Sebuah Refleksi Pribadi
Bacaan : Roma 12 : 1 - 2
Saudaraku.......
Saya tak mengingat lagi kapan dan di mana saya menyampaikan lewat mimbar (khotbah) apa yang akan menjadi bahan perenungan saat ini. Dan saya merasa terpanggil untuk mengulang hal tersebut, mengingat maraknya tokoh-tokoh yang menyebut dirinya "AGAMAIS" menyerang Gubernur DKI Jakarta saat ini, yakni AHOK. Saya justru bertanya, ada apa dengan AHOK sehingga dirinya sangat spesial di mata banyak orang dan menjadi bahan cerita di seluruh persada kita ini?
Tapi bukan berarti bahwa dengan renungan ini, saya adalah tim suksesnya AHOK. Bukan!
Fenomena AHOK hanya sebuah pengandaian bagi saya untuk menyingkapkan identitas sesungguhnya dari setiap kita yang adalah anak-anak Tuhan.
Saudaraku............
Saya tertarik terhadap Hedline di salah satu surat kabar terkemuka di negeri ini tertanggal 14 Juni 2011 yang berbicara tentang krisis yang dihadapi negara kita sekarang ini, yakni "KRISIS KETELADANAN". Bahkan yang lebih aneh lagi, dan bagi saya, ini sangat memprihatinkan, bahwa ada salah satu partai walau itu oknum yang mengatakannya, bahwa KORUPSI bukanlah pelanggaran atau dosa asalkan uang tersebut dipakai untuk membangun Rumah Ibadah.
Dalam uraian surat kabar yang saya sebutkan di atas sangatlah menarik, sebab menyampaikan fakta yang sesungguhnya bahwa negara kita mengarah kepada negara KLEPTOKRASI.
Apa itu KLEPTOKRASI?.
Kleptokrasi secara harafiah diartikan sebagai sistem pemerintahan yang diatur atau dikendalikan oleh para maling.
Ya....seperti inilah yang tergambar di wajah negeri kita. Korupsi berjemaah sudah merajalela hampir di semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara, walau secara Yuridis Formal, Indonesia adalah negara yang berke-Tuhan-an di mana masyarakatnya sangat taat menjalankan syariat agamanya tetapi prakteknya kehidupan masyarakatnya lebih bercirikan KEFASIKAN.
Jadi, mengapa AHOK dibenci sehingga atas nama agama, ia berusaha dijegal?
Apakah karena dia itu keturunan CHINA? Atau karena dia itu seorang KRISTEN?
AHOK dibenci bukan karena dia itu keturunan China. Bukankah (konon) seluruh anak negeri ini, nenek moyang mereka berasal dari China, yakni Yunan? Bukan pula karena dia itu Kristen, sebab UUD 1945 menjamin hak-hak seluruh warga negara Indonesia, termasuk menjadi seorang pemimpin.
AHOK dibenci dan kebencian itu bermula dari sikapnya yang "MELAWAN ARUS". Seandainya AHOK masuk dalam lingkarang Kleptokrasi, bisa jadi langkahnya akan mudah. Tidak akan ada jegal menjegal untuk menghambat pencalonannya menjadi Gubernur Jakarta.
Tetapi kenyataannya, ia pasang badan untuk semua bentuk ketidak-benaran dan tanpa perasaan takut sedikit pun, ia membongkar kebusukan para pejabat negara yang korup. Bagi AHOK, maling tetap maling, dan saatnya hukum tidak bisa dibelokkan untuk membenarkan segala tindak kejahatan yang dilakukan para maling. Ya.....kini saatnya Supremasi Hukum harus ditegakkan; yang salah tetap salah dan yang benar tidak boleh dipersalahkan.
Saudaraku......
Sebagai anak-anak Tuhan, cara hidup kita harus berbeda dengan cara hidup anak-anak dunia ini. Kita harus menyadari bahwa apa pun yang kita lakukan, pada akhirnya akan kita pertanggung-jawabkan di depan Sang Hakim Agung. Di hadapanNya; yang benar akan tetap benar dan yang salah akan tetap salah.
Keteladanan, atau dalam bahasa Rasul Paulus: "mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah" adalah sebuah KEHARUSAN. Itulah ibadah kita yang sejati. Di sini Rasul Paulus menekankan tentang pentingnya praktek hidup bukan lewat kata-kata, tetapi lewat perbuatan yang nyata.
Jadi, mengetahui kebenaran memang itu baik, tetapi lebih baik lagi dan lebih mulia di mata Tuhan jikalau kebenaran itu tergambar dalam setiap tindakan untuk "berani menolak kejahatan" dan sekaligus "berani mempertaruhkan hidup demi tegaknya kebenaran".
Selamat menjadi pribadi yang berani memperjuangkan kebenaran.
Selamat untuk tampil beda dengan tidak mengikuti cara-cara hidup manusia dunia.
Tuhan Yesus memberkati.
Bacaan : Roma 12 : 1 - 2
Saudaraku.......
Saya tak mengingat lagi kapan dan di mana saya menyampaikan lewat mimbar (khotbah) apa yang akan menjadi bahan perenungan saat ini. Dan saya merasa terpanggil untuk mengulang hal tersebut, mengingat maraknya tokoh-tokoh yang menyebut dirinya "AGAMAIS" menyerang Gubernur DKI Jakarta saat ini, yakni AHOK. Saya justru bertanya, ada apa dengan AHOK sehingga dirinya sangat spesial di mata banyak orang dan menjadi bahan cerita di seluruh persada kita ini?
Tapi bukan berarti bahwa dengan renungan ini, saya adalah tim suksesnya AHOK. Bukan!
Fenomena AHOK hanya sebuah pengandaian bagi saya untuk menyingkapkan identitas sesungguhnya dari setiap kita yang adalah anak-anak Tuhan.
Saudaraku............
Saya tertarik terhadap Hedline di salah satu surat kabar terkemuka di negeri ini tertanggal 14 Juni 2011 yang berbicara tentang krisis yang dihadapi negara kita sekarang ini, yakni "KRISIS KETELADANAN". Bahkan yang lebih aneh lagi, dan bagi saya, ini sangat memprihatinkan, bahwa ada salah satu partai walau itu oknum yang mengatakannya, bahwa KORUPSI bukanlah pelanggaran atau dosa asalkan uang tersebut dipakai untuk membangun Rumah Ibadah.
Dalam uraian surat kabar yang saya sebutkan di atas sangatlah menarik, sebab menyampaikan fakta yang sesungguhnya bahwa negara kita mengarah kepada negara KLEPTOKRASI.
Apa itu KLEPTOKRASI?.
Kleptokrasi secara harafiah diartikan sebagai sistem pemerintahan yang diatur atau dikendalikan oleh para maling.
Ya....seperti inilah yang tergambar di wajah negeri kita. Korupsi berjemaah sudah merajalela hampir di semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara, walau secara Yuridis Formal, Indonesia adalah negara yang berke-Tuhan-an di mana masyarakatnya sangat taat menjalankan syariat agamanya tetapi prakteknya kehidupan masyarakatnya lebih bercirikan KEFASIKAN.
Jadi, mengapa AHOK dibenci sehingga atas nama agama, ia berusaha dijegal?
Apakah karena dia itu keturunan CHINA? Atau karena dia itu seorang KRISTEN?
AHOK dibenci bukan karena dia itu keturunan China. Bukankah (konon) seluruh anak negeri ini, nenek moyang mereka berasal dari China, yakni Yunan? Bukan pula karena dia itu Kristen, sebab UUD 1945 menjamin hak-hak seluruh warga negara Indonesia, termasuk menjadi seorang pemimpin.
AHOK dibenci dan kebencian itu bermula dari sikapnya yang "MELAWAN ARUS". Seandainya AHOK masuk dalam lingkarang Kleptokrasi, bisa jadi langkahnya akan mudah. Tidak akan ada jegal menjegal untuk menghambat pencalonannya menjadi Gubernur Jakarta.
Tetapi kenyataannya, ia pasang badan untuk semua bentuk ketidak-benaran dan tanpa perasaan takut sedikit pun, ia membongkar kebusukan para pejabat negara yang korup. Bagi AHOK, maling tetap maling, dan saatnya hukum tidak bisa dibelokkan untuk membenarkan segala tindak kejahatan yang dilakukan para maling. Ya.....kini saatnya Supremasi Hukum harus ditegakkan; yang salah tetap salah dan yang benar tidak boleh dipersalahkan.
Saudaraku......
Sebagai anak-anak Tuhan, cara hidup kita harus berbeda dengan cara hidup anak-anak dunia ini. Kita harus menyadari bahwa apa pun yang kita lakukan, pada akhirnya akan kita pertanggung-jawabkan di depan Sang Hakim Agung. Di hadapanNya; yang benar akan tetap benar dan yang salah akan tetap salah.
Keteladanan, atau dalam bahasa Rasul Paulus: "mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah" adalah sebuah KEHARUSAN. Itulah ibadah kita yang sejati. Di sini Rasul Paulus menekankan tentang pentingnya praktek hidup bukan lewat kata-kata, tetapi lewat perbuatan yang nyata.
Jadi, mengetahui kebenaran memang itu baik, tetapi lebih baik lagi dan lebih mulia di mata Tuhan jikalau kebenaran itu tergambar dalam setiap tindakan untuk "berani menolak kejahatan" dan sekaligus "berani mempertaruhkan hidup demi tegaknya kebenaran".
Selamat menjadi pribadi yang berani memperjuangkan kebenaran.
Selamat untuk tampil beda dengan tidak mengikuti cara-cara hidup manusia dunia.
Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment