Laman

Monday, February 26, 2018

Sudahkah Anda Mengasihi?

Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-57 tanggal 26 Pebruari 2018 - Pdt. Joni Delima).

Censura Morum hari ke-11 Masa Pra Paskah.

Bacaan : 1 Yohanes 4:7-21.

"Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah juga kita saling mengasihi...Allah adalah KASIH, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia...Jikalau seorang berkata: aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya (1 Yoh. 4:11, 16b, 20)".

Shalom Aleichem be'shem Yeshua Ha Masciach.
(Salam sejahtera bagimu dalam nama Yesus Sang Mesias).
Semoga hari ini hidup anda diberkati.

Saudaraku...
Saya tidak bisa membohongi diri saya sendiri bahwa sesungguhnya saya adalah pribadi yang sangat rapuh. Mudah sekali batin saya terluka, dan jika hal itu terjadi maka sangat sulit untuk disembuhkan. Namun demikian, saya selalu berusaha untuk belajar akan arti kesiapan diri untuk terluka, sebab sepanjang saya masih membangun hubungan bersesama, maka konsekwensinya adalah saya akan mengalami gesekan yang tentunya menimbulkan luka batin. Karena sudahlah pasti bahwa batin saya tidak mungkin terluka jika saya tidak berhubungan dengan orang lain; tetapi apakah saya bisa untuk menjalani hidup tanpa orang lain?.

Belajar dari realita hidup bersesama, maka saya harus terus menerus memproteksi setiap tindakan dan tutur kata saya sesuai standar firman Tuhan. Saya sendiri menyadari bahwa jika saya memakai standar kebenaran yang bersumber dari akal-budi saya  atau berdasarkan hikmat manusia, maka sesungguhnya saya sudah lama tiada alias binasa. Tetapi saya masih bisa setegar sekarang ini bukan karena kuatku dan karena kebaikanku, tetapi karena firman Tuhan membimbingku untuk mengenal apa kehendak Tuhanku dalam berbagai persoalan hidup yang saya alami. Karena itu, saya berusaha dan berjuang mati-matian untuk tidak membiarkan diri saya diliputi rasa benci, iri dan dengki ataupun menaruh dendam kesumat kepada seseorang, sekalipun yang bersangkutan telah membuat batin saya terluka. Saya berusaha untuk memahami arti kesabaran Yesus, yang walaupun sekujur tubuhNya telah penuh luka dan darah menetes tiada henti dari luka-luka itu, namun Ia tetap tegar dan tanpa beban Ia bermohon: "Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat".

Saudaraku...
Mengapa manusia sekarang ini begitu rapuh? Mengapa manusia sekarang ini begitu mudah terserang berbagai penyakit yang mematikan?.

Jawabannya adalah:
"Karena manusia membiarkan luka batinnya terus menganga oleh rasa benci dan dendam. Perasaan benci dan dendam menjadi borok yang menghadirkan begitu banyak penyakit yang mengerikan".

Dan sangat menarik apa yang dikatakan oleh Douglas Steere: "Kebencian adalah salah satu bentuk bunuh diri yang dilakukan oleh seseorang terhadap dirinya sendiri secara perlahan-lahan. Dan karena itu tidak ada tindakan lain yang sangat menyedihkan dan hal itu sangat mengerikan bagi diri sendiri, yakni ketika anda masih menyimpan rasa dendam di hati anda".

Dengan demikian maka tidak ada cara lain untuk menghindar dari bahaya yang sangat mengerikan akibat dari rasa benci dan dendam, yakni: "PENGAMPUNAN". Dan saya mau menegaskan kepada anda, betapa dahsyat kuasa pengampunan itu, sehingga Yesus mampu melewati krisis akibat rasa benci dan dendam, ketika Ia berkata: "Tetapi dalam hal ini, bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMu yang terjadi". Kuasa pengampunan itu telah membuat Yesus kembali tegak berdiri dan terus berjalan untuk melewati jalan salib (Via Crucis atau Via Dolorosa), dan pada akhirnya Allah mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, dan hanya dalam nama Yesuslah semua orang beserta semua ciptaan beroleh selamat.

Karena itu, firman Tuhan hari ini memberikan amaran kepada saudara dan saya: "Jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi". Mengasihi berarti kita harus siap untuk membuka hati bagi siapapun, siap untuk mengampuni dan siap untuk memaafkan. Dan ingatlah bahwa: "Mengasihi itu menyembuhkan luka batin, mengampuni itu meniadakan akar pahit, dan menyambut setiap pribadi sama seperti kita menyambut Tuhan, akan memberi rasa lega yang tak terkatakan. Mengasihi adalah hadiah terbaik yang bisa kita berikan kepada diri sendiri dan juga pemberian yang terbaik bagi Allah".

Selamat untuk terus belajar mengasihi.
Selamat untuk terus belajar melupakan luka batin.
Selamat untuk terus belajar menghindar dari rasa benci dan dendam.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkati anda.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love