Laman

Friday, October 27, 2017

Pekerjaan Allah Itu Baik Dan Sempurna

Sebuah Ilustrasi Khotbah

"Kisah Raja Dan Pelayannya"

Disarikan dari:
lumbanlobu.blogspot.com/2015/11/kisah-seorang-raja-dan...

Catatan:
Beberapa bagian dari kisah ini telah diperluas penceritaannya tanpa menghilangkan makna atau tujuan dari ilustrasi atau kisah inspiratif ini.

(Telah di-Share ke WA Jemaat Masale tgl. 26 Januari 2017).

Konon...
Di sebuah kerajaan antah-berantah, ada seorang raja yang suka berburu dan setiap kali ia melakukan kegiatan kegemarannya itu, ia selalu didampingi seorang pelayannya yang setia dan sangat dipercaya. Untuk setiap hal yang dialami Sang Raja, bahkan persoalan yang membuat Sang Raja dongkol karena persoalan itu tidak dapat diselesaikan, pelayan ini selalu memberi saran dengan berkata:
"Yang Mulia, jangan kuatir, karena dalam segala masalah yang terjadi, ada tangan Tuhan yang bekerja. Dan apa yang dikerjakan Allah adalah baik adanya dan sempurna. Percayalah; Allah itu tidak pernah memutuskan yang jahat dan setiap keputusanNya tidak akan pernah salah".

Suatu hari, mereka pergi ke sebuah hutan yang terkenal angker dengan binatang buasnya. Tanpa di sangka-sangka, seekor binatang buas menyerang Sang Raja. Si pelayan berhasil membunuh binatang tersebut, namun tidak bisa mencegah Sang Raja dari kehilangan sebuah jari tangan akibat gigitan binatang tersebut.

Geram dengan apa yang dialaminya dan tanpa merasa bersyukur dan berterima kasih kepada pelayannya itu, Sang Raja berkata:
"Katamu, Allah itu baik. Kalau Allah itu baik, saya tidak akan diserang oleh binatang buas dan kehilangan salah satu jari tangan saya!".

Pelayan itu berkata:
"Apapun yang terjadi kepada Yang Mulia, percayalah bahwa Allah itu baik dan apapun yang dikerjakanNya adalah sempurna. Saya percaya, Tuhan tak pernah salah dalam persoalan ini".

Merasa sangat tersinggung oleh respon pelayannya, maka sekembalinya ke istana, Sang Raja memerintahkan pengawalnya untuk memenjarakan si pelayan itu. Sementara dibawa menuju ke sel, pelayan tersebut masih saja mengulangi perkataannya:
"Allah adalah baik dan apa yang dilakukanNya tidak akan pernah salah".

Setelah beberapa waktu berlalu, Sang Raja merasa baikan dan ia kembali masuk ke hutan tersebut untuk berburu seorang diri. Dan karena pergi terlalu jauh serta tidak ada orang yang memandunya, Sang Raja pun tersesat dalam hutan rimba itu lalu ia ditangkap oleh suku primitif yang biasa menggunakan manusia sebagai korban untuk dipersembahkan kepada dewa yang mereka sembah. Ia pun diarak masuk ke kampung dengan tangan yang terikat dan diperhadapkan kepada kepala suku. Sang Kepala Suku memerintahkan agar Sang Raja itu diletakkan di atas altar untuk dipersembahkan kepada Sang Dewa. Namun, sebelum kepala suku melaksanakan niatnya dengan mengayunkan pisau untuk menggorok leher Sang Raja, ia menyaksikan bahwa jari tangan Sang Raja tidak lengkap dan hal ini sangat tabu. Sesuai tradisi suku primitif tersebut, yang dipersembahkan kepada Sang Dewa haruslah sempurna; tidak boleh ada yang cacat. Karena hal ini maka Sang Raja dibebaskan.

Sekembalinya ke istana, Sang Raja memerintahkan pengawal untuk mengeluarkan si pelayan dari sel tahanan. Ketika si pelayan itu menghaturkan sujud di hadapannya, Raja pun berkata:
"Temanku...benar apa katamu. Ternyata Allah itu baik bahkan sungguh baik kepadaku. Apa yang terjadi sebelumnya adalah tindakan yang tepat dan benar bahwa keputusan Allah tidak pernah salah. Sebab aku hampir saja dibunuh oleh suku primitif di hutan itu untuk dijadikan kurban persembahan bagi dewa mereka, namun karena jariku tidak lengkap maka mereka membebaskanku".

Suasana dalam ruangan itu menjadi hening. Semua pegawai istana mangut-mangut. Keheningan baru mencair ketika Sang Raja mengajukan pertanyaan kepada pelayan tersebut:
"Tapi sati hal yang masih membingungkan dan olehnya, hatiku jadi gusar, yakni: kalau Allah itu baik, mengapa Allah membiarkan aku memenjarakanmu?".

Si Pelayan menjawab:
"Yang Mulia...kalau saja Yang Mulia tidak memenjarakanku, baginda pasti akan mengajak saya untuk pergi berburu. Dan sudah pasti bahwa yang akan dijadikan korban oleh suku primitif tersebut adalah saya, sebab seluruh anggota tubuh saya lengkap sedangkan Yang Mulia tidak lengkap, karena kehilangan salah satu jari tangan. Jadi, semua yang dikerjakan Allah itu baik dan sempurna. Ketika Yang Mulia memenjarakan saja, sesungguhnya Allah telah menyelamatkan saya".

Semua orang terkagum-kagum dengan jalan pikiran si pelayan tersebut dan Sang Raja mengambil keputusan untuk mengangkatnya menjadi seorang Patih dalam kerajaannya.

Pesan Moral Dari Kisah Ini:

Allah itu baik dalam segala tindakanNya dan adil dalam segala keputusanNya. Semua yang dikerjakan Tuhan itu adalah sempurna, dan tidak ada satupun dari yang dikerjakanNya dalam kehidupan kita itu jahat. Semua baik dan sungguh baik.

Saudaraku...
Ketika tantangan bahkan masalah yang begitu berat datang menerpa kehidupan kita; seringkali yang kita lakukan adalah mengeluh dan bersungut-sungut. Kita seringkali mencari kambing hitam dengan mempersalahkan ini atau itu. Keadaan yang demikian melahirkan pikiran negatif dan sulit lagi untuk melihat masalah yang terjadi dari sudut pandang positif.

Saya mengajak saudara untuk kembali merenungkan ilustrasi di atas. Marilah kita belajar untuk berpikir positif dalam setiap persoalan yang terjadi. Sebab hanya dengan itu, kita mampu untuk menarik kesimpulan dengan berkata: "Allah itu baik dalam segala perkara. Tidak ada yang jahat pada setiap keputusanNya dan tidak ada yang salah pada segala tindakanNya".

Selamat berbaik sangka dalam setiap masalahmu.
Katakan dengan lantang:
"ALLAH ITU BAIK ADANYA".

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love