
(Masale, hari ke-103 tanggal 13 April 2018 - Pdt. Joni Delima).
Persembahan Khusus Untuk Bulan Diakonia.
Bacaan : Filipi 4:15-20.
"Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin memperbesar keuntunganmu (Flp. 4:17)".
Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
Salam sejahtera bagimu di dalam nama Yesus Sang Mesias).
Semoga hari ini hidup anda diberkati Tuhan.
Saudaraku....
Salah satu hal yang menarik bagi saya tentang sosok Mother Teresa adalah gaya hidupnya yang sungguh-sungguh mempraktekkan keteladanan hidup Tuhan Yesus, dengan memberi seluruh waktu, pikiran dan tenaganya kepada mereka yang hidup dalam kemelaratan, kemiskinan, ketakberdayaan dan ketiadaan harapan masa depan. Gaya hidupnya dengan mengurusi orang-orang yang termarginalkan, itulah KHOTBAH HIDUP yang membuat banyak orang merasakan kasih Tuhan yang sesungguhnya dan tidak sedikit dari mereka yang menerima Injil. Tidak ada gedung gereja yang berhias ornamen yang dianggap memiliki nilai magis atau spiritual, tak ada mimbar atau pun altar penyembahan; di mana Mother Teresa berdiri dengan suara lantang sebagai seorang wanita tangguh, menguraikan secara teologis tentang keselamatan atau Injil Yesus Kristus. Calcutta dengan alam terbuka di mana kaum miskin terlunta-lunta, mereka yang terbuang sedang menangis sambil berharap sentuhan kasih, mereka yang sekarat dengan penyakit yang mematikan sedang menantikan uluran tangan kasih untuk menolong dan merawat mereka; di situlah Mother Teresa berkarya menggaungkan Injil bukan dengan kata tetapi dengan tindakan; di tempat itulah Mother Teresa menempatkan Mimbar dan mendirikan Altar yang sesungguhnya, yakni "Melayani Tanpa Pamrih". Dan betapa menakjubkan bahwa semua orang dari berbagai latar belakang agama dan etnis yang ada di Calcutta merasakan lawatan Allah yang sesungguhnya.
Saudaraku....
Setiap hari, sebelum dan sesudah Mother Teresa melayani sekian banyak orang yang yang termarginalkan itu, ia selalu mengucapkan "Doa Pancaran Kasih" buah karya Kardinal Henry Newman. Doa tersebut berbunyi demikian:
Ya Allah Tuhanku,
tolonglah aku menyebarkan keharumanMu ke mana saja aku pergi.
Penuhilah jiwaku dengan semangat dan hidupMu.
Resapilah dan kuasailah seluruh pribadiku sedemikian rupa,
sehingga seluruh hidupku hanya merupakan pancaran cinta-kasihMu.
Bersinarlah sepenuhnya dalam diriku sedemikian rupa,
sehingga tiap jiwa yang berhubungan denganku,
dapat merasakan kehadiranMu dalam jiwaku.
Semoga mereka tidak melihat diriku lagi,
melainkan menengadah memandang Engkau sendiri oh Tuhan.
Tinggallah selalu dalam jiwaku,
sehingga Engkau sendiri yang memancarkan sinar melalui diriku sedemikian rupa,
sehingga hidupku memancarkan sinarMu menerangi sesamaku.
Sinar itu oh Tuhan akan datang seluruhnya dari padaMu,
tak satu pun milikku,
hanya Dikaulah saja yang memancarkan sinarMu menembusiku menerangi sekelilingku.
Biarkanlah aku mewartakanMu tanpa mengkhotbahi,
bukan dengan kata-kata melainkan dengan suri teladanku,
dengan daya yang menawan dan pengaruh lembut dari apa yang kulakukan,
menjadi bukti nyata dari keutuhan cinta kasihku kepadaMu....Amin.
Bagian terakhir dari doa ini sangat menarik bagi saya, dan hal ini menjadi tamparan keras bagi Gereja-gereja yang hanya sibuk mengurusi dirinya dalam kaitan dengan Penyembahan/Ritual semata. Sekarang ini, banyak Gereja atau kelompok yang mengklaim dirinya sebagai anak-anak Tuhan, hanya mementingkan kehidupan ritual lalu melupakan panggilan yang paling hakiki untuk membagikan kasih Tuhan kepada dunia yang hidup dalam ketidak nyamanan dan ketiadaan harapan; ya...sebuah panggilan...."Kamu harus menjadi berkat".
Saudaraku...
Mengapa jemaat Filipi sangat spesial di mata Rasul Paulus?.
Karena yang satu ini:
"Tulus dalam memberi".
Jemaat Filipi telah menjadi alat di tangan Tuhan bagi Rasul Paulus dalam memulai panggilan kerasulannya, dan jemaat Filipi melakukan semua itu bukan dengan hitung-hitungan "Untung - Rugi" dan juga tidak pernah "Berharap Pamrih atau Imbalan". Melalui Epafroditus, jemaat di Filipi dalam kesatuan hati dan pikiran, mengirim bantuan pelayanan kasih mereka kepada Rasul Paulus dalam rangka mendukung pelayanan Pekabaran Injil, dan hal ini menurut Rasul Paulus sebagai "suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah".
Memang Jemaat di Filipi bukanlah jemaat yang berkelebihan atau jemaat yang kaya; justru dalam ukuran manusia, jemaat ini sangat miskin. Tetapi betapa kayanya pemahaman mereka akan penyelamatan yang sudah Tuhan nyatakan kepada mereka, sehingga walau dalam kondisi yang serba terbatas, mereka masih memberi tanda syukur mereka bagi pelayanan Pekabaran Injil yang dilakukan oleh Paulus, dan hal inilah yang dicatat oleh Paulus dalam 2 Kor. 8:1-2..."Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan".
Jemaat-jemaat Makedonia yang disebutkan adalah Jemaat Filipi, Tesalonika dan Berea. Ya...meskin pun mereka miskin finansial namun mereka kaya dalam hal kemurahan dan kasih. Ketika jemaat-jemaat yang kaya dalam hal finansial sangat lambat dalam merespon panggilan pelayanan untuk Pekabaran Injil (termasuk dalam hal ini: berdiakonia), justru jemaat yang miskin ini begitu cepat merespon dan mereka bekerja keras untuk berpartisipasi di dalamnya. Inilah yang menyentuh hati Rasul Paulus sehingga ia berkata: " Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku (Flp. 4:14)". Dan gaung dari tindakan kasih mereka itu lebih kencang bunyinya dari pada 1001 macam ungkapan kata-kata indah dari mimbar yang berbalutkan firman Tuhan.
Saudaraku....
Ketulusan dalam memberi khususnya dalam mendukung pelayanan diakonia, sesungguhnya adalah sebuah keuntungan bagi orang yang melakukannya.
Mengapa?.
Sebab ketika anda melakukannya, anda bukan melakukan hal tersebut untuk manusia, tetapi anda melakukannya untuk Allah. Dan ketika anda melakukannya, maka upah yang menanti sangat besar bagi anda. Firman Tuhan dalam Amsal 19:17..."Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu". Tidakkah hal ini yang juga ditegaskan Rasul Paulus dalam Flp. 4:19..."Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus".
Selamat untuk terus berdiakonia.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment