Laman

Wednesday, February 27, 2013

Pertobatan Yang Sungguh

Pengembangan Bahan Renungan Kebaktian Rumah-Tangga
Dari Buku Membangun Jemaat

Bacaan Alkitab : Markus 1 : 1 - 8

Kitab Injil Markus merupakan kitab Injil yang pertama dituliskan dan sebagian ahli Perjanjian Baru menyimpulkan tahun penulisannya yakni + 70 M, atau tahun-tahun menjelang kehancuran kota Yerusalem oleh tentara Kekaisaran Romawi. Kitab ini ditulis seorang yang bernama Yohanes Markus dari kota Yerusalem. Siapa gerangan Yohanes Markus itu? Yohanes Markus adalah seorang anak muda yang sudah turut terlibat dalam Pelayanan Pekabaran Injil yang dilakukan oleh Paulus, Barnabas dan Petrus. Dalam Kis. 13:4-5, namanya juga disebutkan ikut rombongan Paulus dalam perjalanan Pelayanan Pekabaran Injil ke Siprus. Yohanes Markus (atau tepatnya Yohanes) dikatakan sebagai "Pembantu".
|
Papias, seorang ahli sejarah yang hidup kira-kira tahun 140 M mencatat bahwa Markus adalah penterjemah Rasul Petrus. Dari Petruslah maka Markus mengumpulkan data-data di sekitar kisah Tuhan Yesus dan pelayananNya, dan karena itu pengaruh Rasul Petrus sangat dominan menjiwai kitab Injil Markus ini sehingga ada sebagian ahli menyebut kitab Injil Markus dengan sebutan "Injil Petrus". Kitab Injil Markus sangat simpel, ia memulai kisah dengan berita tentang tampilnya Yohanes Pembaptis. Bagi Markus, kehadiran Yohanes Pembaptis tidak lebih dari seorang pembuka jalan bagi kedatangan Sang Mesias. Oleh karena itu, Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan sebagai prasyarat dalam penyambutan Sang Juruselamat.

Dalam ayat 4, Yohanes Pembaptis memberikan penekanan mengenai pentingnya "Pertobatan". Dan pertobatan yang dimaksudkan adalah terkait dengan: "Kesadaran seseorang akan dosanya dan sikap batin yang merendah untuk datang kepada Tuhan memohon ampunan". Seorang yang menyadari akan dosanya kemudian memberi dirinya untuk dibaptiskan dan dengan baptisan itu maka Allah mengampuni segala dosa-dosanya. Jika kita melihat dalam Injil Matius, ternyata bahwa dari sekian banyak orang yang datang kepada Yohanes Pembaptis untuk menerima baptisan, ternyata ada sekelompok orang Farisi dan orang Saduki (Mat. 3:7). Kehadiran mereka ditolak oleh Yohanes Pembaptis. Mengapa? Karena hati mereka tidak tulus mencari Tuhan dan pertobatan mereka hanyalah kepura-puraan belaka. Mereka turut hadir dalam kumpulan orang banyak yang menerima baptisan itu karena mereka mempunyai maksud lain, yakni agar mereka mendapat sanjungan. Karena itu, Yohanes Pembaptis menegur mereka dengan berkata: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapa yang mengatakan kepada kepadamu bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah yang baik yang sesuai dengan pertobatan (Mat. 3:7-8)". Orang Farisi dan orang Saduki dalam pandangan Yohanes Pembaptis adalah orang-orang yang bermuka dua. Di depan orang, mereka begitu alim, nampak sebagai pribadi yang agamis; tetapi bagian dalam yakni hati mereka penuh dengan kebusukan. Gambaran seperti ini juga nampak dalam pandangan Tuhan Yesus terhadap orang Farisi dan orang Saduki. Mereka disebut seperti kuburan yang dilamur putih, yang sebelah luarnya tampak putih dan bersih, tetapi yang sebelah dalamnya penuh dengan tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran (Mat. 23:27-28).

Jangan sangka bahwa orang-orang seperti ini tidak ada dalam jemaat Tuhan sekarang ini? Banyak orang bermuka dua dalam kehidupan persekutuan jemaat. Di depan saudaranya ia tersenyum manis, tutur bahasanya lembut; tetapi ketika saudaranya tidak ada, yang diceritakan adalah keburukan-keburukan dan kejelekan-kejelekannya. Bagi Yohanes, orang seperti ini tidak pantas untuk mendapat baptisan tobat atau tidak pantas mendapatkan pengampunan dari Tuhan.

Tema khotbah hari minggu: "Koyakkanlah Hatimu, Bukan Pakaianmu", patut untuk kita renungkan ulang. Mengoyakkan hati mengandung arti: "Mematikan sifat-sifat keakuan atau menaklukkan ego di bawah kekuasaan dan kehendak Allah". Jadi pengakuan kita yang kita katakan sebagai pertobatan bukanlah sekedar formalitas, tetapi sungguh-sungguh lahir dari hati nurani yang terdalam dan ada tekad yang kuat untuk tidak mengulanginya lagi.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love