Sebuah Refleksi Pribadi.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-298 tanggal 24 Oktober 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan Kontemplasi : Kis. 20:29-32 & Ef. 4:17-32.
Ane' ma'akhal lekha laila tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
Semoga malam ini anda merasa damai untuk menikmati istirahat anda.
Sahabatku....
Saya sangat tertarik dengan ungkapan Sang Proklamator, yaitu bapak Ir. Soekarno yang adalah Prisiden Pertama RI. Ia mengatakan demikian:
"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri".
Dalam kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini, apa yang disampaikan oleh Sang Proklamator menjadi fakta yang tak terbantahkan. Fitnah dan berita bohong (Hoaks) telah menjadi trend yang sangat sulit diperangi dan hal itu dilakukan oleh anak-anak bangsa sendiri untuk merongrong kedaulatan negara dan wibawa pemerintah. Ketika pemerintah mengambil "Tindakan Tegas", justru dicap "Rezim Yang Kejam menindas kaum lemah bangsanya sendiri"; tetapi ketika "Didiamkan" juga dipandang salah karena pemerintah dicap "Lemah; kampungan atau 'ndeso atau planga-plongo". Ini persoalan seperti makan "Buah Simalakama", -(dimakan, ayah yang mati; tidak dimakan, justru ibu yang mati). Jadi untuk melawan musuh yang datang dari luar, anda sudah tahu cara untuk menghadapinya, bahkan jauh-jauh hari anda telah menyusun strategi untuk memeranginya; tetapi menghadapi musuh yang datang dari dalam diri sendiri, maka anda akan dibuat kelimpungan, -(mau begini salah, mau begitu juga salah).
Sahabatku....
Bisa jadi bagi anda tidak akan begitu sulit menghadapi serigala dengan tampang serigala benaran; tetapi adalah perkara yang sangat rumit dan sangat sulit jika anda sedang menghadapi "Serigala yang berbulu Domba". Ungkapan "Serigala Berbulu Domba" adalah ungkapan yang tepat bagi orang yang jika di depan mata anda "tampak baik, benar, suci dan santun", tetapi ketika ia telah tiada di depan anda, "ternyata dia adalah seorang penyesat yang berusaha menjerumuskan hidup anda pada kehancuran". Ingatlah bahwa orang-orang seperti ini tidak hanya ada di luar Gereja, tetapi terlalu banyak ada dalam Gereja atau dalam Persekutuan.
Memang bahwa adanya "Serigala Yang Berbulu Domba" sangat memprihatinkan tetapi fakta atau realita seperti ini selalu ada dan dekat dengan diri kita atau persekutuan kita. Dan karena itu Paulus berusaha mengingatkan jemaat di Efesus agar berhati-hati. Adanya guru-guru palsu atau pengajar-pengajar sesat yang mengajarkan Injil yang lain harus terus diwaspadai (Band.: Gal. 1:6-7). Dan bukan hanya Paulus yang memberi awasan tentang bahaya dari "Serigala Yang Berbulu Domba", tetapi Tuhan Yesus sendiri telah mengatakan hal tersebut dalam Mat. 24:24-26 dan menyebut mereka "mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu".
Bagaimana karakter orang yang digambarkan sebagai "Serigala Berbulu Domba"?.
Mereka adalah orang-orang yang hanya mengejar kepentingan perutnya, yang menyalah-gunakan kasih karunia Allah untuk memuaskan hawa nafsunya, terlalu mudah menyebut nama Tuhan tetapi menistakan nama itu dengan perbuatannya yang jahat, mereka adalah orang-orang penjilat, kata-kata mereka manis dan santun, namun lidah mereka mengandung racun dengan fitnahan mereka yang keji, mereka adalah orang-orang yang haus kekuasaan, gila hormat dan mencari keuntungan di atas penderitaan orang lain.
Sahabatku...
Adalah suatu hal yang harus anda dan saya waspadai, yakni kecenderungan seperti yang saya sebutkan di atas ternyata ada dalam diri anda dan saya. Memang benar bahwa kita harus mewaspadai dan harus siap menghadapi serigala-serigala yang tampangnya serigala benaran, -(musuh Injil yang datang dari luar)-, tetapi kita juga harus selalu waspada terhadap kecenderungan yang terdapat dalam diri kita sendiri; yang selalu menganggap diri sendiri benar, tidak mau dikoreksi atau dipersalahkan, mudah menceritakan keburukan orang lain dibandingkan menceritakan tentang kebaikannya, suka menonjolkan diri dan memandang rendah orang lain, hanya memikirkan kesenangan diri sendiri, gila hormat, dan lain sebagainya. Jadi, hati-hati, sebab saudara dan saya juga bisa tampil bagaikan "Serigala yang Berpakaian IMAN", tetapi perbuatan atau tindakan kita lebih ganas dari pada serigala yang sesungguhnya.
Karena itu, rendahkanlah hati anda untuk terus dituntun oleh Roh Kristus dan jagalah kata serta perbuatan anda dalam terang firmanNya sebagaimana yang dicatat dalam Efesus 4: 17-32.
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkatimu.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-298 tanggal 24 Oktober 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan Kontemplasi : Kis. 20:29-32 & Ef. 4:17-32.
Ane' ma'akhal lekha laila tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
Semoga malam ini anda merasa damai untuk menikmati istirahat anda.
Sahabatku....
Saya sangat tertarik dengan ungkapan Sang Proklamator, yaitu bapak Ir. Soekarno yang adalah Prisiden Pertama RI. Ia mengatakan demikian:
"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri".
Dalam kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini, apa yang disampaikan oleh Sang Proklamator menjadi fakta yang tak terbantahkan. Fitnah dan berita bohong (Hoaks) telah menjadi trend yang sangat sulit diperangi dan hal itu dilakukan oleh anak-anak bangsa sendiri untuk merongrong kedaulatan negara dan wibawa pemerintah. Ketika pemerintah mengambil "Tindakan Tegas", justru dicap "Rezim Yang Kejam menindas kaum lemah bangsanya sendiri"; tetapi ketika "Didiamkan" juga dipandang salah karena pemerintah dicap "Lemah; kampungan atau 'ndeso atau planga-plongo". Ini persoalan seperti makan "Buah Simalakama", -(dimakan, ayah yang mati; tidak dimakan, justru ibu yang mati). Jadi untuk melawan musuh yang datang dari luar, anda sudah tahu cara untuk menghadapinya, bahkan jauh-jauh hari anda telah menyusun strategi untuk memeranginya; tetapi menghadapi musuh yang datang dari dalam diri sendiri, maka anda akan dibuat kelimpungan, -(mau begini salah, mau begitu juga salah).
Sahabatku....
Bisa jadi bagi anda tidak akan begitu sulit menghadapi serigala dengan tampang serigala benaran; tetapi adalah perkara yang sangat rumit dan sangat sulit jika anda sedang menghadapi "Serigala yang berbulu Domba". Ungkapan "Serigala Berbulu Domba" adalah ungkapan yang tepat bagi orang yang jika di depan mata anda "tampak baik, benar, suci dan santun", tetapi ketika ia telah tiada di depan anda, "ternyata dia adalah seorang penyesat yang berusaha menjerumuskan hidup anda pada kehancuran". Ingatlah bahwa orang-orang seperti ini tidak hanya ada di luar Gereja, tetapi terlalu banyak ada dalam Gereja atau dalam Persekutuan.
Memang bahwa adanya "Serigala Yang Berbulu Domba" sangat memprihatinkan tetapi fakta atau realita seperti ini selalu ada dan dekat dengan diri kita atau persekutuan kita. Dan karena itu Paulus berusaha mengingatkan jemaat di Efesus agar berhati-hati. Adanya guru-guru palsu atau pengajar-pengajar sesat yang mengajarkan Injil yang lain harus terus diwaspadai (Band.: Gal. 1:6-7). Dan bukan hanya Paulus yang memberi awasan tentang bahaya dari "Serigala Yang Berbulu Domba", tetapi Tuhan Yesus sendiri telah mengatakan hal tersebut dalam Mat. 24:24-26 dan menyebut mereka "mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu".
Bagaimana karakter orang yang digambarkan sebagai "Serigala Berbulu Domba"?.
Mereka adalah orang-orang yang hanya mengejar kepentingan perutnya, yang menyalah-gunakan kasih karunia Allah untuk memuaskan hawa nafsunya, terlalu mudah menyebut nama Tuhan tetapi menistakan nama itu dengan perbuatannya yang jahat, mereka adalah orang-orang penjilat, kata-kata mereka manis dan santun, namun lidah mereka mengandung racun dengan fitnahan mereka yang keji, mereka adalah orang-orang yang haus kekuasaan, gila hormat dan mencari keuntungan di atas penderitaan orang lain.
Sahabatku...
Adalah suatu hal yang harus anda dan saya waspadai, yakni kecenderungan seperti yang saya sebutkan di atas ternyata ada dalam diri anda dan saya. Memang benar bahwa kita harus mewaspadai dan harus siap menghadapi serigala-serigala yang tampangnya serigala benaran, -(musuh Injil yang datang dari luar)-, tetapi kita juga harus selalu waspada terhadap kecenderungan yang terdapat dalam diri kita sendiri; yang selalu menganggap diri sendiri benar, tidak mau dikoreksi atau dipersalahkan, mudah menceritakan keburukan orang lain dibandingkan menceritakan tentang kebaikannya, suka menonjolkan diri dan memandang rendah orang lain, hanya memikirkan kesenangan diri sendiri, gila hormat, dan lain sebagainya. Jadi, hati-hati, sebab saudara dan saya juga bisa tampil bagaikan "Serigala yang Berpakaian IMAN", tetapi perbuatan atau tindakan kita lebih ganas dari pada serigala yang sesungguhnya.
Karena itu, rendahkanlah hati anda untuk terus dituntun oleh Roh Kristus dan jagalah kata serta perbuatan anda dalam terang firmanNya sebagaimana yang dicatat dalam Efesus 4: 17-32.
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkatimu.
No comments:
Post a Comment