Laman

Saturday, November 21, 2015

Kerajaan-KU Bukan Kerajaan Dunia

Bahan Khotbah Untuk Ibadah Raya Hari Minggu
Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Tgl. 22 November 2015

Bacaan Alkitab : Yohanes 18 : 33 - 37


(Sebuah Refleksi Pribadi: "Hidup yang berkemenangan hanya mungkin di saat Kristus berkuasa dan membangun takhtaNya di hati anda. Sama seperti Kristus datang bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani, maka hidup anda mulia di hadapan Tuhan kala anda menjadi pelayan bagi yang lain")

Saudaraku......
Apa yang muncul dalam benak anda ketika anda sedang bercerita tentang seorang raja?
Bukankah yang pertama adalah Takhta?
Ya....Takhta. Sebuah simbol kekuasaan.
Apalah arti seorang raja jika ia sendiri tidak duduk di atas takhta. Raja tanpa takhta adalah sebuah aib, dan sebuah istana kerajaan yang megah tanpa takhta kerajaan tidak lebih dari pada sebuah gubuk. Karena itu, seorang raja akan mempertaruhkan segalanya demi mempertahankan takhtanya. Dan ia tidak akan merelakan takhta itu kepada orang lain begitu saja selama ia merasa dirinya kuat. Sebab, sekali lagi, Takhta adalah Simbol Kekuasaan; sehingga kita tidak heran jikalau Firaun tidak merelakan takhtanya untuk Yusuf sekalipun Yusuf telah membuka rahasia mimpi Firaun. Memang Yusuf mendapat kuasa atas seluruh wilayah Mesir; atas rakyatnya dan atas istana Firaun, namun di mata Firaun, semua itu tidak mempunyai arti tanpa Yusuf duduk di atas takhta. Ya...benar bahwa Yusuf menjadi Penguasa di Mesir, tetapi "Penguasa Tak Bertakhta". Silakan perhatikan Kej. 41:40....."engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu".

Karena itu, kita tidak heran jikalau takhta atau kursi kekuasaan jadi rebutan. Orang siap mempertaruhkan segala-galanya, bahkan harga dirinya dikorbankan cuma karena takhta. Dan ketika mereka duduk di tempat itu, maka jangan pernah bermimpi jikalau mereka siap untuk turun dari takhta itu walau mereka sudah melakukan pelanggaran besar. Sekali mereka duduk di kursi kekuasaan, sulit rasanya untuk turun apalagi mau diturunkan.

Coba perhatikan apa yang terjadi di sekitar kita akhir-akhir ini, khususnya pergulatan politik. Mengapa harus terjadi blok antara KMP dan KIH? Kalau ada di antara kita yang mengatakan bahwa hal tersebut untuk kepentingan rakyat atau kemajuan bangsa dan negara; saya mau katakan, itu omong kosong. Permainan mereka yang sekarang merasa diri ada dalam lingkaran kekuasaan begitu vulgar (sangat terang-terangan), yang mereka perjuangkan adalah kepentingan diri sendiri dan kelompoknya, bukan kepentingan bersama. Dan yang sangat memprihatinkan adalah, karena merasa diri ada dalam lingkaran kekuasaan, maka apa pun pelanggaran yang mereka lakukan, rasa-rasanya mereka tidak tersentuh oleh hukum. Kaidah-kaidah hukum bahkan diputar-balikkan demi mempertahankan kekuasaan. 

Yang kedua adalah Mahkota
Mahkota adalah "Simbol Kejayaan dan Kemuliaan". Martabat seorang raja terletak pada mahkota yang dikenakan. Karena itu, mahkota dibuat sedemikian indah, bersalutkan emas, bertabur intan, atau permata ataupun mutiara. Karena mahkota adalah simbol kejayaan dan kemuliaan; benda ini adalah legitimasi dari kekuasaan seorang raja. Karena itu, tak heran jikalau mahkota pun menjadi rebutan.

Yang ketiga adalah Jubah
Jubah adalah "Simbol Keagungan dan Kehormatan". Karena itu, Keagungan dan Kehormatan seorang raja nampak dari Jubah yang dipakainya. Dan dapat kita bayangkan jikalau seorang raja dilucuti jubahnya, maka itu adalah tanda bahwa ia telah menjadi budak orang lain atau tawanan raja dari kerajaan yang lain. Jadi, seorang raja tanpa Jubah adalah sebuah kehinaan; Keagungan dan kehormatannya diinjak-injak.

Saudaraku....
Ketiga hal yang disebutkan di atas, menjadi realita dari proses peradilan yang dijalani oleh Tuhan Yesus sampai puncaknya pada Golguta. Takhta, Mahkota dan Jubah dalam bentuk olok-olokan dan cemoohan mengiringi proses pengadilan Yesus, karena salah satu tuduhan yang dialamatkan kepadaNya adalah: "Yesus menyebut diriNya; RAJA". Dan untuk itulah sehingga Pontius Pilatus bertanya tentang legitimasi kekuasaan yang dimiliki oleh Yesus, dan kemudian para prajurit menganyam mahkota duri lalu mengenakan di atas kepala Yesus dan setelah itu mereka mengenahkan jubah ungu kepadaNya.

Saudaraku....
Memang benar bahwa inti dari pemberitaan Yesus dan pelayananNya adalah tentang hal KERAJAAN SORGA. Bahkan dalam doa yang diajarkan kepada para muridNya pun, terselip permohonan: "Datanglah KerajaanMu". Tetapi konsep kerajaan yang diperkenalkan oleh Tuhan Yesus jauh bertolak belakang dengan konsep dunia ini. Etika atau norma dari Kerajaan Allah yang diperkenalkan oleh Tuhan Yesus sangat menekankan pada "kebenaran di dalam hati atau inner character" yang kemudian terpancar dalam tindakan "menjadi pelayan bagi yang lain". Takhta, mahkota dan jubah kebesaran seseorang tidak terletak pada simbol-simbol yang kelihatan, tetapi terpancar dari integritas diri (satunya kata dan perbuatan) di mana yang bersangkutan dapat menjadikan hidupnya secara utuh untuk menjadi berkat bagi orang lain.

Tuhan Yesus mengajarkan setiap orang untuk mengalami kegembiraan dan kebahagiaan hidup yang hakiki bukan dengan berkuasa, memerintah dan menjadikan atau menempatkan diri sendiri sebagai pusat perhatian dan pelayanan orang lain, melainkan memberi hidup seutuhnya untuk menjadi sumber inspirasi yang membahagiakan dan menyenangkan orang lain. Legitimasi atas takhta, mahkota dan jubah kebesaran tak perlu dicari atau pun diperebutkan. Ia akan datang sendirinya saat hati anda dengan tulus menyambut dan melayani orang lain. Tuhan sendiri akan memberikannya kepada anda; sebab Ia sendiri yang bersabda: "Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudaraKU yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk AKU (Mat. 25:40)". Karena itu, tak salah jikalau Amsal 19 : 17 mengatakan: "Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu".

1 comment:

  1. Iatu Kadatuan lan lino ponno kasigagan, kasiboboran, kasisengkean, kasipangimburuan, kasipokadabokoran, na budapa to: na pantan umpokadamira tau situru' patirona.

    Apa iatu KadatuanNa Puang Yesu: Ponno kasialamasean, kasipakaborosan, kasitulungan, kasiulangan melo, kasiturusan, na budapa to, pantan pokadaikae...... salama'

    ReplyDelete

Web gratis

Web gratis
Power of Love