Laman

Saturday, October 7, 2017

Tuhanlah Bagianku, Kata Jiwaku

Sebuah Refleksi Pribadi
Disampaikan dalam Ibadah Keluarga Bpk. Ir. Yulius Padang
Dilaksanakan di Gedung Gereja Toraja Jemaat Masale
.

Didedikasikan buat Ny. Gildyka Andrilia Efrylius yang berulang tahun tgl. 2 Oktober.

Bacaan : 1 Samuel 17 : 32, 43 - 47.
(Masale, 7 Oktober 2017 - Pdt. Joni Delima)

Saudaraku...
Sebagai seorang yang percaya pada Tuhan Yesus, saya mau mengatakan hal ini kepada anda; "Dalam dunia ini, tidak ada sesuatu yang mutlak atau yang sifatnya absolut; yang olehnya kita tidak bisa berbuat apa-apa dalam menghadapi dan mengatasinya". Besar atau kecilnya masalah; berat atau ringannya persoalan, baik atau buruknya keadaan; sesungguhnya semua itu bergantung dari sudut pandang atau dengan apa kita membandingkannya.

Contoh konkrit;
Menurut anda, apakah Pdt. Joni Delima termasuk dalam kategori pria tampan?.

Tentu jawabannya sangat relatif.
Tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya dan menilainya bahwa ia masuk kategori pria tampan; ya...tergantung dari pembandingnya.
Jika kita membandingkan Pdt. Joni Delima dengan pria lain yang tidak mau mengurus atau memelihara dirinya, membandingkannya dengan seseorang yang hidupnya sembrono sehingga terlunta-lunta, tak terurus hingga kurus kerempeng penampilan fisiknya, tentu Pdt. Joni Delima itu termasuk dalam kategori pria tampan. Namun jika pembandingnya itu seorang artis ibukota dan sekaligus digandrungi banyak wanita, maka jelas Pdt. Joni Delima itu tidak ada apa-apanya.

Apa yang saya mau kemukakan di sini?.

Saya mau mengemukakan kepada anda, bahwa sebuah masalah bisa dikatakan besar atau pun kecil, rumit atau pun ringan, susah atau pun gampang; itu bergantung dari dengan apa kita membandingkannya. Kalau saya sekarang mengatakan bahwa Goliath itu kecil, bisa jadi anda akan mengkomplain saya. Tentu anda akan bertanya; "dari sudut pandang apa sehingga pak pendeta mengatakan bahwa Goliath itu kecil?".

Goliath memang memiliki perawakan yang sangat besar karena anda membandingkannya dengan manusia biasa seperti diri anda. Goliath memiliki perawakan yang sangat raksasa karena anda mebandingkannya dengan Daud yang perawakannya sangat kecil, bahkan memakai pakaian perang Raja Saul saja, membuat pakaian Raja Saul kedodoran di badan Daud. Namun saya berani mengatakan bahwa silahkan anda menggambarkan Goliath sebagai raksasa yang menakutkan dan tak ada yang bisa menaklukkannya; namun dalam pandangan Daud, Goliath sangatlah kecil bahkan jauh lebih kecil dari pada semut karena pembanding yang Daud pakai adalah "TUHAN".

Di sinilah kita menyaksikan perbedaan sikap antara Raja Saul dan Daud dalam menghadapi dan mengatasi masalah. Raja Saul dan segenap tentara Israel sangat cemas karena mereka membandingkan diri mereka dengan masalah raksasa Goliath yang di depan mata mereka, sehingga mereka tidak berani untuk bergerak maju. Sedangkan Daud berani bergerak maju dan tidak sedikit pun merasa gentar, karena ia mempunyai pembanding yang sangat besar dari pada masalah yang ada di depannya. Pembanding itu adalah TUHAN.

Jadi, menghadapi Goliath, Daud tidak melihat dirinya sebagai pembanding, sebab jika hal itu ia lakukan, maka ia sudah pasti kalah. Sebab, bukankah dari ukuran fisiknya saja, Daud terlampau kecil dibandingkan Goliath. Dari ukuran senjata yang dipergunakan, tak mungkinlah umban dengan batu kecil dapat disetarahkan dengan pedang dan tombak. Apalagi dalam hal pengalaman tempur, Goliath jauh lebih terlatih sebab ia memang dipersiapkan untuk terjun ke medang perang; dibandingkan seorang Daud yang hanya berlatar-belakang gembala kambing domba. Daud sangat berani karena ia membandingkan Goliath yang dibanggakan tentara Filistin karena perawakannya yang besar dengan Allah yang disembahnya yang jauh lebih besar dan lebih dahsyat.

Coba perhatikan perkataan Daud:
"Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kau tantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai ALLAH".

Saudaraku...
Dalam menjalani hidup ini, sepatutnyalah kita memiliki cara pandang seperti Daud. Sebab jujur kita harus akui, terkadang kita tidak berjalan dengan mata iman tetapi berjalan dengan mata jasmaniah. Kita sering menjadi takut dan gentar ketika berhadapan dengan berbagai persoalan karena pembanding yang kita gunakan adalah diri kita sendiri; bukannya menjadikan TUHAN sebagai pembading untuk semua persoalan yang ada. Ingatlah bahwa Raja Saul tak mampu untuk melangkah maju karena ia memakai mata jasmaniahnya, tetapi dengan berani dan tegar Daud melangkah karena ia memakai mata imannya.

Saudaraku....
Hari ini kita mengalami sukacita yang besar bersama dengan keluarga bpk. Yulius Padang dan juga keluarga kekasih kita Efrylius Kala Allo. Kita mengalami semua ini karena kita mempunyai pembanding yang tidak dapat diragukan, yakni TUHAN. Banyak perkara yang terjadi dalam kehidupan keluarga kekasih kita ini; yang dijalani, dialami dan dinikmati - di mana ada suka pun ada duka, ada canda pun ada kekesalan, ada keberhasilan pun ada kekurang-beruntungan. Namun semua itu dapat dijalin dalam harmoni karena mereka memiliki pembanding, yakni TUHAN.

Selamat buat keluarga bapak Yulius Padang dan keluarga yang kita kasihi Efrylius Kala Allo yang beberapa bulan ke depan akan menyambut kehadiran seorang anak dalam rumah-tangga dan hal ini akan menjadi sukacita yang besar bagi bpk Yulius Padang bersama nyonya untuk berubah status menjadi seorang kakek dan nenek (opa dan oma). Mungkin di antara kita akan berkata; terlalu dini untuk menyampaikan ucapan seperti itu. Tetapi firman Tuhan hari ini memampukan kita untuk melihat jauh ke depan tentang apa yang akan Tuhan nyatakan dalam kehidupan kita dan keluarga ini.

Tetapkanlah tekadmu dan mantapkanlah langkah imanmu. Katakanlah sama seperti ini: "Tak ada hal yang utama yang kuingini selain Engkau, ya Allahku. Tuhanlah bagianku, kata jiwaku". Karena itu, Tetaplah menjadikan Tuhan sebagai pembanding untuk segala hal dalam kehidupanmu, maka Tuhan akan memberi kemenangan besar di setiap jalan yang engkau tapaki.
Tuhan Yesus memberkati.

(Catatan: Refleksi ini terinspirasi dari buku: "CHRIST in CRISIS").

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love