Laman

Wednesday, February 27, 2013

Cinta-KasihNya Sungguh Hebat

Pembacaan Alkitab: Kidung Agung 2 : 8 - 3 : 5
Sebuah Refleksi Pribadi


Tepat sekali kitab ini disebut "Kidung Agung" atau "Syair di atas segala syair" (bhs. Ibrani: "Shir Hasyirim") karena sulit bagi kita untuk menemukan tulisan-tulisan syair yang setaraf dengan kitab ini yang secara gamblang mengungkapkan tentang cinta anak manusia. Kitab ini isinya sangat indah dan mengesankan sebab di dalamnya diungkapkan tentang impian anak manusia yang lagi dimabuk cinta (kasmaran) dan pengungkapannya sangat halus sehingga menyentuh hati orang yang mendengarkannya.

Di kalangan umat Israel, setiap tahun kitab ini dibacakan yakni tepat pada hari ke-8 masa Paskah. Mengapa dibacakan pada masa Paskah? Tidak lain karena umat Israel sadar bahwa sekiranya bukan karena Tuhan, jika bukan karena kasihNya yang begitu dahsyat maka tidaklah mungkin mereka bebas dari kuasa Firaun di Mesir yang telah sekian lama memperbudak Israel. Jika bukan karena Yahweh, maka tidaklah mungkin mereka akan menjadi sebuah bangsa yang besar, yang terhormat dan yang disegani. Karena itu, ketika kitab ini dibacakan, maka umat yang mendengar disadarkan akan kedalaman cinta kasih Tuhan yang tak terselami oleh akal manusia. Dan ketika kitab ini dibacakan, bukanlah pikiran-pikiran sensual timbul atau perasaan-perasaan erotisme yang menonjol; melainkan ucapan syukur kepada Tuhan yang telah setia mencintai umatNya sekalipun umat sering berlaku tidak setia kepada Tuhan. Setiap kali kitab ini dibacakan, umat disadarkan akan kegagalannya untuk berlaku setia kepada Tuhan, sehingga dengan kesadaran tersebut akan lahir apa yang disebut "PERTOBATAN = Bhs. Ibr.: SYUB" dan oleh pertobatan itu kehidupan  umat kembali dibaharui oleh Tuhan.

Khusus perikop bacaan hari ini berbicara tentang "KERINDUAN". Membicarakan tentang kerinduan maka tidak lain kita sedang membicarakan tentang penantian. Rindu berarti ada sesuatu yang diharapkan dan apa yang diharapkan itu diyakini akan menjadi sebuah realita kekinian. Dalam kerinduan terungkap sesuatu yang didambakan dan yang didambakan itu belum ada di depan mata, ia masih ada di depan; entah kapan hal itu dapat diraih. Karena itu rindu pada dambaan hati menuntut kesabaran dan kesetiaan; sebab kerinduan itu menyita waktu dan menguras pikiran serta tenaga. Umat Israel ketika mengalami pembebasan dari Mesir, di malam terakhir itu hati mereka terbakar habis dengan kerinduan untuk tiba secepatnya di Tanah Perjanjian. Mereka rindu Tanah Kanaan, tanah yang menjanjikan masa depan dan penuh harapan itu.

Tapi tunggu dulu!.

Ternyata Allah mau menguji sejauh mana umat Israel merespons cinta-kasihNya itu. Perjalanan dari Mesir ke Kanaan yang hanya dapat ditempuh dalam hitungan hari diubah menjadi 40 tahun. Wow.....waktu yang cukup lama untuk menguji cinta-kasih umat, 40 tahun hidup mereka habis dibakar oleh perasaan RINDU. Jika Israel benar-benar mencintai dan mengasihi Allah dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya, maka berkat Tuhan akan melimpah dalam hidup mereka. 40 tahun adalah masa pembelajaran, apakah mereka bergantung pada Tuhan atau tidak. Dan 40 tahun itu juga Allah mau membuktikan kepada umat bahwa IA adalah Allah yang setia dan tidak akan ingkar janji. Terbukti bahwa dalam perjalanan 40 itu umat tidak sabar, mereka memberontak terhadap Allah. Lebih banyak mereka bersungut-sungut dari pada mengucap syukur; lebih banyak waktu mereka habis dengan menggerutu dari pada mengagungkan dan membesarkan nama Tuhan. Tetapi faktanya bahwa cinta-kasih Allah tidak pernah berubah. Ia tetap mendampingi umatNya dan mengantar mereka dengan selamat sampai ke Tanah Perjanjian.

Sekali lagi, kitab Kidung Agung ini dibacakan untuk menyadarkan umat Israel tentang kegagalan mereka dalam perkara mencintai dan mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati.

Entah bagaimana dengan saudara dan saya?.

Jika kita merindukan masa depan yang penuh harapan, maka adakah kita mencintai dan mengasihi Allah dengan sepenuh hati atau setengah hati atau sama sekali tidak?.

Adakah kita memiliki kerinduan yang sama dengan Sang Memperlai Laki-laki dan Sang Mempelai Perempuan; hidup mereka terasa hampa jika mereka terpisah?.

Adakah perasaan yang sama juga membakar hidup kita sehingga kita berkata di hadapan Allah bahwa hidup kita hampa jika jauh dari padaNya?.

Adakah kita mau bersabar untuk dibimbing dan diarahkan oleh Allah, sehingga bukan kehendak kita yang jadi melainkan kehendakNya?.

Adakah kita mau belajar untuk mempraktekkan apa yang dikatakan dan diajarkan Tuhan Yesus dalam Doa Bapa Kami: "Jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga"?.

Jika kita mengasihi dan mencintai Allah dengan sepenuh hati, maka konsekwensinya adalah sabar untuk dibentuk sesuai dengan kehendakNya dan kita harus percaya dengan sungguh bahwa apa yang sedang dikerjakan oleh Allah bagi kita adalah "Baik dan Sempurna" adanya. Karena itu, yakinilah bahwa Cinta kasih Tuhan itu sungguh hebat dan dahsyat, sehingga dengan keyakinan ini kita pun semakin mengasihi dan mencintai Dia dengan setia melakukan segala hukum dan ketetapan-ketetapanNya.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love