Sebuah Refleksi Pribadi
(Masale, 11 September 2017 - Pdt. Joni Delima)
Bacaan : 1 Tawarikh 29:18-19.
Shalom bagimu.
Semoga hidup anda hari ini diberkati Tuhan.
Saudaraku...
Pagi ini saya hendak mengajak anda untuk memahami apa kata Alkitab tentang "KETULUSAN". Tetapi untuk memahami dan menyelami hal tersebut, saya bertanya kepada anda terlebih dahulu:
apakah yang anda maksud dengan TULUS itu?.
Saudaraku...
Saya sangat tertarik dengan ungkapan bijak dari Mother Teresa yang hendak mengantar kita untuk memahami arti TULUS yang sesungguhnya, dan ungkapan bijak ini saya sarikan dari o-girimulyo.blogspot.com. Mother Teresa mengatakan demikian:
Orang sering keterlaluan, tidak logis dan hanya mementingkan diri; bagaimana pun, maafkanlah mereka.
Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu dan juga beberapa sahabat sejati; bagaimana pun, tetaplah jadi sukses.
Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja ada orang lain akan menipumu; bagaimana pun juga, tetaplah bersikap jujur dan terbuka.
Apa yang engkau bangun dengan bersusah payah selama bertahun-tahun, mungkin saja dihancurkan orang lain dalam semalam; bagaimana pun, tetaplah untuk terus membangun.
Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok akan dilupakan orang; bagaimana pun, tetaplah berbuat baik.
Bagaimana pun, berikan yang terbaik dari dirimu. Engkau lihat, akhirnya ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu. Bagaimana pun, ini bukanlah urusan antara engkau dan mereka.
Saudaraku...
Mother Teresa hendak mengajak anda untuk melakukan yang terbaik buat orang lain sekali pun reaksi orang ada yang positif dan terkadang lebih banyak yang negatif; tetapi tetaplah untuk melakukan yang terbaik. Sebab apa yang anda lakukan bukan urusan anda dengan manusia, tetapi ini adalah urusan antara anda dengan Tuhan.
Prinsipnya menurut saya:
"Anda melakukan yang terbaik sebab memang tidak ada yang harus dilakukan selain melakukan yang terbaik. Ya...hidup ini tidak boleh dicemarkan untuk hal yang tidak baik, sebab hidup ini hanya sekali dan sesudah itu MATI. Dan pada saat itu, urusan anda dengan sesama manusia berakhir, tetapi urusan anda dengan Tuhan tidaklah berakhir; justru anda sedang memasuki episode yang baru dan hal itu tidak bisa ditarik mundur".
Saudaraku...
Firman Tuhan hari ini berkisah tentang doa khusus Raja Daud sebelum ia mati. Tentu Raja Daud sudah begitu banyak mengalami pengalaman-pengalaman yang pahit menjalani hidup dalam ketulusan. Tetapi hal tersebut tidak menjadi sesuatu yang harus disesali tetapi justru sebaliknya, harus disyukuri. Hidup dalam Ketulusan memang bukan perkara mudah di tengah-tengah dunia yang hanya memikirkan kepentingan dan kesenangan pribadi/individu. Dunia sebenarnya tidak mengenal kata TULUS, tetapi yang dikenal adalah "Survival of Life = Bersaing untuk Hidup", sehingga dalam konsep dunia hanya ada satu prinsip untuk bertahan hidup, yakni "PERANG : siapa yang kuat, dia yang menang; siapa yang menang, dialah yang berkuasa".
Namun dalam konteks dunia yang sedemikian, tidak boleh ada kata "STOP HIDUP TULUS" khusus bagi setiap orang yang mengklaim dirinya sebagai anak Tuhan, sebab pada titik terakhir, semuanya akan berurusan dengan Tuhan. Karena itu, tidak ada kata MENYERAH untuk sebuah prinsip HIDUP TULUS. Atau meminjam ungkapan Pdt. Imanuel Kristo: "TULUS is Nothing to Lose".
Itulah sebabnya, Raja Daud menaikkan permohonan khusus buat anaknya (Salomo) agar dikaruniai HATI TULUS di tengah dunia yang tidak mengenal kata TULUS. Daud memohon:
"Dan kepada Salomo, anakku, berikanlah HATI yang TULUS sehingga ia berpegang pada segala perintahMU dan peringatanMU dan ketetapanMU, melakukan segala-galanya dan mendirikan bait yang persiapannya telah kulakukan (1 Taw. 29:19)".
Karena itu saudaraku...
Saya hendak mengatakan hal ini buat anda: "Hidup ini bukan semata-mata soal bagaimana anda mendapatkan apa yang anda inginkan yang berhubungan dengan perkara jasmani atau duniawi, seperti harta, kekayaan, kedudukan, jabatan dan kekuasaan; tetapi lebih dari pada itu. Dan inilah yang utama, yakni bagaimana anda mengkreasikan hidup anda untuk melakukan perkara-perkara kebajikan tanpa memikirkan untung atau rugi. Itulah yang disebut TULUS".
Inilah amaran atau nasehat saya menutup bagian ini:
"Berbuat baiklah semampu yang anda bisa lakukan dan jangan pernah terusik dengan apa kata orang, sebab pada akhirnya anda akan menuntaskan peperangan dan anda akan keluar dengan kepala tegak".
Selamat beraktivitas.
Selamat menanti episode selanjutnya.
Tuhan memberkatimu.
(Masale, 11 September 2017 - Pdt. Joni Delima)
Bacaan : 1 Tawarikh 29:18-19.
Shalom bagimu.
Semoga hidup anda hari ini diberkati Tuhan.
Saudaraku...
Pagi ini saya hendak mengajak anda untuk memahami apa kata Alkitab tentang "KETULUSAN". Tetapi untuk memahami dan menyelami hal tersebut, saya bertanya kepada anda terlebih dahulu:
apakah yang anda maksud dengan TULUS itu?.
Saudaraku...
Saya sangat tertarik dengan ungkapan bijak dari Mother Teresa yang hendak mengantar kita untuk memahami arti TULUS yang sesungguhnya, dan ungkapan bijak ini saya sarikan dari o-girimulyo.blogspot.com. Mother Teresa mengatakan demikian:
Orang sering keterlaluan, tidak logis dan hanya mementingkan diri; bagaimana pun, maafkanlah mereka.
Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu dan juga beberapa sahabat sejati; bagaimana pun, tetaplah jadi sukses.
Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja ada orang lain akan menipumu; bagaimana pun juga, tetaplah bersikap jujur dan terbuka.
Apa yang engkau bangun dengan bersusah payah selama bertahun-tahun, mungkin saja dihancurkan orang lain dalam semalam; bagaimana pun, tetaplah untuk terus membangun.
Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok akan dilupakan orang; bagaimana pun, tetaplah berbuat baik.
Bagaimana pun, berikan yang terbaik dari dirimu. Engkau lihat, akhirnya ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu. Bagaimana pun, ini bukanlah urusan antara engkau dan mereka.
Saudaraku...
Mother Teresa hendak mengajak anda untuk melakukan yang terbaik buat orang lain sekali pun reaksi orang ada yang positif dan terkadang lebih banyak yang negatif; tetapi tetaplah untuk melakukan yang terbaik. Sebab apa yang anda lakukan bukan urusan anda dengan manusia, tetapi ini adalah urusan antara anda dengan Tuhan.
Prinsipnya menurut saya:
"Anda melakukan yang terbaik sebab memang tidak ada yang harus dilakukan selain melakukan yang terbaik. Ya...hidup ini tidak boleh dicemarkan untuk hal yang tidak baik, sebab hidup ini hanya sekali dan sesudah itu MATI. Dan pada saat itu, urusan anda dengan sesama manusia berakhir, tetapi urusan anda dengan Tuhan tidaklah berakhir; justru anda sedang memasuki episode yang baru dan hal itu tidak bisa ditarik mundur".
Saudaraku...
Firman Tuhan hari ini berkisah tentang doa khusus Raja Daud sebelum ia mati. Tentu Raja Daud sudah begitu banyak mengalami pengalaman-pengalaman yang pahit menjalani hidup dalam ketulusan. Tetapi hal tersebut tidak menjadi sesuatu yang harus disesali tetapi justru sebaliknya, harus disyukuri. Hidup dalam Ketulusan memang bukan perkara mudah di tengah-tengah dunia yang hanya memikirkan kepentingan dan kesenangan pribadi/individu. Dunia sebenarnya tidak mengenal kata TULUS, tetapi yang dikenal adalah "Survival of Life = Bersaing untuk Hidup", sehingga dalam konsep dunia hanya ada satu prinsip untuk bertahan hidup, yakni "PERANG : siapa yang kuat, dia yang menang; siapa yang menang, dialah yang berkuasa".
Namun dalam konteks dunia yang sedemikian, tidak boleh ada kata "STOP HIDUP TULUS" khusus bagi setiap orang yang mengklaim dirinya sebagai anak Tuhan, sebab pada titik terakhir, semuanya akan berurusan dengan Tuhan. Karena itu, tidak ada kata MENYERAH untuk sebuah prinsip HIDUP TULUS. Atau meminjam ungkapan Pdt. Imanuel Kristo: "TULUS is Nothing to Lose".
Itulah sebabnya, Raja Daud menaikkan permohonan khusus buat anaknya (Salomo) agar dikaruniai HATI TULUS di tengah dunia yang tidak mengenal kata TULUS. Daud memohon:
"Dan kepada Salomo, anakku, berikanlah HATI yang TULUS sehingga ia berpegang pada segala perintahMU dan peringatanMU dan ketetapanMU, melakukan segala-galanya dan mendirikan bait yang persiapannya telah kulakukan (1 Taw. 29:19)".
Karena itu saudaraku...
Saya hendak mengatakan hal ini buat anda: "Hidup ini bukan semata-mata soal bagaimana anda mendapatkan apa yang anda inginkan yang berhubungan dengan perkara jasmani atau duniawi, seperti harta, kekayaan, kedudukan, jabatan dan kekuasaan; tetapi lebih dari pada itu. Dan inilah yang utama, yakni bagaimana anda mengkreasikan hidup anda untuk melakukan perkara-perkara kebajikan tanpa memikirkan untung atau rugi. Itulah yang disebut TULUS".
Inilah amaran atau nasehat saya menutup bagian ini:
"Berbuat baiklah semampu yang anda bisa lakukan dan jangan pernah terusik dengan apa kata orang, sebab pada akhirnya anda akan menuntaskan peperangan dan anda akan keluar dengan kepala tegak".
Selamat beraktivitas.
Selamat menanti episode selanjutnya.
Tuhan memberkatimu.
No comments:
Post a Comment