Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-59 tanggal 28 Pebruari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Censura Morum hari ke-13 Masa Pra Paskah.
Bacaan : Kolose 3:5-17.
"...karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya...kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendashan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran (Kol. 3:9b-10, 12)".
Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
(Salam sejahtera bagimu dalam nama Yesus Sang Mesias).
Semoga hari ini kehidupan anda diberkati Tuhan.
Saudaraku...
Setiap kita selalu suka pada hal-hal yang baru. Apalagi jika mendapat hadiah dari seseorang dan hadiah itu adalah sesuatu yang baru; wow...betapa senangnya hati kita, bukan? Tetapi, entah mengapa jika hal itu menyangkut persoalan "Hati Yang Baru" atau "Hidup Yang Baru" atau "Menjadi Manusia Baru", terasa sangat sulit untuk diterima. Kita masih lebih suka dengan cara-cara yang lama, tradsisi yang lama, atau kebiasaan yang lama. Merubah karakter yang lama bukanlah perkara yang mudah bagi setiap orang, semudah kita membalikkan telapak tangan.
Contohnya saja, jika selama ini saya lebih suka disuguhkan kopi, dan itu sudah menjadi sebuah kebiasaan, sehingga ketika tidak minum kopi, serasa ada sesuatu yang kurang atau ada sesuatu yang hilang. Dan betapa susahnya hati ini menerima jika kebiasaan itu berganti; dari kopi ke teh atau susu misalnya. Serasa lidah ini mengecap sesuatu yang asing dan hal itu mempengaruhi pikiran kita lalu hati kita menolaknya. Tetapi kita akan berusaha merobah kebiasaan-kebiasaan itu jika hal tersebut berdampak buruk dalam kehidupan kita. Jika kita tidak mau merubah kebiasaan-kebiasaan tersebut, maka resikonya sangat fatal.
Katakanlah bahwa kita mengalami penyakit paru-paru dan atau penyakit jantung yang sudah sangat kronis. Dokter menyarankan supaya meninggalkan kebiasaan merokok lalu belajar untuk melakukan hal-hal yang baru, yang dapat memicu kembali paru-paru atau jantung bekerja secara normal.
Saudaraku...
Firman Tuhan begitu tegas mengingatkan kita bahwa sebagai pengikut Tuhan Yesus maka kita: "...wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (1 Yoh. 2:6)"; artinya, kita mulai melatih diri kita untuk meninggalkan segala sesuatu yang kita senangi, yang kita anggap sebagai kebiasaan, yang kita anggap sebagai tradisi yang sudah mendarah daging dan seolah-olah telah memberi rasa nyaman dan aman tetapi tidak kita sadari bahwa hal-hal itu adalah dosa; lalu sekarang berusaha untuk melakukan sesuatu yang tidak kita senangi tetapi hal itu Tuhan minta untuk kita lakukan atau kita kerjakan.
Ya...sama seperti Kristus yang bergumul di Taman Getsemani, berusaha untuk melakukan apa yang Sang Bapa Kehendaki, bukan apa yang Dia kehendaki; demikian jugalah kita harus melakukan hal yang sama, yakni berusaha untuk mematikan keinginan-keinginan daging dan belajar untuk takluk di bawah otoritas Tuhan dengan melakukan apa yang Tuhan kehendaki yang tentunya berlawanan dengan apa yang kita kehendaki. Sebagaimana Tuhan Yesus dengan penuh kerelaan (dalam kesadaranNya), mengorbankan diriNya untuk menebus dosa-dosa kita, maka kita pun (dalam kesadaran yang sama) harus berusaha untuk mengorbankan kesenangan keduniawian sebagai jalan untuk melawan dosa-dosa yang melekat pada diri kita..."supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa (Roma 6:6)".
Dan inilah yang dikatakan oleh Rasul Paulus kepada umat Tuhan yang ada di Korintus:
"...siapa yang ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Kor. 5:17)".
Karena itu, melalui firman Tuhan hari ini, kita diajak untuk hidup dalam konteks "KEBARUAN dalam Kristus" dengan mematikan segala hal yang bersifat duniawi:
"Karena itu, matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah...sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, gerasm, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai....sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian (Kol. 3:5-9, 12-13)".
Demikianlah seharusnya setiap orang percaya harus benar-benar mempertontonkan kehidupan KEBARUAN-nya di dalam Kristus dengan menanggalkan segala hal yang bertentangan atau tidak berpadanan dengan kehendak-kehendak Tuhan. Ya...setiap kita yang mengklaim diri sebagai anak-anak Tuhan harus bersungguh-sungguh meninggalkan segala kesenangan duniawi yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah, dan dalam konteks KEBARUAN di dalam Kristus maka kita harus berusaha untuk terus menerus melatih diri melakukan apa yang Tuhan mau.
Dan ingatlah hal ini:
"Selama anda masih enggan meninggalkan cara hidup yang lama, dan anda menjadikan dunia sebagai comfort zone anda, maka selama itu pula anda tidak akan layak untuk disebut anak-anak Tuhan".
Selamat bercensura morum.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkati anda.
(Masale, hari ke-59 tanggal 28 Pebruari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Censura Morum hari ke-13 Masa Pra Paskah.
Bacaan : Kolose 3:5-17.
"...karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya...kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendashan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran (Kol. 3:9b-10, 12)".
Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
(Salam sejahtera bagimu dalam nama Yesus Sang Mesias).
Semoga hari ini kehidupan anda diberkati Tuhan.
Saudaraku...
Setiap kita selalu suka pada hal-hal yang baru. Apalagi jika mendapat hadiah dari seseorang dan hadiah itu adalah sesuatu yang baru; wow...betapa senangnya hati kita, bukan? Tetapi, entah mengapa jika hal itu menyangkut persoalan "Hati Yang Baru" atau "Hidup Yang Baru" atau "Menjadi Manusia Baru", terasa sangat sulit untuk diterima. Kita masih lebih suka dengan cara-cara yang lama, tradsisi yang lama, atau kebiasaan yang lama. Merubah karakter yang lama bukanlah perkara yang mudah bagi setiap orang, semudah kita membalikkan telapak tangan.
Contohnya saja, jika selama ini saya lebih suka disuguhkan kopi, dan itu sudah menjadi sebuah kebiasaan, sehingga ketika tidak minum kopi, serasa ada sesuatu yang kurang atau ada sesuatu yang hilang. Dan betapa susahnya hati ini menerima jika kebiasaan itu berganti; dari kopi ke teh atau susu misalnya. Serasa lidah ini mengecap sesuatu yang asing dan hal itu mempengaruhi pikiran kita lalu hati kita menolaknya. Tetapi kita akan berusaha merobah kebiasaan-kebiasaan itu jika hal tersebut berdampak buruk dalam kehidupan kita. Jika kita tidak mau merubah kebiasaan-kebiasaan tersebut, maka resikonya sangat fatal.
Katakanlah bahwa kita mengalami penyakit paru-paru dan atau penyakit jantung yang sudah sangat kronis. Dokter menyarankan supaya meninggalkan kebiasaan merokok lalu belajar untuk melakukan hal-hal yang baru, yang dapat memicu kembali paru-paru atau jantung bekerja secara normal.
Saudaraku...
Firman Tuhan begitu tegas mengingatkan kita bahwa sebagai pengikut Tuhan Yesus maka kita: "...wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (1 Yoh. 2:6)"; artinya, kita mulai melatih diri kita untuk meninggalkan segala sesuatu yang kita senangi, yang kita anggap sebagai kebiasaan, yang kita anggap sebagai tradisi yang sudah mendarah daging dan seolah-olah telah memberi rasa nyaman dan aman tetapi tidak kita sadari bahwa hal-hal itu adalah dosa; lalu sekarang berusaha untuk melakukan sesuatu yang tidak kita senangi tetapi hal itu Tuhan minta untuk kita lakukan atau kita kerjakan.
Ya...sama seperti Kristus yang bergumul di Taman Getsemani, berusaha untuk melakukan apa yang Sang Bapa Kehendaki, bukan apa yang Dia kehendaki; demikian jugalah kita harus melakukan hal yang sama, yakni berusaha untuk mematikan keinginan-keinginan daging dan belajar untuk takluk di bawah otoritas Tuhan dengan melakukan apa yang Tuhan kehendaki yang tentunya berlawanan dengan apa yang kita kehendaki. Sebagaimana Tuhan Yesus dengan penuh kerelaan (dalam kesadaranNya), mengorbankan diriNya untuk menebus dosa-dosa kita, maka kita pun (dalam kesadaran yang sama) harus berusaha untuk mengorbankan kesenangan keduniawian sebagai jalan untuk melawan dosa-dosa yang melekat pada diri kita..."supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa (Roma 6:6)".
Dan inilah yang dikatakan oleh Rasul Paulus kepada umat Tuhan yang ada di Korintus:
"...siapa yang ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang (2 Kor. 5:17)".
Karena itu, melalui firman Tuhan hari ini, kita diajak untuk hidup dalam konteks "KEBARUAN dalam Kristus" dengan mematikan segala hal yang bersifat duniawi:
"Karena itu, matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah...sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, gerasm, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai....sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah-lembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian (Kol. 3:5-9, 12-13)".
Demikianlah seharusnya setiap orang percaya harus benar-benar mempertontonkan kehidupan KEBARUAN-nya di dalam Kristus dengan menanggalkan segala hal yang bertentangan atau tidak berpadanan dengan kehendak-kehendak Tuhan. Ya...setiap kita yang mengklaim diri sebagai anak-anak Tuhan harus bersungguh-sungguh meninggalkan segala kesenangan duniawi yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah, dan dalam konteks KEBARUAN di dalam Kristus maka kita harus berusaha untuk terus menerus melatih diri melakukan apa yang Tuhan mau.
Dan ingatlah hal ini:
"Selama anda masih enggan meninggalkan cara hidup yang lama, dan anda menjadikan dunia sebagai comfort zone anda, maka selama itu pula anda tidak akan layak untuk disebut anak-anak Tuhan".
Selamat bercensura morum.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkati anda.
Amin...Amin...Amin...
ReplyDeleteTrima kasih atas refleksinya.
TYM .