Laman

Thursday, September 3, 2015

Di Tangan Tuhan, Yang Biasa menjadi LUAR BIASA (3)

Renungan Malam - Kamis, 3 September 2015
Sebuah Refleksi Pribadi

Bacaan Alkitab : 1 Samuel 17: 31 - 37


"Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit"

Konon di sebuah kampung yang cukup terpencil dari keramaian kota, dibangun Panti Asuhan yang dikelolah oleh sepasang suami-istri yang berprofesi sebagai Penginjil. Kampung ini berada di sebuah lembah dan di depannya ada sebuah bukit, dan di balik bukit itu sendiri terhampar sebuah pemandangan yang begitu indah yakni pesisir pantai dengan pasir putihnya. Seringkali suami-istri dari penginjil tersebut mengajak anak-anak di Panti Asuhan itu untuk mendaki puncak bukit itu, dan dari puncak bukit itu nampak hamparan pasir putih yang bagaikan berlian bersinar di terpah sang mentari.

Suatu malam, saat dilaksanakan ibadah Penelaahan Alkitab dengan pokok bahasan "Iman Yang Dapat Memindahkan Gunung (Mat. 17:20)", seorang anak bertanya kepada Penginjil tersebut:

"Apakah firman ini masih berlaku?".

Sang Penginjil pun mengatakan bahwa "firman Tuhan tidak akan pernah berubah dan mujizat itu masih ada sepanjang dunia ini ada".

Lalu sang anak itu bertanya: "Apakah bukit yang ada di depan kita itu bisa tercabut dari tempatnya sehingga kita tidak perlu bersusah-susah lagi untuk mendaki gunung hanya sekedar menikmati pemandangan pantai yang indah itu?".

Sang Penginjil berusaha meyakinkan si anak tersebut bahwa "Firman Tuhan itu YA dan AMIN. Sebab bagi Allah tidak ada sesuatu yang mustahil, bahkan bagi setiap orang percaya, tidak ada hal yang tidak mungkin".

Anak itu masih diliputi tanda tanya, mungkinkah hal tersebut terjadi?

Namun ia terus berdoa agar Tuhan menunjukkan kuasaNya. Doa-doanya setiap hari tetap sama: "Tuhan, aku mohon kiranya Engkau menunjukkan kuasaMu".

Bisa jadi anda akan mengatakan bahwa anak ini meminta sesuatu yang tidak akan mungkin terkabulkan. Anda bisa saja berkesimpulan bahwa permintaan anak tersebut adalah permintaan yang sangat tidak masuk di akal, dan itu adalah pekerjaan bodoh; membuang-buang energi untuk hal yang tidak mungkin terlaksana

Setahun, 2 tahun, 3 tahun hingga 4 tahun tidak ada tanda-tanda mujizat Allah yang dapat memindahkan gunung terjadi karena doa yang dibarengi iman anak ini. Tapi memasuki tahun yang ke-5, tiba-tiba pemerintah mempromosikan tempat tersebut sebagai objek wisata. Untuk memudahkan akses menuju ke pantai yang indah tersebut, maka bukit itu pun dipangkas dengan menggunakan alat-alat berat walau membutuhkan waktu yang cukup lama. Tapi pada akhirnya bukit itu pun dapat diratakan sehingga tampak dengan jelas dari Panti Asuhan tersebut hamparan pasir putih yang bagaikan permadani bertaburkan permata di bawah sinar mentari.

Anak yang dulu bertanya pada sang Penginjil pun mulai sadar bahwa Tuhan telah menjawab pergumulannya dengan cara yang lain. Tuhan selalu punya cara untuk membuktikan kekuasaanNya.

Saudaraku....
Banyak di antara kita yang sekarang ini (mungkin karena pengaruh dari perkembangan zaman), mulai meragukan kebenaran firman Tuhan. Dan inilah hal yang sangat memprihatinkan saya; bagaimana mungkin anda percaya kepada Allah namun anda sendiri tidak yakin pada firman atau perkataanNya?

Sungguh sangat disayangkan bahwa banyak di antara kita yang sangat fokus pada hal-hal yang kelihatan (lahiriah) sehingga kehilangan orientasi iman bahwa Tuhan dapat melakukan banyak hal yang tidak mampu kita pikirkan atau pun kita tidak mampu lakukan. Kita sangat fokus pada kekurangan-kekurangan yang ada sehingga melupakan satu hal bahwa Tuhan mampu menghadirkan kuasaNya di setiap hal yang bagi dunia sangatlah mustahil hal itu jadi kenyataan.

Saudaraku.....
Saya sangat berharap, jangan sampai anda kehilangan orientasi iman seperti yang terjadi pada diri Raja Saul: "Tidak mungkin engkau dapat......".

Teladanilah Daud.....
Ia tidak fokus pada hal-hal yang sifatnya lahiriah tetapi pandangannya tertuju pada Allah. Ia sukses meraih kemenangan bukan karena ia kuat, tetapi karena Allah hadir dalam segala kekurangannya dan memakai kekurangan itu sebagai alat untuk mempermalukan yang merasa dirinya kuat dan perkasa. Justru di dalam kesederhanaan Daud, Tuhan menyempurnakan rencanaNya dan memberi hidup yang berkemenangan.

Ingat selalu akan hal ini:
Di Tangan Tuhan, sesuatu yang kelihatannya biasa-biasa saja menjadi hal yang sangat LUAR BIASA. Karena itu, jangan anda kehilangan orientasi iman bahwa bagi Tuhan dan bagi orang percaya, tidak ada hal YANG MUSTAHIL.


No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love