Laman

Saturday, February 18, 2017

Allah Tidak Membiarkan DiriNya Dipermainkan

Sebuah Refleksi Pribadi
Masale, 19 Pebruari 2017
Bacaan : Galatia 6 : 7 - 8

Selamat pagi dan selamat menikmati hadiratNya. Kiranya damaiNya melingkupi hidup anda.

Saudaraku...
Saya sangat tertarik untuk merefleksikan tema ini dengan melihat kondisi kekinian di mana banyak orang telah terjangkit "VIRUS FANATISME AGAMA". Cara bertutur-sapa bahkan tampilan lahiriah memberi kesan bahwa mereka adalah pribadi yang sangat Agamis. Namun satu hal yang membuat saya merasa miris yakni jika kehidupan Agamis mereka diusik, maka mereka akan mengepalkan tangan lalu menyerukan "Kebesaran Nama Allah" alias "Takbir". Dan dalam konteks seperti ini, dengan dasar dan alasan "Menegakkan Syariah" sebagai simbol "Membela Allah", maka kekerasan, pengrusakan dan penghancuran sarana publik, bahkan membunuh mereka yang tidak sealiran atau tidak seide pun "dihalalkan atas nama Allah". Dan saya mau tegaskan bahwa kecenderungan ini tidak hanya berlaku untuk satu agama atau aliran tertentu saja, tetapi kecenderungan tersebut berlaku umum pada semua agama atau aliran yang ada.

Tahukah anda, mengapa Yesus mengalami penolakan oleh kaumNya sendiri dan pada akhirnya Dia disalibkan?

Hal itu terjadi karena "Isu atau Sentimen Agama". Dan atas nama Agama alias "Atas Nama Allah" dan demi tegaknya syariah, maka Yesus harus dihukum mati.

Lalu saya mau bertanya:
Apakah Allah butuh pembelaan dari pihak manusia?.
Samakah Allah dengan manusia, seolah-olah Allah menjadi pesakitan/terdakwa sehingga butuh pendampingan hukum dari pihak manusia agar Allah bebas dari jerat hukum?.

Saudaraku...
Benar apa yang dikatakan Rasul Paulus dan hal ini menjadi warning karena sensitivitas kehidupan keberagamaan kita: "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan".

Mengapa?.

Pertama: Karena Allah itu Akbar dan kekuasaanNya tak tertandingi.

Mana mungkin manusia yang hanya seonggok tanah lempung, (Syukurlah jikalau demikian, tetapi Alkitab memberi kesaksian tentang manusia yang diambil dari debu), lalu debu ini seolah-olah berubah menjadi perkasa dan berkuasa melebihi Allah yang telah membentuk dan menciptakannya! Karena itu, menyangkali hakekat diri sebagai debu lalu merasa diri benar bahkan lebih benar dari pada Allah, maka itulah yang disebut : "mempermain-mainkan Allah" dan hal tersebut adalah "KESESATAN". Dan untuk hal seperti itu, Allah pasti bertindak, sebab apa yang anda tabur itu juga yang akan anda tuai.

Kedua: Karena Allah itu kudus.

Kata "KUDUS" dalam terminologi bahasa Ibrani (Bahasa Perjanjian Lama) mengandung arti: dikhususkan, atau ditersendirikan, atau lain dari pada yang lain.

Jadi ketika Alkitab berbicara bahwa Allah itu kudus, maka itu berarti: Allah sangat istimewa, Allah lain dari pada manusia atau allah sesembahan yang lainnya, dan Allah tidak dapat disejajarkan dengan apapun yang ada, baik di sorga maupun di bumi.
Ya...Allah tidak mau disamakan atau disejajarkan dengan apapun juga (baca hukum 1 dan 2 dari Dasa Titah). Karena itu, ketika anda merasa keagamaan anda terusik lalu anda bangkit dengan alasan "demi tegaknya Syariah" bahkan mengklaim tindakan anda untuk "membelah Allah", tidakkah hal ini menggambarkan bahwa Allah memiliki status yang sama dengan manusia? Dan jika Allah dibela atau butuh pembelaan, tidakkah itu menandakan bahwa manusia lebih perkasa dan berkuasa dari pada Allah, dan itu juga berarti bahwa Allah sedang didakwa "SALAH", sehingga manusia harus membebaskan dan menyelamatkan Allah dari tuduhan itu?

Ingatlah saudaraku...
Allah tidak seperti yang ada dalam pikiran kita. Dan Allah tidak akan pernah terselami oleh akal manusia kita dan kemahakuasaanNya tak dapat dirangkum oleh hikmat manusia. Karena itu...jangan takabur. Kita ini hanyalah DEBU.

Saudaraku...
Tidak ada hal lain yang dirindukan Tuhan dari manusia selain "berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapanNya (Mikha 6:8)". Dan di sini saya mau fokus pada kerendahan hati.
Hanya orang yang rendah hatilah yang mampu untuk menyatakan sikap hormat dan kagumnya di hadapan Allah. Hanya orang yang rendah hatilah yang akan mampu untuk menghadirkan SHALOM di tengah-tengah dunia yang semakin hambar kasih sayang. Hanya orang-orang yang rendah hatilah yang mampu mentransfer kebaikan Allah bagi dunianya, sehingga di wajah mereka, setiap orang dapat merasakan kehadiran Tuhan dan menyaksikan wajah Tuhan. Hanya orang yang rendah hatilah yang tahu untuk bersyukur, karena mereka sudah merasakan kebaikan Tuhan dan mau berbagi kebaikan itu kepada orang lain.

Camkanlah hal ini:
"Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Sebab apa yang ditabur orang, itu juga yang dituainya". Taburlah kebaikan dalam kerendahan hati, maka hidup anda akan dimuliakanNya.

Selamat beraktivitas dalam memuji Allah dan melayani sesama. Tuhan Yesus memberkati.

(Telah di-Share ke WA Jemaat Masale, 19 Pebruari 2017)

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love