Sebuah Refleksi Pribadi.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-335 tanggal 1 Desember 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan Kontemplasi : Kejadian 15:1-6.
Sahabatku.....
Izinkanlah saya untuk mengucapkan selamat buat anda atas perkenaan Tuhan sehingga anda berada di hari terakhir sesuai dengan Kalender Tahun Liturgi Gerejawi, dan pada hari esok, -(jika Tuhan masih berkenan)-, maka bersama dengan semua umat yang percaya, kita memasuki Tahun Yang Baru yang dimulai dengan Minggu Adven Yang Pertama hingga Minggu Epifani (tgl. 6 Januari 2019).
Sekali lagi saya ucapkan selamat, dan mari kita mempersiapkan hidup kita untuk memasuki Masa-masa Adven.
Tuhan Yesus memberkatimu.
Sahabatku....
Jika kita mengingat kembali apa yang sudah kita jalani di hari-hari kemarin, maka dengan jujur kita harus akui bahwa begitu banyak hal yang kita buat dan yang kita hasilkan ternyata jauh dari apa yang kita harapkan. Dan karena itu tak dapat dipungkiri, ada banyak orang yang merasa kecewa akan pencapaian-pencapaian dalam hidup lalu timbul PESIMISME untuk melihat hari depan. Jika anda adalah salah satu dari sekian banyak orang yang memiliki perasaan kecewa sehingga melahirkan pesimisme, dan perasaan itu tidak dapat anda olah dengan baik, maka anda akan masuk dalam kelompok orang-orang SKEPTIS, yakni orang-orang yang meragukan kemampuan diri dan meragukan segala sesuatunya. Dan orang-orang yang demikian tidak akan mampuh menerima kenyataan, sebab dalam pandangan mereka, segala sesuatu tidak benar dan tidak mempunyai arti. Pada akhirnya anda menjadi pribadi yang APATIS; acuh tak acuh, tidak peduli, masa bodoh dan kehilangan kepekaan sosial serta spiritualitas anda pun memudar.
Menutup Kalender Tahun Liturgi Gerejawi, dan memasuki Masa Baru yang ditandai dengan Adven, maka saya mengajak anda untuk memenangkan malam ini dengan sebuah letupan yang kecil yang disebut dengan HARAPAN. Dan dalam hal ini saya mempunyai pemikiran yang sejalan dengan Maruli Pardamean dalam bukunya: "Karena Kata adalah Doa", di mana ia mengatakan:
"Segala pencapaian besar dalam hidup ini selalu diawali dengan sebuah letupan kecil yang disebut HARAPAN. Sebab harapan memungkinkan anda melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat dan bisa menyelesaikan sesuatu yang kelihatannya mustahil".
Dan di sini saya mau menegaskan bahwa orang yang telah terjebak dalam sikap pesimisme dan menjadi pribadi yang apatis, mereka adalah orang-orang yang sudah kalah padahal peperangan belum dimulai. Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki keberanian, orang-orang yang kehilangan kekuatan dan tidak memiliki lagi orientasi diri. Sekali pun tampaknya mereka itu hidup, namun sesungguhnya mereka "SUDAH MATI".
Sahabatku....
Mempersiapkan hidup untuk menyambut Masa Adven, bagi saya bukan hanya sekedar mempersiapkan diri untuk sebuah perayaan menyambut moment NATAL, tetapi lebih dari pada itu, yakni: komitmen IMAN bahwa berjalan bersama dengan Tuhan dalam kondisi apapun juga, akan membuat kita mengalami pencapaian-pencapai besar dalam hidup ini. Bisa jadi bahwa jalan yang kita lalui diwarnai dengan derita dan airmata, tetapi dengan IMAN kita akan melihat tangan Tuhan yang perkasa menopang hidup anak-anakNya.
Dan tepat apa yang disampaikan oleh nabi Yeremia:
"Cegahlah suaramu dari menangis, dan matamu dari mencucurkan airmata, sebab untuk jerih payahmu ada ganjaran, demikianlah firman Tuhan; mereka akan kembali dari negeri musuh. Masih ada harapan untuk hari depanmu, demikianlah firman Tuhan; anak-anak akan kembali ke daerah mereka (Yer. 31:16-27)".
Okey....
Masa lalu anda mungkin saja penuh dengan kegagalan yang membuat anda tertunduk lesuh. Bisa jadi anda memiliki perasaan yang sama dengan Abraham, di mana sekian lama ia harus menanti namun nampaknya, apa yang dirindukan itu adalah sebuah mimpi yang sia-sia.
Tetapi, tidakkah kita mempunyai Tuhan yang mengendalikan hidup dan masa depan?.
Dan di sinilah Tuhan membuktikan kemahakuasaanNya.
Abraham memang tertunduk lesuh karena penantian yang cukup panjang, tetapi saatnya Tuhan mengajak dia keluar dari kemahnya dan meminta dia untuk mengangkat kepalanya dan memandangi bintang-bintang yang bertaburan di langit. Pandangan dengan kepala yang tertunduk akan membuat anda terpuruk dengan keadaan sekitar, tetapi dengan mengangkat kepada dan memandangi langit yang bertaburan bintang, akan memberi motivasi dan semangat yang baru bahwa betapa lapangnya pandangan anda pada kemahakuasaan Allah. Jika semesta alam yang anda pandang begitu luas, ternyata dapat ditata Allah dalam keteraturan dan menghiasinya dengan keindahan, maka hidup anda pun ada dalam perhatianNya dan Allah akan membuat hidup anda jadi lebih bermakna dan cahayanya akan berkilau melebihi cahaya bintang-bintang di langit.
Mari songsong masa depan dengan Harapan Yang Baru.
Mari melangkahkah kaki dengan Iman yang teguh.
Berjalan bersama Tuhan, memungkinkan anda dapat melakukan banyak perkara besar.
Selamat mempersiapkan diri menyambut Adven.
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-335 tanggal 1 Desember 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan Kontemplasi : Kejadian 15:1-6.
Sahabatku.....
Izinkanlah saya untuk mengucapkan selamat buat anda atas perkenaan Tuhan sehingga anda berada di hari terakhir sesuai dengan Kalender Tahun Liturgi Gerejawi, dan pada hari esok, -(jika Tuhan masih berkenan)-, maka bersama dengan semua umat yang percaya, kita memasuki Tahun Yang Baru yang dimulai dengan Minggu Adven Yang Pertama hingga Minggu Epifani (tgl. 6 Januari 2019).
Sekali lagi saya ucapkan selamat, dan mari kita mempersiapkan hidup kita untuk memasuki Masa-masa Adven.
Tuhan Yesus memberkatimu.
Sahabatku....
Jika kita mengingat kembali apa yang sudah kita jalani di hari-hari kemarin, maka dengan jujur kita harus akui bahwa begitu banyak hal yang kita buat dan yang kita hasilkan ternyata jauh dari apa yang kita harapkan. Dan karena itu tak dapat dipungkiri, ada banyak orang yang merasa kecewa akan pencapaian-pencapaian dalam hidup lalu timbul PESIMISME untuk melihat hari depan. Jika anda adalah salah satu dari sekian banyak orang yang memiliki perasaan kecewa sehingga melahirkan pesimisme, dan perasaan itu tidak dapat anda olah dengan baik, maka anda akan masuk dalam kelompok orang-orang SKEPTIS, yakni orang-orang yang meragukan kemampuan diri dan meragukan segala sesuatunya. Dan orang-orang yang demikian tidak akan mampuh menerima kenyataan, sebab dalam pandangan mereka, segala sesuatu tidak benar dan tidak mempunyai arti. Pada akhirnya anda menjadi pribadi yang APATIS; acuh tak acuh, tidak peduli, masa bodoh dan kehilangan kepekaan sosial serta spiritualitas anda pun memudar.
Menutup Kalender Tahun Liturgi Gerejawi, dan memasuki Masa Baru yang ditandai dengan Adven, maka saya mengajak anda untuk memenangkan malam ini dengan sebuah letupan yang kecil yang disebut dengan HARAPAN. Dan dalam hal ini saya mempunyai pemikiran yang sejalan dengan Maruli Pardamean dalam bukunya: "Karena Kata adalah Doa", di mana ia mengatakan:
"Segala pencapaian besar dalam hidup ini selalu diawali dengan sebuah letupan kecil yang disebut HARAPAN. Sebab harapan memungkinkan anda melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat dan bisa menyelesaikan sesuatu yang kelihatannya mustahil".
Dan di sini saya mau menegaskan bahwa orang yang telah terjebak dalam sikap pesimisme dan menjadi pribadi yang apatis, mereka adalah orang-orang yang sudah kalah padahal peperangan belum dimulai. Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki keberanian, orang-orang yang kehilangan kekuatan dan tidak memiliki lagi orientasi diri. Sekali pun tampaknya mereka itu hidup, namun sesungguhnya mereka "SUDAH MATI".
Sahabatku....
Mempersiapkan hidup untuk menyambut Masa Adven, bagi saya bukan hanya sekedar mempersiapkan diri untuk sebuah perayaan menyambut moment NATAL, tetapi lebih dari pada itu, yakni: komitmen IMAN bahwa berjalan bersama dengan Tuhan dalam kondisi apapun juga, akan membuat kita mengalami pencapaian-pencapai besar dalam hidup ini. Bisa jadi bahwa jalan yang kita lalui diwarnai dengan derita dan airmata, tetapi dengan IMAN kita akan melihat tangan Tuhan yang perkasa menopang hidup anak-anakNya.
Dan tepat apa yang disampaikan oleh nabi Yeremia:
"Cegahlah suaramu dari menangis, dan matamu dari mencucurkan airmata, sebab untuk jerih payahmu ada ganjaran, demikianlah firman Tuhan; mereka akan kembali dari negeri musuh. Masih ada harapan untuk hari depanmu, demikianlah firman Tuhan; anak-anak akan kembali ke daerah mereka (Yer. 31:16-27)".
Okey....
Masa lalu anda mungkin saja penuh dengan kegagalan yang membuat anda tertunduk lesuh. Bisa jadi anda memiliki perasaan yang sama dengan Abraham, di mana sekian lama ia harus menanti namun nampaknya, apa yang dirindukan itu adalah sebuah mimpi yang sia-sia.
Tetapi, tidakkah kita mempunyai Tuhan yang mengendalikan hidup dan masa depan?.
Dan di sinilah Tuhan membuktikan kemahakuasaanNya.
Abraham memang tertunduk lesuh karena penantian yang cukup panjang, tetapi saatnya Tuhan mengajak dia keluar dari kemahnya dan meminta dia untuk mengangkat kepalanya dan memandangi bintang-bintang yang bertaburan di langit. Pandangan dengan kepala yang tertunduk akan membuat anda terpuruk dengan keadaan sekitar, tetapi dengan mengangkat kepada dan memandangi langit yang bertaburan bintang, akan memberi motivasi dan semangat yang baru bahwa betapa lapangnya pandangan anda pada kemahakuasaan Allah. Jika semesta alam yang anda pandang begitu luas, ternyata dapat ditata Allah dalam keteraturan dan menghiasinya dengan keindahan, maka hidup anda pun ada dalam perhatianNya dan Allah akan membuat hidup anda jadi lebih bermakna dan cahayanya akan berkilau melebihi cahaya bintang-bintang di langit.
Mari songsong masa depan dengan Harapan Yang Baru.
Mari melangkahkah kaki dengan Iman yang teguh.
Berjalan bersama Tuhan, memungkinkan anda dapat melakukan banyak perkara besar.
Selamat mempersiapkan diri menyambut Adven.
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
ReplyDelete