Laman

Thursday, June 18, 2015

Si Pengemis Buta dan Paganini

Disadur dari : last-inspiring.blogspot.com
Sebuah kisah inspiratif kehidupan
Kisah ini telah diolah kembali tanpa menghilangkan maknanya
Dan pada bagian Refleksi: merupakan Refleksi Pribadi Pdt. Joni Delima


(Kisah ini tentang seorang Maestro yang ahli memainkan beberapa alat musik, terlebih Biola. Ia bernama Niccolo Paganini yang juga pada bagian sebelumnya telah saya tuliskan kisahnya dengan judul : Satu Dawai Biola Paganini).

Di depan gerbang suatu jembatan, duduklah seorang pengemis buta. Setiap hari ia duduk di tempat itu mengharapkan belas kasihan orang yang lalu-lalang. Dan untuk menarik perhatian setiap orang, ia pun memainkan sebuah biola yang telah usang karena termakan usia. Ia memainkan syair-syair yang sama setiap hari, dan mungkin karena orang sudah merasa bosan mendengarkan syair-syair tersebut sehingga ia hanya sedikit saja orang yang jatuh hati lalu memberikan uang kepadanya.

Pada suatu hari, ada seorang yang berpakaian rapi dengan jubah yang panjang datang dan menghampiri pengemis buta tersebut. Ia kemudian meminta agar pengemis itu meminjamkan biolanya yang telah usang tersebut.

Paganini   : Pak tua, bolehkah aku meminjam biola yang ada padamu?
Pengemis : Tidak...aku tidak boleh meminjamkan biola ini kepada siapa pun juga!
Paganini  : Tidakkah bisa aku meminjamnya sebentar saja?
Pengemis : Tidak...biola ini satu-satunya sumber nafkah dalam hidupku.
Paganini  : Pak tua, aku tidak mengambil biola itu dari padamu. Aku hanya mau meminjamnya!
Karena orang tersebut terus membujuk si pengemis buta dengan meminjam untuk satu lagu saja, maka pengemis buta itu pun menyerahkan biolanya, sambil berkata:

Pengemis : tuan...biola ini satu-satunya hartaku yang paling berharga.
                  Berat hati ini untuk meminjamkannya. Tapi karena tuan terus mendesak, silahkan!
Kemudian orang tersebut menerima biola yang sudah usang itu dan mulai memainkan sebuah syair lagu yang begitu merdunya. Suara biola begitu halus di tangan orang tersebut membuat banyak orang yang lalu lalang berhenti. Dalam waktu sekejap, telah banyak orang mengelilingi sang pengemis buta dan orang yang memainkan biola tersebut. Semua orang terkesima mendengarkan merdunya lagu yang dibawakan dan tanpa terasa kaleng yang tadinya kosong kini telah penuh dengan uang.

Lagu demi lagu dimainkan dan orang semakin banyak berkumpul menikmati alunan suara biola yang amat merdu. Pengemis buta hanya menganga tanpa dapat berkata-kata. Akhirnya, orang tersebut menyelesaikan permainannya, dan sambil mengucapkan terima kasih, ia mengembalikan biola tersebut kepada pengemis buta. Tepuk tangan dan sorak-sorai pun menggema, menyambut permainan yang sangat spektakuler.

Si Pengemis buta, tak dapat menahan air mata. Dengar suara bergetar, ia pun berkata:

Pengemis : mohon maaf, siapakah sesungguhnya anda hai orang budiman?
Sambil tersenyum, orang tersebut menyebutkan namanya.
Paganini  : Saya adalah, Niccolo Paganini.

Semua orang terdiam. Nama itu tidak asing di telinga mereka. Seorang Maestro Biola berkebangsaan Italia yang mereka hanya tahu dari cerita orang, kini mereka saksikan secara langsung di depan mata mereka sendiri. Mereka kagum dengan apa yang mereka saksikan, seorang Paganini yang berhati mulia, telah menjadi berkat bagi si Pengemis buta. Sungguh menakjubkan.


Sebuah Refleksi:

Terkadang, kita sangat sulit melepaskan apa yang kita anggap berharga dalam kehidupan ini. Kita merasa nyaman dengan keadaan kita, padahal sesungguhnya kita adalah orang yang miskin dan tidak memiliki apa-apa. Sang Pengemis tidak akan mungkin mengalami hidup yang berkelimpahan jika ia terus mempertahankan apa yang dianggapnya harta yang tidak boleh berpindah tangan kepada pihak lain. Karena ia merelakan apa yang berharga padanya dan memberikan kepada orang yang dapat dipercaya, maka ia mendapatkan lebih dari pada yang mampu ia lakukan.

Terkadang Tuhan mau meminjam hidup kita bahkan segala yang berharga yang kita miliki, namun kita berkeras untuk mempertahankannya. Kita merasa kehilangan jika hal itu kita berikan. Justru melalui kisah ini kita disadarkan bahwa ternyata dengan memberi maka kita akan menerima. Karena itu, percayalah bahwa Tuhan hendak memberkati kehidupan kita, cuma Ia meminta apa yang kita anggap sangat berharga yang melekat pada diri kita untuk dipakaiNya; entah itu waktu, tenaga, pikiran bahkan harta kita. Jika anda merelakannya, maka anda akan menerima lebih dari pada yang mampu anda pikirkan dan yang mampu anda kerjakan.

Ingat: Jangan pernah merasa kehilangan ketika anda memberi kepada Tuhan. Tuhan justru akan memberikan kepada anda lebih dari pada apa yang anda bisa berikan kepadaNya. Karena itu belajarlah untuk mempersembahkan yang terbaik kepada Tuhan maka hidup anda akan diberkati.

1 comment:

Web gratis

Web gratis
Power of Love