Laman

Monday, May 1, 2017

Ya Bapa, Ke Dalam TanganMu Kuserahkan NyawaKu

Sebuah Refleksi Pribadi
Hari Ke-39 Masa Pra Paskah
.
(7 Ucapan Sang Raja Agung Dari Salib).
Bacaan : Lukas 23:46
(Masale, 14 April 2017/Jumat Agung - Pdt. Joni Delima)


Selamat pagi dan Shalom bagimu.
Dengan hati yang diliputi sukacita sorgawi, saya menyampaikan Selamat Hari Raya Jumat Agung.
Semoga anda dapat beria-ria di dalam Dia yang rela mati sebagai tebusan atas dosa-dosa anda dan hidup anda pun dapat menjadi berkat bagi yang lain.

Saudaraku...
Saya tidak lagi mengajak anda hening sejenak, atau pun mengajak anda untuk memejamkan mata dan mengosongkan batin. Tetapi sekarang saya mengajak anda untuk memandang pada salib itu sehubungan dengan detik-detik terakhir Yesus Sang Raja Agung meregang nyawa.

Sekarang saya mengajak anda untuk melihat ke kedalaman batin anda, apakah anda orang yang sungguh-sungguh manusiawi, ataukah anda tidak jauh beda dengan binatang yang tidak berperasaan?.

Rasakan suasana batin anda, bagaimana jika yang tersalib itu adalah orangtua atau saudara anda dan di salib yang terkutuk itu ia meregang nyawa?.

Jangankan orangtua atau saudara anda, rasakan suasana batin anda jika yang tersalib itu adalah sahabat karib anda, lalu di salib yang terkutuk itu ia meregang nyawa?.

Jangankan sahabat karib anda,rasakan suasana batin anda jika yang tersalib itu adalah orang yang anda kenal sangat baik dan suka menolong orang lain bahkan anda pun pernah ditolongnya, lalu di salib yang terkutuk itu ia meregang nyawa?.

Masih mampukah anda untuk terus memandang lalu menganggap hal tersebut sebagai perkara yang biasa-biasa saja?.

Saudaraku...
Cobalah anda berkata jujur dan bersikap tulus dalam kondisi seperti itu.

Tidakkah anda akan tertunduk sedih dengan linangan airmata?.

Tidakkah hati anda akan berkata; betapa keji orang yang memperlakukanNya. Sungguh mereka tidak lebih dari binatang buas yang tidak mempunyai hati?.

Tidakkah hati anda akan berkecamuk dengan amarah dan dendam, dan pastilah anda akan menuntut balas atas perlakuan terbut?.

Tidakkah anda akan mengambil tindakan sama seperti murid Yesus Sang Raja Agung yang meminta agar mereka diizinkan berdoa buat kota Samaria agar mendapatkan kutuk yang lebih parah daripada kota Sodom dan Gomora, karena orang-orang Samaria menolak negerinya dilalui rombongan Yesus Sang Raja Agung?.

Silahkan anda memandang ke kedalaman batin anda sendiri!.

Tetapi ini yang saya mau katakan: Mati di kayu salib yang terkutuk itu adalah pilihan satu-satunya bagi Yesus Sang Raja Agung agar anda dan saya beroleh keselamatan. Dalam kesadaranNya, Yesus Sang Raja Agung rela menanggung kutuk demi tumbuhnya HARAPAN BARU bagi saudara dan saya untuk kembali kepada Fitrah Diri Sebagai Manusia Allah = Man of God (1 Tim. 6:11).

Salib bagiNya bukanlah tanda KEKALAHAN, tetapi pembuktian dari pribadi yang tangguh untuk terus bertarung sampai mencapai garis finish. "Ia (Yesus) pasrah pada keputusan Sang Bapa. Ia tunduk pada aturan atau ketetapan Sang Bapa". Ia membuktikan ucapanNya di Taman Getsemani: "Tetapi dalam perkara ini, jangan kehendakKu, tetapi kehendakMulah yang terjadi". Ia menyelesaikan penugasanNya hingga Ia berkata: "Ya Bapa, Ke Dalam TanganMu kuserahkan nyawaku".

Dan inilah yang saya hendak tegaskan kepada anda: "Hanya orang-orang yang berkepribadian yang tangguh yang mampu mengolah rasa sakit atau derita dalam terang iman: Jadilah KehendakMu. Hanya orang-orang yang berkarakter mulia yang mampu berkata: biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damaiMu".

Dan inilah dasarnya, mengapa hari jumat itu tidak disamakan dengan hari jumat seperti biasanya. Tetapi ia disebut Jumat Agung (The Good Friday atau The Great Friday); karena di Jumat ini dipertontonkan Kebesaran Hati Sang Raja Agung untuk taat sampai pada titik akhir, melakukan rencana penyelamatan Sang Bapa dalam menebus saudara dan saya yang notabene kelompok manusia yang tidak pantas untuk diselamatkan. JUMAT ini disebut AGUNG karena di Jumat ini dipertontonkan kematian Yang Agung dari Sang Anak yang takluk di bawah Otoritas Sang Bapa. Ketaatan Sang Anak pada Sang Bapa adalah SEMPURNA, sampai pada titik akhir Ia mengucapkan kata ini: "Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu".

Karena itu saudaraku...
Anda tidak pantas untuk menangisi kematiaanNya; tetapi justru sebaliknya, anda harus mensyukurinya dengan satu tekad: "anda harus juga taat pada rencana Allah agar hiduyp anda jadi berkat bagi sesama".

Selamat ber-Jumat Agung.
Tuhan memberkatimu.

1 comment:

  1. Shalom. Tahukah Anda kalau apa yang Yesus/ Yeshua ucapkan dalam narasi Lukas 23 : 46 itu berasal dari Mazmur 31 : 6?

    Mazmur 31 : 6 dalam bahasa Ibrani aslinya :

    Aksara Ibrani :
    " בידך אפקיד רוחי פדיתה אותי יהוה אל אמת. "

    Cara membacanya menurut peraturan tata bahasa Ibrani : " beyadkha afkid rukhi paditah YHWH ( Adonai ) El Emet. "
    Sedangkan Lukas 23 : 46 dalam terjemahan bahasa Ibraninya sebagai berikut :

    Aksara Ibrani :

    " ויקרא ישוע בקול גדול ויאמר אבי בידך אפקיד רוחי ויהי ככלותו לדבר ויפח נפשו. "

    Cara membacanya menurut peraturan tata bahasa Ibrani :

    " Vayikra Yeshua bekol gadol vayomer Avi beyadkha afkid rukhi vayehi kekaloto ledaber vayipakh nafsho. "

    Tuhan memberkati. 🕎✡🐟✝🕊📖🇮🇱

    ReplyDelete

Web gratis

Web gratis
Power of Love