Laman

Wednesday, December 13, 2017

Allah Tidak Membiarkan DiriNya Dipermainkan

Sebuah Refleksi Pribadi.
(Refleksi ini telah di-Share ke WhatsApp Jemaat Masale, 19 Peb 2017).

Bacaan : Galatia 6:7-10.
"Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya".

Shalom bagimu.
Selamat menikmati hadiratNya.
Semoga damaiNya melingkupi hidup anda.

Saudaraku...
Saya sangat tertarik untuk merefleksikan tema ini dengan melihat kondisi kekinian di mana banyak orang sudah terjangkiti dengan apa yang disebut: "VIRUS FANATISME AGAMA". Cara bertutur-sapa bahkan tampilan lahiriah memberi kesan bahwa mereka adalah pribadi yang sangat agamis.

Namun satu hal yang membuat saya miris yakni jikalau kehidupan agama mereka diusik, maka mereka dengan mudah akan mengepalkan tangan lalu menyerukan "Kebesaran Nama Allah" alias "Takbir". Dan dalam konteks seperti ini, dengan alasan "menegakkan syariah" sebagai simbol "Membela Allah", maka: "kekerasan, pengrusakan dan penghancuran sarana publik, bahkan membunuh mereka yang tak sealiran atau tak seide pun dihalalkan dengan mengatasnamakan ALLAH". Dan saya mau tegaskan bahwa kecenderungan ini tidak hanya berlaku untuk satu agama atau aliran saja, tetapi kecenderungan tersebut berlaku umum pada semua agama atau aliran yang ada.

Saudaraku...
Tahukah anda, mengapa Tuhan Yesus mengalami penolakan oleh kaumNya sendiri dan pada akhirnya disalibkan?

Hal itu terjadi karena "Isu atau Sentimen Agama", sehingga atas nama Agama atau demi tegaknya syariah (Hukum Taurat), maka Ia harus dibunuh.

Lalu, pertanyaannya sekarang adalah:

Apakah memang Allah butuh pembelaan dari manusia?.

Samakah Dia dengan manusia, seolah-olah Allah menjadi pesakitan dan butuh pendampingan hukum dari manusia agar Allah bebas dari jerat hukum?.

Saudaraku...
Benar apa yang dikatakan Paulus dan hal itu sekaligus menjadi warning karena sensitivitas kehidupan keberagamaan kita: "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan".

Mengapa?.

Pertama:
Karena Allah itu Akbar dan kekuasaanNya tak tertandingi.

Mana mungkin manusia yang hanya seonggok tanah lempung, -(syukur kalau demikian)-, tapi yang pastinya bahwa manusia itu diambil dari debu, lalu tiba-tiba debu ini berubah menjadi lebih perkasa dan berkuasa melebihi Allah yang telah membentuk dan menciptakannya! Karena itu, menyangkali hakekat diri sebagai debu lalu merasa diri benar bahkan lebih benar daripada Allah, maka itulah yang disebut "mempermain-mainkan Allah" dan hal itu adalah "KESESATAN". Untuk hal ini, Allah pasti bertindak, sebab apa yang anda tabur, itu juga yang anda tuai.

Kedua:
Karena Allah itu Kudus.

Kata "KUDUS" dalam terminologi bahasa Ibrani berarti: dikhususkan, atau ditersendirikan, atau lain daripada yang lain. Jadi ketika Alkitab berbicara bahwa "Allah itu Kudus", maka itu berarti: Allah itu sangat istimewa, Allah lain daripada manusia dan tidak dapat disejajarkan dengan apapun yang ada, baik di sorga maupun di bumi.

Ya...Allah tidak mau disamakan atau disejajarkan dengan apapun juga (baca Dasa Titah pada hukum 1 dan 2). Ketika anda merasa keagamaan anda terusik lalu anda bangkit dengan alasan "menegakkan syariah" bahkan mengklaim bahwa tindakan anda untuk "membela Allah", tidakkah hal ini menggambarkan bahwa ternyata status Allah sama dengan manusia? Dan jika Allah dibela,tidakkah itu menandakan bahwa manusia lebih perkasa dan berkuasa daripada Allah, dan itu juga berarti bahwa Allah sedang didakwa "SALAH", sehingga harus dibebaskan dan diselamatkan dari dakwaan itu?

Ingat:
"Allah tidak seperti yang ada dalam pikiran anda. Allah tak terselami oleh akal manusia dan kuasanya tak dapat dirangkum oleh hikmat manusia. Karena itu, berhati-hatilah. Jangan takabur...anda hanyalah debu".

Karena itu saudaraku...
Tidak ada hal lain yang dirindukan Tuhan dari manusia selain hidup dengan rendah hati di hadapanNya. Sebab hanya orang yang rendah hatilah yang akan mampu untuk menghadirkan shalom di tengah-tengah dunia yang semakin hambar kasih sayang. Hanya orang-orang yang rendah hatilah yang mampu mentransfer kebaikan Allah bagi dunianya, sebab mereka sudah merasakan kebaikan itu sendiri dan mau berbagi kasih dengan sesama tanpa berharap pamrih.

Camkan selalu hal ini:
"Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Sebab apa yang ditabur orang, itu juga yang dituainya".

Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love