasihani kita dan Ia mempertaruhkan hidupNya sendiri demi keselamatan kita. Jikalau Tuhan sedemikian baik kepada kita maka sebagai anak-anak Tuhan, kita pun harus berbuat baik kepada semua orang, juga kepada mereka yang membuat hidup kita menderita atau musuh sekalipun.

Jadi masihkah kita berkeluh kesah atas penderitaan karena kita melakukan kebenaran?
Tinggalkanlah semua itu; justru kita harus bersyukur ketika kita harus menderita karena berbuat baik, berbahagialah, sebab kita telah turut mengambil bagian dalam penderitaan Kristus.
Selamat menjalani minggu Pra Paskah II, Tuhan Yesus memberkati. .....Amin

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love