Laman

Sunday, February 19, 2017

Benturan Antara Logika dan Iman

Sebuah Refleksi Pribadi
Masale, 20 Pebruari 2017

Bacaan Alkitab : Yohanes 6 : 1 - 13


Shalom untuk kamu semua.
Saya berharap bahwa anda tetap setia dalam membaca dan menggumuli firman Tuhan, dan untuk kali ini saya mengajak anda menaklukkan Logika anda di bawah dasar Iman. Bukan berarti bahwa logika itu bagi saya tidak penting, tetapi ada hal yang tidak mampu dicerna oleh Logika manusia dan di tempat di mana Logika tak mampu memberi jalan keluar, maka di situlah Iman harus berkumandang. Tapi dalam hal ini juga anda harus berhati-hati jangan sampai anda menempatkan Iman sebagai pilihan terakhir ketika Logika anda tak mampu mengatasi berbagai persoalan. Justru Imanlah yang harus mendahului Logika; bukan sebaliknya.

Saudaraku...
Antara Logika dan Iman memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menimbang berbagai persoalan.
Logika manusia menimbang pesan yang diterima oleh Indera berupa Fakta/Realita, sedang perkara Iman tidak membutuhkan Kalkulasi Faktual, melainkan sikap batin untuk: "PERCAYA DAN BERSYUKUR". Dan Alkitab sendiri memberi kesaksian bahwa, ketika Logika manusia menemui jalan buntu untuk menjawab berbagai kebutuhan yang mendesak, ternyata Iman memberi SOLUSI.

Perhatikan bahwa para murid sedang diperhadapkan dengan kondisi yang menuntut mereka untuk bertindak cepat. Yesus berkata: "di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan? (Yoh. 6:5)". Bahkan catatan dalam Lukas 9:12 justru menampak bagaimana para murid lebih ekstrim melakukan penolakan atas kondisi yang tidak mungkin di mana Logika manusia mampu memberi jalan keluar. Mereka berkata: "Suruhlah orang banyak itu pergi, supaya mereka pergi ke desa-desa dan kampung-kampung sekitar ini untuk mencari tempat penginapan dan makanan, karena di sini kita berada di tempat yang sunyi". Tetapi Tuhan Yesus dengan tegas mengharuskan mereka bertindak: "Kamu harus memberi mereka makan (Luk. 9:13)".

Tapi persoalannya ialah: mereka tidak memiliki kemampuan untuk menjamu orang dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang singkat di tempat yang jauh dari keramaian. Bahkan Filipus yang merupakan salah seorang murid Yesus yang tergolong "TERPELAJAR" mulai mengkalkulasi berapa banyak dana yang dibutuhkan untuk orang sebanyak itu. Ia berkata: "Roti seharga 200 Dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja".

Saudaraku...
Logika manusia yang terbentur dengan realita yang sangat sulit untuk mendapatkan "Jalan Keluar", akan membuat seseorang berdiam dan tidak mampu berbuat apa-apa. Dan dalam kondisi seperti itu, mereka kehilangan kesadaran diri bahwa ternyata masih ada yang mereka miliki. Namun persoalan yang ada di depan mata serasa lebih besar dengan apa yang dimiliki, lalu mereka menyepelekan dan menganggap hal tersebut tidak berarti apa-apa.

Saudaraku...
Logika memang selalu berbicara tentang apa yang lebih, yang ada padamu baru anda dapat bertindak; tetapi Iman selalu berbicara tentang apa yang kurang bahkan yang sama sekali tidak ada, -(ingat dogma: Yun = creatio ex nihilo, Ing = Creation out of Nothing, Ind = Penciptaan dari ketidak-adaan atau kenihilan). Ya...Iman tidak akan pernah berbicara tentang apa yang lebih, yang ada pada anda, tetapi justru sebaliknya; Iman berbicara tentang "apa yang kurang yang ada padamu", hal itu sudah cukup di tangan Tuhan untuk menjawab tantangan sebesar dan seberat apapun. Ingatlah bahwa, ketika para murid meminta: "Tambahkanlah Iman kami (Luk. 17:5)", maka Tuhan Yesus menjawab: "kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini, terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu (Luk. 17:6)".

Saudaraku...
Dalam kesesakan yang anda hadapi, sesungguhnya Tuhan Yesus tidak pernah menutup mata dan Ia tahu apa yang anda butuhkan. Ia tahu apa yang harus diperbuatNya untuk menolong anda. Ada kalanya Dia membiarkan kita dalam keadaan terdesak, karena Tuhan ingin tahu reaksi kita, seperti pertanyaan yang Ia ajukan kepada Filipus. Seringkali pandangan kita terpaku pada persoalan hidup yang kita hadapi, dan lupa memandang Tuhan Yesus yang adalah sumber mujizat. Semakin kita menghitung-hitung apa yang ada pada diri kita, semakin kita kuatir dan semakin kita menggunakan Logika untuk menutupi kebutuhan. Kalau saja kita ingat bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Maha-Dahsyat dengan segala perbuatanNya, tentulah kita tidak akan pernah merasa kuatir.

Ingat akan hal ini:
"Jika Tuhan ingin membuat mujizat kecil, maka Tuhan akan menempatkan kita pada situasi yang sulit; tetapi apa bila Tuhan hendak mengerjakan mujizat yang besar, maka Tuhan akan menghadapkan kita pada siatusi yang secara manusia, hal itu mustahil".

Tidak ada perkara yang terlalu sukar bagi Tuhan. Karena itu, percayakanlah hidup anda secara penuh kepada Dia. Taklukkanlah Logikamu di bawah otoritas Iman.

Selamat beraktivitas, Tuhan Yesus memberkati.

(Catatan: Di-Share ke WA Jemaat Masale - 20 Pebruari 2019).

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love