Laman

Sunday, October 16, 2016

Aku Kristen dan Engkau Muslim : Kita Saling Membutuhkan

Refleksi Jiwa
Sebuah Kisah Nyata
(Sameer dan Mohammed)



Kisah inspiratif ini sengaja saya angkat di tengah-tengah situasi dan kondisi anak bangsaku yang sangat sulit untuk menerima perbedaan sebagai sebuah anugerah. Dan kisah ini justru menjadi sebuah drama kehidupan di tengah-tengah bangsa yang sekarang ini berada di ujung kehancuran karena perang saudara, yakni Suriah.

Saya sendiri punya mimpi tentang sebuah dunia yang baru, di mana perbedaan tidak dijadikan bahan perdebatan, tetapi menjadi menu harian yang membangkitkan selera makan agar tubuh tumbuh menjadi sehat dan kuat. Saya tidak peduli tentang siapa diri anda dan apa suku serta agama anda, tetapi kehadiran anda memberi warna kehidupan bagaikan pelangi dalam hidup saya, sehingga indah dipandang dan menyukakan hati.

Gambar/photo dari Sameer dan Mohammed diambil di Damascus tahun 1889 dan dimunculkan dalam akun facebook Omar Albach yang diposting tgl. 28 Oktober 2015.

Omar Albach menulis di akun facebooknya demikian:

The one being carried is a Christian dwarf named Sameer. The one carrying him is a blind Muslim named Mohammed.
Sameer would depend on Mohammed for transpotation in the busy streets of Damascus. Mohammed also depended on Sameer to help navigate him passed obstacles.

Only one of them was able to walk and only one of them was able to see. They were both orphans and lived together in the same room. They were forever together.

When Sameer died, Mohammed stayed in his room crying for a week. He lost his other half and as a result he died after that week from sadness.



Ya......
Sameer terlahir dengan badan yang kerdil dan tidak dapat berjalan, dan ia dilahirkan dalam keluarga Kristen, sedangkan Mohammed sejak lahirnya buta dan terlahir dari keluarga Muslim/Islam. Keduanya hidup sebagai yatim-piatu.

Tuhan memang adil.
Mereka dipertemukan dan tinggal dalam satu kamar yang sama. Ke mana pun mereka pergi, mereka selalu bersama. Sameer sangat bergantung pada Mohammed yang akan mengantarnya ke mana pun mereka pergi menyusuri jalan-jalan yang sibuk di Damascus. Dan Mohammed sangat bergantung pula pada Sameer untuk membantu mengarahkan jalannya melewati berbagai rintangan dan bahaya di setiap jalan yang mereka lalui bersama.

Hingga suatu waktu, maut memisahkan mereka. Sameer terlebih dahulu dipanggil oleh Sang Khalik. Dan hal ini membuat Mohammed kehilangan sebagian dari hidupnya. Ia kini menyendiri di kamar tanpa ditemani Sameer dan tidak dapat lagi pergi ke mana pun ia mau. Selama seminggu ia bersedih hati dan menangis sejadi-jadinya di kamar itu. Inilah penderitaan yang tak dapat dilukiskan oleh Mohammed, sehingga seminggu setelah kematian Sameer, Mohammed pun meninggal dunia.

Saudaraku.....
Seperti inilah seharusnya kehidupan yang sempurna ketika ada saling ketergantungan. Saya tak dapat hidup tanpa kehadiran anda dalam hidup saya, dan anda pun tak dapat menikmati hidup yang damai tanpa kehadiran saya dalam hidup anda. Perbedaan memang tak dapat disangkali bahkan itu adalah kodrat yang tidak dapat ditolak. Namun hal itu bukanlah penghalang untuk menciptakan keindahan hidup bersama dalam nuansa saling ketergantungan.

Sameer dan Mohammed membuka mata kita tentang arti hidup bersama. Sameer dan Mohammed mengusik batin kita tentang makna persahabatan.

Ketika perbedaan menjadi sebuah perdebatan, maka yang ada hanyalah kematian. Tetapi ketika perbedaan disambut sebagai anugerah Ilahi, maka kehidupan dapat tumbuh dan dinikmati bersama.

Karena itu, mari kita mawas diri untuk tidak saling menjatuhkan hanya karena kita berbeda; agar Rumah Bersama (Negeri yang kita cintai ini: INDONESIA) tetap damai sepanjang masa.

Menutup catatan saya ini, saya hendak mendedikasikan sebuah karya agung dari Sang Maestro yang saya kagumi: Kahlil Gibran

PERSAHABATAN
Karya : Kahlil Gibran

Sahabat adalah keperluan jiwa yang mesti dipenuhi,
dialah ladang hati,
yang kau taburi dengan kasih
dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya,
saat hati lupa dan mencarinya,
saat jiwa ingin kedamaian.

Bila dia berbicara,
mengungkapkan pikirannya,
kau tiada takut membisikkan kata: "TIDAK"
di kalbumu sendiri,
pun tiada kau sembunyikan kata "YA".
Dan bilamana dia diam,
hatimu berhenti dari mendengar hatinya,
karena tanpa ungkapan kata,
dalam persahabatan,
segala pikiran, hasrat dan keinginan dilahirkan bersama,
dan berbagi dengan kegembiraan tiada terkirakan.

Dikala berpisah dengan sahabat,
tiadalah kau berdukacita,
karena yang paling kau kasihi dalam dirinya,
mungkin kau,
nampak begitu jelas dalam ketiadaannya,
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki,
nampak lebih agung daripada tanah ngarai daratan.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan,
kecuali saling memperkaya roh kejiwaan.
Karena cinta yang mencari sesuatu di luar jangkauan misterinya,
bukanlah cinta,
tetapi sebuah jala yang ditebarkan,
hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu,
biarlah dia juga mengenali musim pasangmu.

Gerangan apa sahabat itu jika engkau senantiasa mencarinya,
untuk sekedar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah dia untuk bersama untuk menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu,
bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan,
biarkanlah ada tawa ria,
dan berbagi kegembiraan.
Karena dalam titisan kecil embun pagi,
hati manusia menemui fajar,
dan gairah segar kehidupan.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love