Renungan Malam - Jumat, 30 Oktober 2015
Sebuah Refleksi Pribadi
"Jangan pernah sesali hidup karena kegagalan yang anda alami, berusahalah bangkit untuk memulai yang baru. Bersama dengan Tuhan, anda akan menjadi bintang"
Bacaan Alkitab : Hakim-hakim 11 : 1 - 11
Saudaraku
Pastilah dalam hidup anda, anda pernah mengalami apa yang disebut "PENOLAKAN"! Saya sendiri tidak mengetahui berapa kali dalam hidup saya mengalami hal tersebut. Mungkin karena sangking banyaknya sehingga saya sendiri tidak mampu mengingatnya lagi.
Tentu kita sama mengetahui bagaimana rasanya mengalami penolakan.
Bayangkan, jika anda seorang anak muda yang lagi mengalami kasmaran. Bagaimana rasanya jika anda sedang jatuh cinta pada seseorang lalu anda menyampaikan perasaan cinta anda namun cinta anda ditolak?
Bayangkan, jika anda seorang mahasiswa tahap akhir. Bagaimana rasanya jika anda mengajukan proposal atau draft skripsi kepada dosen pembimbing, lalu tanpa ba-bi-bu, proposal atau draft anda ditolak?
Bayangkan, jika anda seorang lulusan terbaik dari sebuah Universitas atau Perguruan Tinggi yang ternama. Bagaimana rasanya jika anda mengajukan lamaran atau permohonan kerja sesuai dengan spsialisasi anda lalu tanpa sepatah-kata, lamaran atau permohonan anda ditolak bahkan di depan mata anda sendiri berkas itu dicampakkan ke dalam tong sampah?
Bayangkan, jika anda seorang pekerja yang sangat andal. Bagaimana rasanya jika hasil kerja kita di mata orang lain itu sangat baik namun oleh atasan anda sendiri dianggap tidak baik dan pekerjaan itu ditolak dan anda diminta untuk mengerjakannya ulang?
Bayangkan, jika anda seorang ayah atau seorang ibu. Bagaimana rasanya jika anda yang dengan tulus ikhlas membesarkan, membimbing dan menyekolahkan anak anda lalu anak itu berhasil bahkan menjadi seorang manager; tiba-tiba anak anda menolak anda dan tidak mengakui anda sebagai orangtuanya di depan orang banyak?
Bayangkan...dan terus bayangkan, bagaimana rasanya jika anda ditolak oleh orang-orang yang amat dekat dalam hidup anda?
Tidakkah hal itu akan menorehkan luka batin? Ya...saya yakin anda akan sakit hati dan akibat sakit hati akan melahirkan dendam kesumat sepanjang hayat anda, bukan?
Saudaraku
Sebelum saya mengatakan; "anda jangan pikirkan penolakan yang terjadi dalam hidup anda", perkenankan saya mengajak anda untuk bercermin pada apa yang terjadi dan dialami oleh Yefta.
Yefta adalah salah seorang pahlawan dalam karier kemiliteran dalam sejarah bangsa Israel sebelum ada seorang raja. Namun untuk menjadi seorang pahlawan besar, Yefta harus melewati begitu banyak penolakan. Dan yang parah, penolakan itu didasarkan pada latar belakang kehidupan Yefta. Ibunya adalah seorang Pelacur. Gilead, ayahnya adalah seorang laki-laki yang suka beristri. Dasar karena ibunya seorang pelacur, maka saudara-saudara tiri Yefta, sangat benci bahkan kemudian mengusir Yefta dari rumah karena dipandang aib bagi keluarga.
Merasa diri sebagai anak pertama dalam keluarga Gilead, Yefta berusaha untuk mendapatkan warisan dari harta benda ayahnya. Ia pun meminta bantuan dari tua-tua kota untuk mendapat hak waris, namun tua-tua kota pun membencinya bahkan mengusirnya dari kota.
Karena ia tidak lagi mendapat tempat dalam keluarga dan juga tempat di antara penduduk kota, maka pergilah Yefta dan menetap di tanah Tob. TOB dalam bahasa Ibrani berarti "BAIK". Melihat keputusan Yefta untuk memilih tanah Tob, mau mencelikkan mata kita bahwa jangan pernah membuang diri anda bahkan merendahkan diri sendiri ketika lingkungan di mana anda berada, menolak anda. Yefta tidak membuang diri, ia juga tidak menyesali latar belakang hidupnya. Ia berusaha mencari mutiara di antara kekotoran yang melekat pada dirinya sebagai anak seorang pelacur. Ia tidak mau menjadikan dirinya sebagai korban pelecehan. Ia berusaha mengubah persepsi buruk banyak orang tentang dirinya, dengan cara mencari dan berusaha untuk melakukan hal-hal yang baik. Tob menjadi pilihan bagi Yefta untuk mempersiapkan masa depannya tanpa mau lagi bergantung pada warisan orangtua yang sama sekali memang ia tidak dapatkan. Tob menjadi titik balik dalam hidup Yefta, dari seorang yang ditolak menjadi orang yang amat dibutuhkan dan pada akhirnya membuat dirinya menjadi sebuah legenda.
Memang benar bahwa di tanah Tob, ia bergaul dengan orang-orang yang juga ditolak oleh lingkungannya. Ia hidup bersama kaum penyamun. Ia melatih mereka menjadi orang-orang yang tangkas dalam peperangan walau awalnya, ketangkasan itu dimanfaatkan salah untuk merampok.
Tetapi, coba anda perhatikan dialog yang terjadi ketika tua-tua Israel yang datang dari Gilead meminta tolong. Tidakkah nampak karakter sesungguhnya dari seorang yang takut akan Tuhan. Dan pada bagian akhir perikop ini (ayat 11), semakin jelas tampilan seorang pribadi yang beriman. Yefta membawa semua perkaranya ke hadapan Tuhan di Mizpa.
Yefta yang ditolak itu, dengan perkenaan Tuhan kemudian mendapat kemenangan atas bani Amori dan bani Amon. Ia merebut 20 kota musuh, dan atas keberhasilannya itu kemudian tua-tua Israel mengangkatnya menjadi hakim yang termuda di sepanjang sejarah bangsanya. Dan akhirnya, Alkitab memasukkan namanya dalam daftar "Hall of Fame" bersama dengan Gideon, Barakh, Samson, Daud dan Samuel (Ibrani 11:32).
Saudaraku
Yefta menjadi teladan dalam hal memandang sisi positif dari sebuah penolakan. Ia berusaha mencari tempat yang baik untuk mengasah potensi yang ia miliki demi meraih masa depannya. Ia tidak mau menyerah karena ditolak ataupun kalah karena ia tidak mendapatkan apa-apa. Ia tidak mau membiarkan masa lalunya yang kelam merengut dan menghancurkan masa depannya. Ia bangkit dan mengambil kendali atas hidupnya. Dan apa yang dialami oleh Yefta ternyata sungguh menakjubkan.
Karena itu, mengapa anda harus membebani pikiran anda dan merasa hidup tidak berarti lagi cuma karena anda ditolak! Jangan pernah menyerah, sebab suatu waktu anda sangat dibutuhkan. Karena itu, latih dan persiapkan diri anda meraih bintang dan teruslah berjalan dalam iman, sebab Tuhan akan mengubah banyak hal yang menyakitkan dalam hidup menjadi perkara-perkara indah; dan saat itu anda akan menjadi seorang "PAHLAWAN".
Sebuah Refleksi Pribadi
"Jangan pernah sesali hidup karena kegagalan yang anda alami, berusahalah bangkit untuk memulai yang baru. Bersama dengan Tuhan, anda akan menjadi bintang"
Bacaan Alkitab : Hakim-hakim 11 : 1 - 11
Saudaraku
Pastilah dalam hidup anda, anda pernah mengalami apa yang disebut "PENOLAKAN"! Saya sendiri tidak mengetahui berapa kali dalam hidup saya mengalami hal tersebut. Mungkin karena sangking banyaknya sehingga saya sendiri tidak mampu mengingatnya lagi.
Tentu kita sama mengetahui bagaimana rasanya mengalami penolakan.
Bayangkan, jika anda seorang anak muda yang lagi mengalami kasmaran. Bagaimana rasanya jika anda sedang jatuh cinta pada seseorang lalu anda menyampaikan perasaan cinta anda namun cinta anda ditolak?
Bayangkan, jika anda seorang mahasiswa tahap akhir. Bagaimana rasanya jika anda mengajukan proposal atau draft skripsi kepada dosen pembimbing, lalu tanpa ba-bi-bu, proposal atau draft anda ditolak?
Bayangkan, jika anda seorang lulusan terbaik dari sebuah Universitas atau Perguruan Tinggi yang ternama. Bagaimana rasanya jika anda mengajukan lamaran atau permohonan kerja sesuai dengan spsialisasi anda lalu tanpa sepatah-kata, lamaran atau permohonan anda ditolak bahkan di depan mata anda sendiri berkas itu dicampakkan ke dalam tong sampah?
Bayangkan, jika anda seorang pekerja yang sangat andal. Bagaimana rasanya jika hasil kerja kita di mata orang lain itu sangat baik namun oleh atasan anda sendiri dianggap tidak baik dan pekerjaan itu ditolak dan anda diminta untuk mengerjakannya ulang?
Bayangkan, jika anda seorang ayah atau seorang ibu. Bagaimana rasanya jika anda yang dengan tulus ikhlas membesarkan, membimbing dan menyekolahkan anak anda lalu anak itu berhasil bahkan menjadi seorang manager; tiba-tiba anak anda menolak anda dan tidak mengakui anda sebagai orangtuanya di depan orang banyak?
Bayangkan...dan terus bayangkan, bagaimana rasanya jika anda ditolak oleh orang-orang yang amat dekat dalam hidup anda?
Tidakkah hal itu akan menorehkan luka batin? Ya...saya yakin anda akan sakit hati dan akibat sakit hati akan melahirkan dendam kesumat sepanjang hayat anda, bukan?
Saudaraku
Sebelum saya mengatakan; "anda jangan pikirkan penolakan yang terjadi dalam hidup anda", perkenankan saya mengajak anda untuk bercermin pada apa yang terjadi dan dialami oleh Yefta.
Yefta adalah salah seorang pahlawan dalam karier kemiliteran dalam sejarah bangsa Israel sebelum ada seorang raja. Namun untuk menjadi seorang pahlawan besar, Yefta harus melewati begitu banyak penolakan. Dan yang parah, penolakan itu didasarkan pada latar belakang kehidupan Yefta. Ibunya adalah seorang Pelacur. Gilead, ayahnya adalah seorang laki-laki yang suka beristri. Dasar karena ibunya seorang pelacur, maka saudara-saudara tiri Yefta, sangat benci bahkan kemudian mengusir Yefta dari rumah karena dipandang aib bagi keluarga.
Merasa diri sebagai anak pertama dalam keluarga Gilead, Yefta berusaha untuk mendapatkan warisan dari harta benda ayahnya. Ia pun meminta bantuan dari tua-tua kota untuk mendapat hak waris, namun tua-tua kota pun membencinya bahkan mengusirnya dari kota.
Karena ia tidak lagi mendapat tempat dalam keluarga dan juga tempat di antara penduduk kota, maka pergilah Yefta dan menetap di tanah Tob. TOB dalam bahasa Ibrani berarti "BAIK". Melihat keputusan Yefta untuk memilih tanah Tob, mau mencelikkan mata kita bahwa jangan pernah membuang diri anda bahkan merendahkan diri sendiri ketika lingkungan di mana anda berada, menolak anda. Yefta tidak membuang diri, ia juga tidak menyesali latar belakang hidupnya. Ia berusaha mencari mutiara di antara kekotoran yang melekat pada dirinya sebagai anak seorang pelacur. Ia tidak mau menjadikan dirinya sebagai korban pelecehan. Ia berusaha mengubah persepsi buruk banyak orang tentang dirinya, dengan cara mencari dan berusaha untuk melakukan hal-hal yang baik. Tob menjadi pilihan bagi Yefta untuk mempersiapkan masa depannya tanpa mau lagi bergantung pada warisan orangtua yang sama sekali memang ia tidak dapatkan. Tob menjadi titik balik dalam hidup Yefta, dari seorang yang ditolak menjadi orang yang amat dibutuhkan dan pada akhirnya membuat dirinya menjadi sebuah legenda.
Memang benar bahwa di tanah Tob, ia bergaul dengan orang-orang yang juga ditolak oleh lingkungannya. Ia hidup bersama kaum penyamun. Ia melatih mereka menjadi orang-orang yang tangkas dalam peperangan walau awalnya, ketangkasan itu dimanfaatkan salah untuk merampok.
Tetapi, coba anda perhatikan dialog yang terjadi ketika tua-tua Israel yang datang dari Gilead meminta tolong. Tidakkah nampak karakter sesungguhnya dari seorang yang takut akan Tuhan. Dan pada bagian akhir perikop ini (ayat 11), semakin jelas tampilan seorang pribadi yang beriman. Yefta membawa semua perkaranya ke hadapan Tuhan di Mizpa.
Yefta yang ditolak itu, dengan perkenaan Tuhan kemudian mendapat kemenangan atas bani Amori dan bani Amon. Ia merebut 20 kota musuh, dan atas keberhasilannya itu kemudian tua-tua Israel mengangkatnya menjadi hakim yang termuda di sepanjang sejarah bangsanya. Dan akhirnya, Alkitab memasukkan namanya dalam daftar "Hall of Fame" bersama dengan Gideon, Barakh, Samson, Daud dan Samuel (Ibrani 11:32).
Saudaraku
Yefta menjadi teladan dalam hal memandang sisi positif dari sebuah penolakan. Ia berusaha mencari tempat yang baik untuk mengasah potensi yang ia miliki demi meraih masa depannya. Ia tidak mau menyerah karena ditolak ataupun kalah karena ia tidak mendapatkan apa-apa. Ia tidak mau membiarkan masa lalunya yang kelam merengut dan menghancurkan masa depannya. Ia bangkit dan mengambil kendali atas hidupnya. Dan apa yang dialami oleh Yefta ternyata sungguh menakjubkan.
Karena itu, mengapa anda harus membebani pikiran anda dan merasa hidup tidak berarti lagi cuma karena anda ditolak! Jangan pernah menyerah, sebab suatu waktu anda sangat dibutuhkan. Karena itu, latih dan persiapkan diri anda meraih bintang dan teruslah berjalan dalam iman, sebab Tuhan akan mengubah banyak hal yang menyakitkan dalam hidup menjadi perkara-perkara indah; dan saat itu anda akan menjadi seorang "PAHLAWAN".
No comments:
Post a Comment