Laman

Saturday, October 28, 2017

Jangan Cepat Menghakimi Orang

Sebuah Ilustrasi Khotbah
Kisah Inspiratif seorang dokter bedah

Disarikan dari: https://archive.kaskus.co.id>thread.

Catatan:
Beberapa bagian dari kisah ini telah dikembangkan tanpa menghilangkan makna atau tujuan dari kisah inspiratif ini.
(Telah di-Share ke WA Jemaat Masale tgl. 2 Pebruari 2017)

Seorang dokter dengan berlari terburu-buru memasuki Rumah Sakit karena menerima panggilan darurat untuk melakukan tindakan operasi. Dia menjawab panggilan itu secepatnya, mengganti dengan baju operasi dan langsung tanpa bla-bla-bla, ia menuju ruang operasi. Di ruang tunggu, dia berpapasan dengan ayah sang anak yang sudah mondar-mandir sepanjang lorong menunggu kedatangan dokter. Ia sangat gelisah bercampur gusar dan marah karena merasa bahwa tindakan medis kepada anaknya sangat lambat. Ketika melihat dokter tersebut, si ayah berbicara dengan suara keras dan membentak:

"Kenapa lama sekali datangnya? Apa anda tidak tahu kalau nyawa anak saya dalam bahaya? Anda ini seorang dokter tapi tidak punya rasa tanggung jawab atas profesi anda!".

Dokter itu hanya tersenyum dan menjawab:

"Maafkan saya, tadi saya tidak ada di rumah sakit ini dan saya datang secepatnya setelah menerima panggilan darurat; dan sekarang saya mohon, bapak tenang dulu agar saya bisa melakukan tugas saya".

Mendengar jawaban dokter tersebut, emosi sang ayah semakin memuncak:

"Tenang....tenang? Bagaimana jika anak itu adalah anak dokter? Apakah dokter bisa tenang? Jika anak itu lambat ditangani lalu ia meninggal, apakah dokter bisa tenang?".

Dokter itu tersenyum kembali dan menjawab:

"Saya kutip kata-kata dalam kitab suci: dari tanah akan kembali ke tanah, terberkatilah di dalam nama Tuhan. Yang penting bapak harus tahu bahwa, dokter tidak bisa memanjangkan umur manusia. Karena itu, saya dan teman-teman saya akan berusaha untuk memberi pertolongan yang terbaik sesuai penugasan kami dan itu adalah anah dari Tuhan, tetapi yang menentukan hasil akhir adalah Tuhan".

Mendengar ucapan sang dokter, ayah dari anak yang sakit itu menggerutu dalam hatinya:

"Ngomong memang gampang, tapi buktinya anda tidak peduli karena terlambat datang".

Sang dokter tidak panjang lebar lagi berbicara, dan ia langsung melakukan tindakan operasi. Operasi berlangsung beberapa jam dan dokter itu keluar dengan wajah yang ceria:

"Syukur pada Tuhan, anak anda selamat. Kalau ada yang mau ditanyakan tentang kondisi anak anda, tanyakan saja langsung sama suster yang menjaganya".

Tanpa menunggu jawaban dari ayah si anak yang sakit itu, dokter tersebut terus saja berjalan dan bergegas meninggalkan rumah sakit tersebut. Ayah dari anak yang sakit itu memanggil suster lalu berkata:

"Kenapa dokter itu sombong sekali? Bahkan dia tidak memberi kesempatan kepada saya untuk menanyakan tentang keadaan anak saya? Apa sih jabatan beliau di rumah sakit ini?".

Mendengar keluhan dan omelan si ayah anak yang sakit itu, suster menjawab dengan nada sedih dan berurai airmata. Suster menyampaikan kondisi yang sedang dihadapi sang dokter tadi:

"Maaf pak! Sesungguhnya ini berat saya sampaikan kepada bapak. Dokter tadi sedang mengalami dukacita. Anaknya kemarin mengalami kecelakaan dan nyawanya tidak bisa tertolong. Beliau sedang berada di pemakaman ketika kami memanggilnya untuk melakukan tindakan operasi terhadap anak bapak. Dan sekarang, setelah menyelamatkan anak bapak, beliau harus buru-buru lagi untuk kembali ke pemakaman anaknya".

Mendengar penuturan suster tersebut, sang ayah anak yang sakit itu langsung tertunduk malu. Ia merasa berdosa atas semua ucapan dan tindakannya yang baru lalu.

Pesan Moral:

Adalah kecenderungan kita manusia, ketika kita sedang dalam keadaan kalut, maka pikiran pun jadi semberawut. Kita butuh pertolongan orang lain, namun kita memaksakan kehendak kita tanpa memikirkan kondisi atau kepentingan orang yang akan menolong kita. Jika keinginan kita lambat direspons, kita pun jadi emosi lalu menuding dengan perkataan kasar dan tak pantas terhadap orang yang hendak menolong kita. Kita begitu cepat menghakiminya sebagai orang yang tidak becus dan tidak bertanggung jawab.

Kisah inspiratif ini mau mengingatkan kita: Jangan anda menjustice orang dengan penilaian negatif. Ingatlah dan sadarilah bahwa sehebat apa pun anda, namun anda tidak akan pernah tahu, bagaimana sesungguhnya kehidupan orang lain, apa yang mereka sedang alami dan bagaimana mereka menghadapi persoalan mereka. Jika orang lain masih memberi diri untuk mengulurkan tangan menolong anda sedang anda sendiri tidak tahu bahwa yang bersangkutan juga sangat membutuhkan uluran tangan dari orang lain termasuk dari anda; tidakkah anda harus malu terhadap orang tersebut.

Karena itu, tetaplah berpikir positif untuk segala hal yang terjadi dan jangan mudah menghakimi orang lain. Ingatlah pesan Tuhan Yesus: "Janganlah kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu (Mat. 7:1-2)".

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love