
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-326 tanggal 20 November 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan Kontemplasi : Roma 8:18-25.
Selamat malam dan salam sejahtera bagimu.
Sahabatku....
Jujur harus kita akui bahwa banyak di antara mereka yang mengklaim dirinya sebagai anak-anak Tuhan, ternyata tidak dapat menerima dengan lapang dada keadaan yang tidak menyenangkan dalam hidupnya. Saat keadaan bertolak-belakang dengan yang diharapkan, mereka mulai mengomel, memberontak dan menyalahkan Tuhan atas apa yang dialami. Dan yang sangat disayangkan ialah, dengan mengandalkan kekuatan dan hikmatnya, mereka mulai memilih jalan pintas yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Mereka menyangka bahwa dengan mengandalkan kekuatan dan hikmat manusia maka semua persoalan hidup dapat terselesaikan.
Sahabatku...
Alkitab menegaskan hal ini:
"Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan (Yer. 17:5)".
Dengan tegas Alkitab menyatakan bahwa sekuat dan sehebat apapun manusia, kemampuan dan kekuatannya sangat terbatas. Tetapi jika kita mau menyikapi setiap permasalahan yang ada dengan tetap berharap pada kuasa Tuhan, maka sesungguhnya tidak ada yang perlu diragukan lagi. Jika kita percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita, maka kita dapat berkata seperti Raja Daud:
"Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi (Mzm. 121:2)".
Dan jika Tuhan yang akan menolong kita, siapa lagi akan menjadi lawan kita.
Memang penderitaan dan hal-hal yang tidak mengenakkan dalam bagian Alkitab yang menjadi perenungan malam ini, diibaratkan seperti orang yang sedang sakit bersalin dengan tetap berharap bayinya akan lahir dengan selamat. Penggambaran ini sangat real, di mana seorang ibu dengan menahan rasa sakit terus berjuang dengan sekuat tenaga sampai sang bayi terlahir, dan di saat itu semua rasa sakit berganti dengan sukacita. Jadi untuk menggapai puncak kehidupan iman yang tertinggi, maka dibutuhkan perjuangan dan ketekunan dalam menanti sesuatu yang kita harapkan itu; sebab jika kita tekun, iman kita akan kuat dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh keadaan apapun, sehingga pengharapan kita di dalam Tuhan tidak mengecewakan. Karena akhir dari perjuangan itu adalah kemenangan.
Sahabatku...
Seringkali, ketika pergumulan terasa berat dan sepertinya tidak ada jalan keluar, kita mulai membuat perhitungan dengan Tuhan. Kita terkadang berkata: "Aku sudah mengikut Tuhan selama bertahun-tahun; aku sudah terlibat dalam pelayanan dan banyak berkorban harta untuk membantu pekerjaan Tuhan, tetapi mengapa Tuhan seakan-akan tidak adil padaku? Mengapa Tuhan memperlakukan aku sedemikian ini? Mengapa Tuhan memberi cobaan yang begitu berat?".
Benar...
Setiap kita pasti selalu berharap bahwa perjalanan hidup kita baik-baik saja tanpa hambatan yang merintangi. Namun anda harus percaya bahwa Tuhan pun selalu menginginkan hal demikian. Tuhan selalu berharap agar anda mengalami damai sejahtera. Tetapi Iblis terus berusaha untuk merampas hal tersebut; Iblis tidak menginginkan anda mengalami sukacita bersama Tuhan. Itulah sebabnya, jalan menuju puncak kemenangan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tetapi yang pasti bahwa, Tuhan ada berjalan bersama dengan anda. Tuhan ingin agar kita kuat seperti burung rajawali, yang merkipun harus melewati badai, tetap mampu terbang tinggi.
Ingatlah serta camkanlah hal ini:
"Tuhan tidak pernah membiarkan kita bergumul seorang diri. Dia sangat peduli dan Dia sanggup memberikan pengharapan yang pasti dan pengharapan itu tidak akan pernah mengecewakan".
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment