Laman

Wednesday, August 30, 2017

Ketika Balok Tertutupi Selumbar

Sebuah Refleksi Pribadi
(Renungan Untuk Anak Negeri Ini)

Bacaan : Matius 7 : 1 - 5
(Masale, 6 Pebruari 2017 - Pdt. Joni Delima)


Saudaraku...
Saya sesungguhnya sangat sedih menyaksikan ILC (Indonesia Lawyer Club) edisi 11 Oktober 2016 yang membahas permohonan maaf Ahok atas ucapannya di Kepulauan Seribu di Pulau Pramuka tentang Surat Al-Maidah 51. Sedih bukan karena Ahok ada pada posisi yang dipermasalahkan, tetapi sedih karena menyaksikan karakter sesungguhnya dari mereka yang notabene Public Figur.

Saya bertanya pada diri saya sendiri:
"Seperti inikah standar intelektual dan standar spiritual manusia Indonesia yang merasa bangga ketika berhasil menjatuhkan orang lain?".

"Seperti inikah gambaran swesungguhnya dari manusia Indonesia yang merasa diri agamis, yang menilai maaf hanya bahasa bibir untuk menenangkan kegaduhan, tetapi tangan tetap terkepal untuk meninju wajah orang yang dinilai bersalah? Bukankah MAAF dan MEMAAFKAN adalah bahasa hati yang penuh cinta kasih dan tidak lagi menuntut ini atau itu?".

"Di manakah perginya karakter dari anak bangsaku yang dahulu kala sangat dikagumi oleh bangsa-bangsa lain, di mana kepelbagaian tidak menjadi penghalang untuk menikmati dan membangun hidup bersama dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika?".

Saudaraku...
Sadar atau tidak, saya mau mengatakan hal ini kepada anda bahwa kita begitu mudah mencari dan menemukan kesalahan orang lain, dibandingkan mencari dan menemukan kesalahan diri kita sendiri, bukan?

Dan inilah realita dari kehidupan:
"Begitu mudahnya lidah kita bercerita tentang keburukan orang lain, -(sekecil apa pun salahnya orang itu)-, lalu dengan begitu mudahnya juga kita mengubur sejuta kebaikan yang telah dilakukannya untuk kita".

Tetapi saya mau mengatakan ini kepada anda:
Anda harus berhati-hati, sebab hal yang sama juga akan menimpa anda. Ukuran yang anda pakai kepada orang lain, ukuran yang sama juga akan dipakai untuk menilai hidup anda. Jika anda begitu mudah mengubur sejuta kebaikan sesamamu hanya karena kesalahan yang kecil saja sudah dia lakukan; maka anda pun kelak akan mengalami hal yang sama, bahkan lebih para dari padanya. Ya...ketika anda mempergunjingkan orang lain hanya karena kesalahan yang kecil, maka saat itu juga orang akan menemukan sekian banyak keburukan dalam diri anda dan orang pun akan mempergunjingkan diri anda.

Waspadalah, jangan sampai anda begitu jeli melihat selumbar di mata orang lain, sedang balok di mata anda sendiri tak tampak di mata anda.

Saya mau mengutip ucapan Mahatma Gandhi:
"Seorang yang pemaaf, dialah orang yang terkuat di dunia, tetapi orang yang sulit memaafkan, dia adalah orang yang paling lemah".

Selamat belajar untuk memandang kebaikan-kebaikan sesamamu dan melupakan keburukannya.
Selamat beraktivitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.

(Catatan: Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love