Laman

Tuesday, October 30, 2018

Injil Adalah Titik Tuju Dari Hidup Yang Berkenan Kepada Allah

Sebuah Refleksi Pribadi.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-304 tanggal 30 Oktober 2018 - Pdt. Joni Delima).

Bacaan Kontemplasi : Efesus 5:8-21.

Ane' ma'akhal lekha laila tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
Semoga anda senantiasa dalam lindungan Tuhan.

Sahabatku...
Masih di sekitar persoalan tragedi JT 610 yang dalam hitungan + 10 menit mengudara, tiba-tiba meluncur kehilangan kendali dan menghantam lautan, dan hal tersebut mengakhiri waktu untuk menghirup udara bagi 188 penumpang yang ada. Sebuah akhir yang sangat tragis, bukan?
Dan untuk perkara ini, benar apa yang dikatakan sang pemazmur bahwa:
"Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi (Mzm. 103:15-16)".

Sahabatku....
Pokok perenungan kita malam ini adalah memanfaatkan waktu untuk tiba bada TITIK TUJU dari Kehidupan. Waktu ibarat sebuah kereta yang melaju tanpa rem dan ia tidak bisa dimundurkan. Kereta itu meluncur menuju satu titik dan kita yang memegang kendali atau kitalah masinisnya, Kita hanya bisa mempertahankan kendali agar tetap stabil sehingga tidak keluar dari jalur, sebab kalau tidak, maka petaka tidak akan terhindarkan. Tetapi cepat atau lambat; kereta itu akan berhenti juga; entah tanpa kerusakan dan tidak mendatangkan cedera yang serius bagi sang pengendali. Tetapi bisa juga mengalami benturan dahsyat dan berhenti dengan kerusakan yang parah, sehingga sang pengendali pun mengalami cedera yang sangat serius dan memprihatinkan dan kematiannya sangat mengerikan.

Sahabatku...
Rasul Paulus menasehatkan kita demikian:
"Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu, janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Allah (Ef. 5:16-17)".

Jadi kualitas hidup kita sebenarnya tidak ditentukan oleh lama atau singkatnya waktu yang Tuhan izinkan, tetapi oleh sikap kita dalam merespon apa kehendak Allah untuk kita lakukan dalam masa hidup yang ada. Kata-kata: "Usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Allah", itulah yang harus menjadi fokus hidup setiap anak-anak Tuhan, sehingga sungguh-sungguh mengelolah waktu yang Tuhan beri dengan melakukan segala kebajikan, -(entah waktu yang diberi itu singkat ataupun lama).

Ingatlah bahwa Rasul Paulus sangat fokus mengisi waktu yang ada dalam hidupnya, sampai-sampai ia sama sekali tidak menghiraukan nyawanya sendiri; sebab yang penting atau yang paling utama baginya adalah, ia dapat mengakhiri pertandingan iman dengan baik; yakni Kristus dimuliakan baik dalam hidup maupun dalam matinya. Hal inilah yang ditekankan dalam Kis. 20:24...."tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah".

Bagi Rasul Paulus, INJIL atau Berita Keselamatan (Euanggelion), merupakan satu-satunya "TITIK TUJU" dari perjalanan hidupnya. Ia berusaha mengendalikan keretanya untuk mencapai "TITIK TUJU" itu, tak peduli bagaimana akhir dari perjalanan hidupnya. Dan ketika ia berada di Roma untuk memberi pertanggungjawaban atas Injil yang diberitakan di hadapan Kaisar Nero, di mana ia sedang menanti hukuman mati yang akan ditimpahkan kepadanya, maka inilah kata-kata penguatan yang ia berikan dan tinggalkan kepada anak rohaninya (Timotius):
"Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan (2 Tim. 4:6-8)".

Karena itu saudaraku....
Jangan anda memikirkan dengan cara bagaimana anda akan mengalami akhir dari kehidupanmu; tetapi yang terutama adalah, apakah selama waktu yang Tuhan berikan, anda sungguh-sungguh telah melakukan kehendakNya.

Jika ya, maka tidak menjadi masalah bagi anda bagaimana akhir dari jalan hidup anda, sebab yang pasti bahwa "Mahkota Al-Hayat telah tersedia bagimu".

Jadi tetaplah fokus pada Injil dan pada akhirnya anda pun akan berkata bahwa:
"Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Flp. 1:21)"
.

Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love