Laman

Sunday, December 2, 2018

Adakah Tuhan Itu Spesial Dalam Hidupmu?

Sebuah Refleksi Pribadi.
Minggu Adven I, hari ke-1.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-336 tanggal 2 Desember 2018 - Pdt. Joni Delima).

Bacaan Kontemplasi : Daniel 3:13-18.

Selamat malam dan salam damai sejahtera bagimu
.

Sahabatku....
Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa TUHAN adalah KUDUS, dan KEKUDUSAN itu adalah KarakterNya. Dan TUHAN sangat mengharapkan agar umat yang percaya kepadaNya pun KUDUS di hadapanNya dan kekudusan itu harus menjadi karakter umat. Jadi jika anda hidup dalam kekudusan maka sesungguhnya anda sedang mempertontonkan hakekat TUHAN yang anda sembah dan anda memancarkan karakter Ilahi dalam kehidupan anda di tengah-tengah dunia yang telah dirusakkan oleh dosa.

Persoalannya adalah:
Apa itu hidup Kudus?.

Kata KUDUS saya mau artikan dengan kata "SPESIAL" , dan hal ini menurut saya sejajar dengan maksud kata KUDUS dalam bahasa Ibrani, yakni Qadosh = Lain dari yang lain, atau, memisahkan, atau yang dikhususkan atau ditersendirikan. Ya...TUHAN harus menjadi pribadi yang SPESIAL bagi umat dan umat pun harus menunjukkan sikap yang benar di hadapan TUHAN melalui peri hidup yang berbeda dengan yang dipertontonkan manusia dunia ini.

Itulah sebabnya, TUHAN menuntut perlakuan umat terhadap diriNya dalam Dasa Titah harus berbeda dari apa pun yang ada dalam dunia ini atau pun yang ada di luar dunia ini. Artinya, TUHAN sangat menentang sikap yang menyamakan diriNya dengan makhluk apapun yang ada; baik itu yang ada di langit, atau yang ada di bumi atau yang ada di dasar bumi. TUHAN tidak mau diriNya disejajarkan dengan apapun juga. TUHAN harus menjadi pribadi yang SPESIAL di mata umat dan umat harus menunjukkan sikap yang takjub dan hormat melebihi apapun juga. Bahkan menyebut namaNya dengan sembarang, hal tersebut merupakan kekejian bagi TUHAN (band.: Kel. 20:3-7).

Sahabatku....
Jujur saya harus mengatakan hal ini bahwa terkadang banyak orang (warga jemaat) yang memperlakukan TUHAN sebagai hambanya dan menjadikan dirinya sendiri sebagai Tuan yang harus dilayani oleh TUHAN.
TUHAN seolah-olah menjadi pesuruhnya. Apapun yang ia minta harus diikuti atau dikabulkan oleh TUHAN. Dan ketika keinginannya tidak terpenuhi, atau hasratnya tidak terpuaskan, maka TUHAN yang dipersalahkan.

Apa artinya sikap seperti itu?.

Artinya, yang spesial bukan TUHAN lagi, tetapi dirinya sendiri. Justru dirinya menuntut agar TUHAN memperlakukannya secara spesial, dan bukankah dengan demikian, hakekat TUHAN dirampasnya.

Karena itu, Hidup Kudus mengandung arti bahwa kita mau menaklukkan seluruh hidup kita hanya di bawah kendali Tuhan. Ya...kitalah yang harus diatur oleh TUHAN dan bukan TUHAN yang berada di bawah kendali kita dan dengan itu kita berhak atau berkuasa mengaturNya.

Hidup Kudus berarti bahwa kita harus dapat mengalahkan kecenderungan diri untuk menerima pujian dan sanjungan, dan dengan demikian kita harus terus belajar dan melatih diri untuk menjadikan hidup kita sebagai sumber pujian-pujian dan sanjungan demi hormat dan kemuliaan nama TUHAN lewat karakter yang benar dan bermartabat.

Hidup Kudus berarti kita berusaha memerangi dosa yang membuat kita menyimpang jauh dari jalan TUHAN; dan dengan demikian kita berkomitmen untuk berperigai sebagai mana layaknya anak-anak TUHAN, di mana kita mempertontonkan karakter TUHAN yang adalah Bapa kita.

Hidup Kudus berarti kita berani kehilangan segala-galanya yang diberikan oleh dunia ini,  daripada kita kehilangan keberadaan diri di hadapan TUHAN.

Untuk itulah kita mau belajar dari pahlawan-pahlawan iman; Sadrakh, Mesakh dan Abednego, -(tiga orang sahabat Daniel)-. Mereka rela kehilangan muka di hadapan raja Nebukadnezar daripada mereka kehilangan muka di hadapan TUHAN yang mereka sembah. Mereka rela kehilangan jabatan dan segala kenikmatan duniawi daripada menyangkali TUHANnya. Mereka berani menentang sikap sang raja Nebukadnezar yang menganggap remeh akan kekudusan hidup di hadapan TUHAN, walau mereka tahu bahwa konsekwensi dari penentangan itu adalah KEMATIAN.

Sadrakh, Mesakh dan Abednego menempatkan TUHAN sebagai YANG SPESIAL dari segala-galanya, sehingga perapian yang menakutkan itu tidak menyurutkan semangat hidup mereka dalam mempertahankan kekudusan di hadapan TUHAN yang mereka sembah. Sadrakh, Mesakh dan Abednego tetap berdiri di saat semua orang yang ada sujud menyembah kepada dewa buatan tangan manusia. Mereka mempertontonkan karakter iman yang berbeda dengan manusia dunia ini, walau konsekwensi dari itu adalah nyawa mereka jadi taruhannya. Namun karena keberanian untuk berbeda dengan apa yang dilakukan kebanyakan manusia dunia ini, maka kuasa penyelamatan yang dari TUHAN dinyatakan kepada mereka dengan dahsyatnya.

Sahabatku....
Sekarang bagaimana dengan anda?.
Adakah TUHAN telah menjadi pribadi YANG SPESIAL dalam hidup anda?.

Selamat menikmati dan memaknai Minggu Adven I.
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.

1 comment:

Web gratis

Web gratis
Power of Love