Laman

Monday, February 26, 2018

Jangan Buat Menjadi Sia-sia Imanmu

Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-58 tanggal 27 Pebruari 2018 - Pdt. Joni Delima).

Censura Morum hari ke-12 Masa Pra Paskah.

Bacaan : Matius 8:5-13.

"banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi (Mat. 8:11-12)".

Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Masciach.
(Salam sjahtera bagimu dalam nama Tuhan Yesus Sang Mesias).
Semoga hari ini hidup anda diberkati Tuhan.

Saudaraku...
Kita harus jujur mengakui bahwa terkadang kita begitu mudah mengagumi apa yang dimiliki orang lain dibandingkan dengan apa yang kita miliki. Kita cenderung mengandalkan orang-orang lain dan lebih percaya pada kemampuan mereka, dibandingkan kita mengandalkan orang-orang yang dekat dengan kita dan meyakini kemampuan atau potensi yang ada pada mereka. Ya...kita cenderung meremehkan sesuatu yang ada di dekat kita dibandingkan yang berada jauh di luar kita.

Contoh saja, begitu banyak anak bangsa yang tidak percaya pada pencapaian yang sudah diraih bangsa kita di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi; padahal orang lain atau bangsa lain menyaksikan hal tersebut dan sangat kagum pada apa yang sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi. Banyak anak bangsa ini yang tidak mengagumi destinasi budaya peninggalan sejarah masa silam seperti candi Prambanan, Candi Borobudur, dan sebagainya, sedangkan bangsa-bangsa lain sangat mengagumi kekayaan budaya Indonesia dan berupaya untuk datang menikmatinya, mereka tak peduli betapa mahalnya harga yang harus mereka bayar untuk datang melihat dari dekat kekayaan budaya itu.

Aneh, bukan?. Orang yang dekat sama sekali tidak menaruh kepedulian, sedangkan mereka yang jauh justru menampakkan sikap yang sebaliknya. Sungguh aneh karena apa yang ada digenggaman dianggap tak memiliki nilai, padahal di mata orang lain, kita dinilai sebagai orang yang paling beruntung memilikinya. Dan lebih fatal jika hal itu menyangkut pasangan hidup. Terkadang istri sendiri yang cantik rupawan dianggap biasa-biasa saja, sedangkan istri orang yang penampilannya biasa-biasa saja justru dipuja-puji sebagai wanita tercantik sejagad.

Aneh....ya... sungguh aneh; kebaikan yang melekat pada diri sendiri dianggap tidak ada dan tidak bermutu, sedangkan kebaikan orang lain yang hanya seupil justru digembar-gemborkan dalam keluarga sendiri. Anak orang lain disanjung, sedang anak sendiri dimaki dan dilaknati.

Saudaraku...
Hal yang sama pada diri Tuhan Yesus.
Coba anda bayangkan...berapa banyak dari bangsa Israel yang menyambut kedatangan Sang Mesias dibandingkan mereka yang datang dari luar dan yang dianggap orang asing?. Sangat miris bahwa begitu banyak orang pandai dan ahli-ahli Taurat di seluruh wilayah Israel yang tidak diragukan lagi kapabilitas dan kapasitas mereka dalam menafsirkan nubuatan para nabi tentang kedatangan Sang Mesias; tapi ironisnya ialah justru orang-orang Majus dari Timurlah yang mengetahui tentang kelahiran Sang Raja Besar itu (Mesias) lalu menempuh perjalanan yang jauh dan penuh dengan bahaya hanya untuk berjumpa dan bermaksud untuk menyembah Sang Raja yang baru lahir itu. Ironis memang, karena para Majus telah mempersiapkan apa yang sepatutnya mereka persembahkan ketika berjumpa dengan Raja Besar yang baru lahir itu, sedangkan orang-orang yang notabene dalam rumah sendiri tidak menyadari akan peristiwa tersebut sehingga mereka tidak mempunyai persiapan sama sekali untuk penyambutanNya.

Sungguh sangat disayangkan bahwa orang Yahudi sama sekali tidak menaruh peduli pada Sang Mesias, kecuali Simeon dan Hana; tetapi orang-orang dari bangsa bukan Yahudi berusaha untuk mencari Dia (Yoh. 12:20-21) dan menyembah Dia. Sungguh sangat disayangkan bahwa Mutiara yang sangat mahal harganya yang terdapat di antara orang-orang Nazaret, justru disia-siakan dan Tuhan Yesus yang adalah Mutiara itu ditolak oleh orang-orang sekampungNya sendiri. Mereka hanya melihat kehidupan keseharian Yesus sebagai anak Yusuf si Tukang Kayu, mereka menjadi buta karena tampilan yang sangat sederhana sehingga tidaklah pantas untuk menyematkan label MESIAS pada diri Yesus.

Tetapi Ia yang ditolak ini, mampu menarik begitu banyak orang, dan sebagian dari mereka adalah orang-orang non Yahudi. Salah seorang dari sekian banyak orang yang mencari Yesus adalah Perwira Romawi dari Kapernaum. Sikap kerendahan hati sang perwira ini membuat kagum Tuhan Yesus, sehingga Ia berkata: "Aku berkata kepadamu: sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel". Betapa miris, bukan? Bangsa Israel yang justru mengklaim dirinya sebagai kaum ber-IMAN justru di mata Tuhan Yesus, mereka sama sekali tidak ber-IMAN. Dan dari fakta inilah maka Tuhan Yesus mengucapkan kritikan yang begitu pedas:
"Aku berkata kepadamu: banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi".

Saudaraku....
Pesan firman Tuhan hari ini berlaku buat saudara dan saya. Jangan sampai anda dan saya yang sudah mengklaim diri sebagai anak-anak Tuhan atau anak-anak Kerajaan, menjadi pribadi-pribadi yang bermasa-bodoh dengan kehidupan rohani kita; karena sudah merasa sebagai anak-anak Tuhan, lalu kita tidak mencari Tuhan, tidak peduli pada kehidupan doa, merasa tidak butuh lagi akan persekutuan bersama dengan saudara seiman, dan tidak serius dalam membaca dan merenungkan firmanNya setiap hari. Saya hanya mau mengingatkan: "Berhati-hatilah, jangan sampai Tuhan memindahkan kasih karuniaNya kepada yang lain, sehingga tempat kita adalah dunia kegelapan yang hanya ada ratapan dan kertakan gigi".

Selamat bercensura morum.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.

1 comment:

Web gratis

Web gratis
Power of Love