Laman

Tuesday, April 3, 2018

RencanaNya Besar Untuk Hidup Anda

Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-93 tanggal 3 April 2018 - Pdt. Joni Delima).

Bacaan : 1 Samuel 17:28-37.

"Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup (1 Sam. 17:34-36)".

Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
(Salam sejahtera bagimu di dalam nama Yesus Sang Mesias).
Semoga hari ini hidup anda diberkati Tuhan untuk melakukan kebajikan.

Saudaraku...
Saya sering mengatakan hal ini kepada anak-anak muda bahkan yang masih sebaya dengan saya, bahwa: "jangan pernah anda bermimpi untuk menjadi seorang pemimpin besar jika anda tidak memulainya dari perkara-perkara yang kecil. Jangan pernah anda berharap untuk meraih sukses dalam hidupmu jika anda sendiri memandang remeh pekerjaan yang rendahan. Sebab sebuah pencapaian besar itu dimulai dari sesuatu yang tidak dianggap berarti. Ketika seseorang berhasil melatih dirinya untuk selalu setia melakukan hal-hal yang dipandang sebelah mata, sesungguhnya ia sedang mempersiapkan dirinya untuk sebuah pekerjaan besar yang sudah menanti kedatangannya".

Saya sendiri tidak pernah menyadari bahwa Tuhan punya rencana buat diri saya seperti adanya saya hari ini, dan boleh jadi Dia masih punya rencana yang lebih besar lagi untuk kehidupan saya pada hari esok dan seterusnya. Tetapi hal itu hanya mungkin jika saya selalu menerima semua perkara dalam hidup sebagai jalan yang sudah ditentukan bagi saya, walau di mata orang lain hal tersebut adalah sesuatu yang tidak memiliki arti. Saya hanya dituntut untuk setia pada perkara-perkara yang kecil, sebelum Tuhan memberikan perkara-perkara yang lebih besar. Sebab tidaklah mungkin saya akan mampu mempertanggungjawabkan di hadapan Tuhan suatu perkara yang besar, jikalau perkara yang kecil saja, saya tidak dapat mempertanggungjawabkannya. Jadi, untuk hal-hal besar yang akan terjadi dalam kehidupan saya di kemudian hari, sangat bergantung dari cara pandang saya terhadap perkara-perkara yang oleh pandangan dunia ini boleh jadi dipandang sebelah mata. Tetapi ketika saya sudah belajar setia pada perkara kecil, maka saya harus bersiap, karena Tuhan akan memberikan kepada saya suatu perkara besar.

Saudaraku...
Saya sungguh terinspirasi dari kisah raja Daud. Betapa semua orang dalam keluarganya menganggap Daud tidak memiliki potensi diri sama seperti saudara-saudaranya. Badannya tidak seideal Eliab, Abinadab, Syama, dan saudara-saudara yang lainnya; yang membuat Samuel kagum dan merasa bahwa salah satu dari pada mereka akan dipilih Tuhan untuk menjadi raja menggantikan Saul (1 Sam. 16:6-10). Ya....Daud terlupakan karena ia masih kecil, -(atau tepatnya, ia berbadan kecil bahkan berkulit seperti seorang perempuan - 1 Sam. 16:12)-, sehingga ia tidak masuk dalam kategori: "yang layak untuk dipilih". Karena badannya yang tidak ideal inilah, sehingga ia diberi tugas yang paling rendah; yakni menjadi gembala kambing domba; itu pun jumlahnya sangat kecil (1 Sam. 17:28).

Kecewakah Daud diperlakukan demikian?.

O...tidak!
Justru ia menerima keadaannya sebagai bagian dari cara Tuhan untuk membentuk dirinya yang kecil agar Daud memiliki karakter pemberani dan penuh tanggung jawab; Allah melatih Daud menghadapi kerasnya alam walau nyawanya tak sebanding dengan jumlah kambing domba yang digembalakannya. Kesetiaan Daud memikul tanggung jawab yang di mata orang lain sama sekali tak memiliki arti, itulah yang membuat Tuhan menjatuhkan pilihan terhadap Daud menggantikan Saul, Saul yang adalah seorang raja Israel pertama yang notabene juga memiliki tubuh ideal seperti saudara-saudara Daud (1 Sam. 9:2). Walaupun tubuh Daud tidak seideal saudara-saudaranya dan juga tidak sebanding dengan Raja Saul, namun ia memiliki jiwa "Pantang menyerah. Badan boleh kecil, tetapi nyali harus besar".

Saudaraku...
Daud tentu tidak pernah berpikir bahwa pengalaman hidupnya bersama dengan kambing-domba yang digembalakannya, di mana ia harus bertanggung jawab atas keselamatan kambing-domba itu, ternyata akan mengantar dia menjadi seorang yang dihormati oleh bangsanya dan disegani oleh musuhnya. Daud yang tidak terpandang itu, ternyata dibentuk oleh tangan Tuhan menjadi seorang pahlawan besar. Ya...ketika semua standar yang dipakai manusia ternyata tidak dapat mengatasi masalah yang ada, di mana bangsa Israel dengan barisan tentara yang selama ini dianggap hebat ternyata tak berdaya di hadapan tentara Filistin; maka apa yang dipandang hina bagi dunia ini justru tampil dengan nyali yang besar dan dia dipakai Tuhan untuk mempermalukan yang merasa diri kuat dan perkasa.

Saya katakan sekali lagi bahwa Daud tidak pernah berpikir yang muluk-muluk tentang hidupnya, ia hanya memikirkan tanggung jawabnya pada apa yang dipercayakan kepadanya; dan keberhasilannya pada penugasan itu memberi motivasi yang besar bagi dia untuk menghadapi setiap masalah yang saat ini ada di hadapannya. Seberat dan sebesar apapun masalah itu, ia tidak akan menyerah; sebab pengalamannya bersama dengan Tuhan telah membentuk dirinya menjadi seorang pribadi yang bernyali dan berjiwa besar. Sekiranya Daud tidak belajar untuk setia pada tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya dengan mempertaruhkan hidupnya demi kambing-domba gembalaannya; sekiranya ia mencari jalan aman dengan membiarkan kambing-dombanya itu dimangsa singa dan beruang karena nyawanya takkan mungkin sebanding dengan nilai kambing-domba yang digembalakannya itu; maka sudah pasti ia juga tidak akan mempunyai nyali yang besar untuk menghadapi Goliath dan tentara Filistin, dan sudah pasti pula, ia tidak akan menjadi seorang Tokoh Besar dalam sejarah Kerajaan Israel.

Karena itu, saudaraku...
Tetaplah setia pada tanggung jawab yang dipercayakan kepadamu walau hal tersebut dipandang hina oleh orang-orang di sekitarmu. Mungkin anda hanyalah seorang buruh lepas, atau petugas kebersihan, ataukah pegawai rendahan; bisa jadi anda seorang PNS yang hanya diberi tanggung jawab rendahan padahal potensi yang anda miliki lebih besar dari pada pimpinan anda, atau pekerjaan apapun yang anda sekarang tekuni dan hal itu dianggap remeh oleh orang lain; jangan pernah berkecil hati karena penilaian dunia ini. Ingatlah bahwa Tuhan punya standar penilaian yang jauh berbeda dengan standar dunia ini; dan Tuhan hanya mau supaya anda tetap setia sampai tiba waktunya, anda akan diubah olehNya menjadi seorang TOKOH.

Camkanlah ini:
"Tuhan punya rencana besar dalam hidup anda. Katakan AMIN untuk hal ini".

2 comments:

Web gratis

Web gratis
Power of Love