Laman

Monday, December 3, 2018

Tetap Setia Di Jalan Tuhan

Sebuah Refleksi Pribadi.
Minggu Adven I, hari ke-2.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-337 tanggal 3 Desember 2018 - Pdt. Joni Delima).

Bacaan Kontemplasi : Matius 4:1-11.

Selamat malam dan salam sejahtera bagimu.

Sahabatku....
Saya tidak mengetahui siapa yang menulis kisah inspiratif ini, tetapi saya bersyukur karena mendapatkannya dan menginspirasi saya untuk membuat goresan di hari ke-2 Minggu Adven I. Kisahnya seperti ini:

Ada seorang pria yang sangat sukses dalam membangun sebuah usaha, namun ia sendiri tidak beristri, bahkan sanak saudara pun ia tidak kenal. Pria ini adalah seorang yang taat dalam kehidupan imannya dan sangat dermawan.

Pada moment Natal, ia memanggil 4 orang pengawainya yang sangat setia dan dianggapnya sangat bertanggung jawab terhadap kepercayaan yang diberikan tuannya. Mereka itu adalah Satpam, Tukang Kebun, Juru Masak, dan Seorang anak yang mengurus anjing kesayangannya. Si Pria ini mengajak mereka untuk duduk di ruang makan dan di depannya terdapat sebuah Alkitab yang sudah sangat kumal dan juga ada beberapa ikat uang dalam jumlah yang cukup banyak.

Setelah mereka berlima selesai makan, si Pria ini bertanya kepada keempat orang kepercayaannya itu:
"Mana yang lebih kamu sukai sebagai hadiah: Alkitab ini atau uang ini? Silahkan kamu memilih dan jangan sungkan-sungkan. Apapun pilihanmu, saya akan memberikannya kepadamu!".

Satpam pun menjadi orang pertama yang beraksi:
"Tuan, saya sangat senang dapat menerima Alkitab, tetapi karena saya tidak dapat membaca, maka uang itu lebih berguna bagi saya".

Tukang kebun pun tidak mau ketinggalan:
"Tuan, istri saya sakit parah; oleh karena itu, saya sangat membutuhkan uang itu sekalipun saya tahu bahwa penting juga bagiku untuk membaca Firman Tuhan. Tetapi karena saya butuh biaya, maka uang itu sangat berguna untuk istri saya dibandingkan Alkitab itu".

Melihat kedua temannya lebih memilih uang dari pada Alkitab, maka si juru masak pun bereaksi:
"Tuan, saya sangat suka mendengar cerita tentang kebenaran dari Alkitab. Tetapi karena kesibukan saya sebagai juru masak, maka tentu tidak ada waktu bagi saya untuk membaca Alkitab itu. Karena itu, saya lebih memilih uang saja, tetapi Alkitab itu berikan saja kepada orang yang memang pekerjaannya sebagai pemberita firman".

Pada akhirnya, giliran si anak yang mengurus anjing kesayangan pria kaya itu. Dalam pikiran Si Pria itu, bahwa sudah pasti anak ini akan memilih uang dari pada Alkitab itu, karena anak itu berasal dari keluarga yang sangat miskin. Dia pun mendekati anak itu dan berkata:
"Tentu kamu lebih membutuhkan uang dari pada Alkitab itu, bukan? Jadi kamu bisa mengambil uang itu untuk membeli kebutuhan di rumah, membantu ayah-ibu dan saudaramu, dan juga kamu bisa beli pakaian dan sepatu baru".

Tetapi anak itu mengejutkan semua orang dengan jawaban yang diberikan:
"Tentu saja menyenangkan bisa membeli kalkun dan makanan enak lainnya untuk dimakan bersama dengan orangtua dan saudara-saudaraku. Memang saya juga sangat membutuhkan pakaian dan sepatu yang baru untuk merayakan Natal bersama dengan teman-temanku. Namun demikian, saya memilih Alkitab karena sudah lama saya merindukan untuk punya Alkitab sendiri. Ibu saya mengajarkan bahwa firman Tuhan itu jauh lebih berharga dari pada emas dan lebih manis dari pada madu. Karena itu, saya memilih Alkitab itu".

Si Pria itu pun memberikan kepada ketiga orang kepercayaannya uang sebagaimana permintaan mereka dalam jumlah lebih dari cukup. Kemudian ia memberikan Alkitab itu kepada anak yang mengurus anjing kesayangannya. Dan ketika anak itu membuka Alkitab pemberian tuannya, ia pun mendapatkan dua buah amvelope. Amvelope pertama berisi sebuah cek dengan jumlah uang 10 kali lipat dari jumlah uang yang diterima ketiga orang tadi. Dan amvelope kedua berisi surat wasiat yang isinya: "Siapa yang memilih Alkitab ini, maka ia akan menjadi pewaris atas seluruh harta kekayaanku".

Sahabatku....
Ada satu kecenderungan yang tak dapat dipungkuri, yakni bahwa lebih banyak orang memilih kenikmatan yang ada di depan matanya (walau hal itu hanya bersifat kesementaraan), dibandingkan memilih apa yang Tuhan tawarkan untuk kehidupan yang kekal. Memang bukan lagi menjadi rahasia umum bahwa manusia zaman now begitu cepat memilih jalan yang pintas dan yang lebar untuk menuju ke satu titik, dibandingkan jalan yang sempit dan yang berkelak-kelok. Ya...manusia zaman now cenderung memilih cara-cara yang instan (serba cepat) dibandingkan mengikuti instruksi dan proses yang panjang dan sulit untuk mencapai apa yang diharapkannya.

Saya hanya berpikir seperti ini:
Seandainya kisah perjalanan bangsa Israel dari Mesir menuju ke Kanaan menjadi sebuah kisah di zaman sekarang ini, manusia sudah pasti demonstrasi berjilid-jilid juga akan terjadi. Saya berani mengatakan seperti itu, karena Alkitab mencatat bahwa ada jalan pintas dan cepat untuk tiba di Kanaan (Kel. 13:17), namun bukan itu yang menjadi pilihan Allah. Justru perjalanan yang dapat ditempuh hanya beberapa hari saja, berubah menjadi jalan yang panjang, penuh dengan tantangan bahkan bayang-bayang kematian, serta waktu tempuh yang dibuat lama (40 tahun).

Ya...sekali lagi, kita lebih memilih jalan yang mudah, jalan pintas atau jalan yang serba cepat, dibandingkan dengan jalan yang berlika-liku dan melalui proses yang panjang.
Tetapi, apakah anda menyadari bahwa kecenderungan yang serba mudah dan cepat adalah jebakan Iblis untuk menjerumuskan manusia ke dalam kehancuran?.

Ingatlah pada kisah pencobaan yang dialami oleh Tuhan Yesus.
Iblis menawarkan hal-hal yang serba mudah, nikmat dan nyaman. Dan hal-hal yang demikian bertolak belakang dengan cara kerja Tuhan sebagaimana yang dikisahkan dalam proses penciptaan (Kej. 1 & 2). Tetapi Iblis tahu bahwa manusia cenderung mencari yang serba mudah, cepat, murah bahkan gratisan, dibandingkan sesuatu yang memeras pikiran, menguras tenaga, menghabiskan waktu bahkan pengorbanan harta benda. Iblis tahu bahwa manusia cenderung dikuasai oleh dorongan hawa nafsu dibandingkan taat pada kehendak atau cara kerja Tuhan.

Sahabatku....
Saya hanya mau menekankan hal ini kepada anda:
Memang konsekwensi dari memilih jalan Tuhan adalah PENYANGKALAN DIRI. Kita harus mematikan manusia kita yang lama, yang cenderung takluk di bawah dorongan hawa nafsu, dan berusaha belajar untuk taat pada kehendak Allah. Tetapi anda harus mengerti bahwa ketika anda memilih jalan Tuhan, maka Tuhan memberi jaminan yang pasti. Bukankah hal ini yang disampaikan Musa kepada bangsa Israel:
"Jika engkau baik-baik mendengarkan suara Tuhan Allahmu dan melakukan dengan setia segala perintahNya, maka Tuhan Allahmu akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu....(Ul. 28:1, dst)".

Karena itulah maka Tuhan Yesus menegaskan hal ini:
"Carilah dahulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat. 6:33)".

Camkanlah hal ini:
"Tetaplah setia di jalan Tuhan, maka kelimpahan kasih Tuhan akan dinyatakan dalam hidupmu".

Selamat menikmati dan memaknai Minggu Adven I.
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love