Sebuah Catatan Khusus Buat Pasangan Nikah
Disarikan dari buku:
From Impossible to I'm Possible
Buah Karya: Pdt. Imanuel Kristo
Didedikasikan buat
Adi Prasetia Minggus Putra - Jugantiani
Bacaan: Kidung Agung 8:5-7
Pemberkatan Nikah Jemaat Masale
Tanggal 7 September 2017
Catatan khusus dari Hukum Pernikahan:
(tercantum dalam akta Liturgi Pemberkatan Nikah)
"Allah mengaruniakan perkawinan kepada kita untuk mengekspresikan secara penuh cinta antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Dalam perkawinanan, seorang laki-laki dan seorang perempuan saling memiliki, dan dengan cinta yang hangat serta kelembutan, mereka saling memberi diri dan hidupnya tanpa paksaan".
Cinta itu soal rasa, cinta juga menyangkut hati, itulah sebabnya cinta sangat kuat mempengaruhi pelakunya. Rasa bahagia dan rasa sedih dalam diri seseorang tidak lepas dari cinta yang dia alami. Johan Wolfgang van Goethe mengungkapkan: "kita dibentuk dan diperindah oleh apa yang kita cintai", sementara itu, Victor Hugo menambahkan: "kebahagiaan utama dalam hidup adalah keyakinan bahwa kita dicintai". Dengan demikian kebahagiaan kita yang sesungguhnya adalah ketika dapat mencintai dan dicintai. Di situlah relasi dua pribadi dijalani dengan penuh kegembiraan: yang satu membahagiakan yang lain dengan sukarela. Kebencian mungkin dapat menutupi cinta, tetapi kebencian tidak pernah meniadakan cinta, karena cinta itu abadi.
Meski pun demikian, cinta pada dirinya sendiri tidak akan berarti apa-apa jika tidak dinyatakan lewat perbuatan. Cinta tanpa perbuatan adalah sesuatu yang mati, beku dan kaku. Cinta selalu butuh sarana untuk dapat dirasakan oleh dia yang di dalamnya cinta itu diberikan, di sanalah cinta diekspresikan dalam berbagai bahasa yang tidak hanya terbatas dengan kata. Karena pada dasarnya tidak pernah ada kata-kata yang cukup untuk melukiskan dan mengungkapkan cinta.
Mengekspresikan cinta dalam perbuatan akan membuat cinta tampak konkrit dan nyata. Dan perbuatan ini adalah perbuatan kasih yang dilakukan dengan penuh kegembiraan. Di mana pelakunya dapat melakukan apa saja tanpa memperhitungkan apa pun.
Di dalamnya ada KETULUSAN, karena dilakukan tanpa keterpaksaan dan beban. Tidak ada perbuatan cinta yang membuat pelakunya merasa susah, tetapi sebaliknya akan merasa senang dan bahagia. Sekali pun di dalam perbuatan itu ada PENGORBANAN, karena tidak pernah ada pengorbanan yang cukup demi cinta yang sejati. Cinta selalu melampaui apa pun dan mengatasi apa pun. Dale Carnagie pernah berujar demikian: "Cara memperoleh cinta dan kasih sayang adalah jangan pernah menuntut untuk dicintai, tapi mulailah memberikan kasih sayang tanpa mengharapkan balasan". Hanya dengan cara itulah maka ekspresi cinta kita betul-betul akan menjadi ungkapan cinta kasih yang paling dapat dirasakan oleh siapa pun juga.
Cinta adalah kata yang tampak sederhana tetapi sarat akan makna, bisa dialami oleh siapa saja tetapi tidak semua orang mampu menghargainya dengan pantas. Menempatkan cinta sebagaimana seharusnya dapat terlihat saat kita mengekspresikannya. Cinta itu agung dan terhormat, oleh karena itu diekspresikanlah cinta sesuai dengan hakekatnya. Cinta bukanlah cinta jika pelakunya kehilangan penghormatan di hadapan sesamanya. John Powel mengingatkan setidaknya tiga segi yang harus terus menerus dijaga ketika kita mencintai dan dicintai. Ketiga segi itu adalah:
(1). Cinta berarti menghargai dan mengakui nilai asli dan unik dari orang yang kita cintai.
(2). Cinta berarti mengakui dan mencoba memenuhi keperluan orang yang kita cintai.
(3). Cinta berarti memaafkan dan melupakan kesalahan orang yang kita cintai.
Dengan demikian di dalam cinta itulah hidup bersama diwujudkan: di dalamnya ada kepercayaann belas-kasihan, simpati, empati, penghargaan, penghormatan dan semua yang baik bersama dengan orang lain dalam bermacam-macam relasi.
Oleh karena itu, ekspresikanlah cinta dengan SANTUN, yang membuat diri kita dan orang yang kita cintai menjadi tampak begitu berharga dan istimewa. Karena cinta tidak pernah mengajar kita menjadi lemah tetapi cinta selalu membangkitkan kekuatan; cinta tidak pernah mengajar kita merendahkan tetapi selalu menghembuskan penghormatan.
Akhirnya, sekali pun kita mampu berbicara dengan berbagai bahasa manusia dan alam, namun jika kita tidak memiliki cinta dan kasih yang sejati maka tidak ada ubahnya kita sebagaimana gong yang bergaung dan canang yang hanya sekedar bergemerincing. Terdengar dan bersuara namun tidak memiliki nada dan harmoni yang indah untuk dinikmati. Buatlah banyak orang tersenyum saat kita hadir karena mereka mencintai kita, dan buatlah mereka menangis dan bersedih saat kita pergi karena mereka juga mencintai kita.
Selamat mengusahakan dan mengekspresikan cinta sejati kita kepada mereka yang kita cintai.
Tuhan Yesus memberkati.
Disarikan dari buku:
From Impossible to I'm Possible
Buah Karya: Pdt. Imanuel Kristo
Didedikasikan buat
Adi Prasetia Minggus Putra - Jugantiani
Bacaan: Kidung Agung 8:5-7
Pemberkatan Nikah Jemaat Masale
Tanggal 7 September 2017
Catatan khusus dari Hukum Pernikahan:
(tercantum dalam akta Liturgi Pemberkatan Nikah)
"Allah mengaruniakan perkawinan kepada kita untuk mengekspresikan secara penuh cinta antara seorang laki-laki dan seorang perempuan. Dalam perkawinanan, seorang laki-laki dan seorang perempuan saling memiliki, dan dengan cinta yang hangat serta kelembutan, mereka saling memberi diri dan hidupnya tanpa paksaan".
Cinta itu soal rasa, cinta juga menyangkut hati, itulah sebabnya cinta sangat kuat mempengaruhi pelakunya. Rasa bahagia dan rasa sedih dalam diri seseorang tidak lepas dari cinta yang dia alami. Johan Wolfgang van Goethe mengungkapkan: "kita dibentuk dan diperindah oleh apa yang kita cintai", sementara itu, Victor Hugo menambahkan: "kebahagiaan utama dalam hidup adalah keyakinan bahwa kita dicintai". Dengan demikian kebahagiaan kita yang sesungguhnya adalah ketika dapat mencintai dan dicintai. Di situlah relasi dua pribadi dijalani dengan penuh kegembiraan: yang satu membahagiakan yang lain dengan sukarela. Kebencian mungkin dapat menutupi cinta, tetapi kebencian tidak pernah meniadakan cinta, karena cinta itu abadi.
Meski pun demikian, cinta pada dirinya sendiri tidak akan berarti apa-apa jika tidak dinyatakan lewat perbuatan. Cinta tanpa perbuatan adalah sesuatu yang mati, beku dan kaku. Cinta selalu butuh sarana untuk dapat dirasakan oleh dia yang di dalamnya cinta itu diberikan, di sanalah cinta diekspresikan dalam berbagai bahasa yang tidak hanya terbatas dengan kata. Karena pada dasarnya tidak pernah ada kata-kata yang cukup untuk melukiskan dan mengungkapkan cinta.
Mengekspresikan cinta dalam perbuatan akan membuat cinta tampak konkrit dan nyata. Dan perbuatan ini adalah perbuatan kasih yang dilakukan dengan penuh kegembiraan. Di mana pelakunya dapat melakukan apa saja tanpa memperhitungkan apa pun.
Di dalamnya ada KETULUSAN, karena dilakukan tanpa keterpaksaan dan beban. Tidak ada perbuatan cinta yang membuat pelakunya merasa susah, tetapi sebaliknya akan merasa senang dan bahagia. Sekali pun di dalam perbuatan itu ada PENGORBANAN, karena tidak pernah ada pengorbanan yang cukup demi cinta yang sejati. Cinta selalu melampaui apa pun dan mengatasi apa pun. Dale Carnagie pernah berujar demikian: "Cara memperoleh cinta dan kasih sayang adalah jangan pernah menuntut untuk dicintai, tapi mulailah memberikan kasih sayang tanpa mengharapkan balasan". Hanya dengan cara itulah maka ekspresi cinta kita betul-betul akan menjadi ungkapan cinta kasih yang paling dapat dirasakan oleh siapa pun juga.
Cinta adalah kata yang tampak sederhana tetapi sarat akan makna, bisa dialami oleh siapa saja tetapi tidak semua orang mampu menghargainya dengan pantas. Menempatkan cinta sebagaimana seharusnya dapat terlihat saat kita mengekspresikannya. Cinta itu agung dan terhormat, oleh karena itu diekspresikanlah cinta sesuai dengan hakekatnya. Cinta bukanlah cinta jika pelakunya kehilangan penghormatan di hadapan sesamanya. John Powel mengingatkan setidaknya tiga segi yang harus terus menerus dijaga ketika kita mencintai dan dicintai. Ketiga segi itu adalah:
(1). Cinta berarti menghargai dan mengakui nilai asli dan unik dari orang yang kita cintai.
(2). Cinta berarti mengakui dan mencoba memenuhi keperluan orang yang kita cintai.
(3). Cinta berarti memaafkan dan melupakan kesalahan orang yang kita cintai.
Dengan demikian di dalam cinta itulah hidup bersama diwujudkan: di dalamnya ada kepercayaann belas-kasihan, simpati, empati, penghargaan, penghormatan dan semua yang baik bersama dengan orang lain dalam bermacam-macam relasi.
Oleh karena itu, ekspresikanlah cinta dengan SANTUN, yang membuat diri kita dan orang yang kita cintai menjadi tampak begitu berharga dan istimewa. Karena cinta tidak pernah mengajar kita menjadi lemah tetapi cinta selalu membangkitkan kekuatan; cinta tidak pernah mengajar kita merendahkan tetapi selalu menghembuskan penghormatan.
Akhirnya, sekali pun kita mampu berbicara dengan berbagai bahasa manusia dan alam, namun jika kita tidak memiliki cinta dan kasih yang sejati maka tidak ada ubahnya kita sebagaimana gong yang bergaung dan canang yang hanya sekedar bergemerincing. Terdengar dan bersuara namun tidak memiliki nada dan harmoni yang indah untuk dinikmati. Buatlah banyak orang tersenyum saat kita hadir karena mereka mencintai kita, dan buatlah mereka menangis dan bersedih saat kita pergi karena mereka juga mencintai kita.
Selamat mengusahakan dan mengekspresikan cinta sejati kita kepada mereka yang kita cintai.
Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment