Bacaan Alkitab :Titus 3 : 1 - 11
Citra orang Kreta di mata dunia pada zaman Gereja Mula-mula adalah sangat buruk. Anekdot tentang orang Kreta dan hal itu bukan label yang diberikan oleh orang luar tetapi oleh orang Kreta sendiri, dapat kita baca dalam Titus 1:12 demikian: "Dasar orang Kreta, pembohong, binatang buas, pelahap yang malas".
Jadi ketika seseorang bertemu dengan orang Kreta maka hal-hal seperti itulah yang terlontar, bahwa mereka adalah pembohong, tidak memiliki kepekaan sosial, seperti binatang buas yang selalu siap menelan mangsanya, hanya memikirkan kepentingannya sendiri dan demi kepentingan itu maka mereka mengorbankan sesamanya. Di samping itu, mereka adalah pemalas. Mau menikmati hidup yang berkelimpahan namun tidak mau bekerja.
Inilah citra buruk bagi masyarakat Kreta, dan hal ini harus diubah.
Untuk itulah maka Rasul Paulus menulis surat pribadi yang ditujukan kepada Titus agar Titus dapat memainkan perannya sebagai Pemberita Injil (Gembala Jemaat) untuk merubah Image tentang Citra Diri orang Kreta bahwa orang Kreta tidak seperti yang disangkakan orang. Rasul Paulus menginginkan agar dengan Injil, Image orang yang negatif tentang masyarakat Kreta menjadi berubah.
Pesan-pesan moral Rasul Paulus kepada Titus haruslah diteruskan secara khusus kepada umat Kristen yang ada di Kreta dan hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan dan dilakukan demi kepentingan kelangsungan pemberitaan Injil. Orang-orang Kristen di Kreta harus menjadi teladan atau patron bagi masyarakatnya; mereka harus menampakkan karakter hidup yang baik, bermartabat dan terhormat agar berita Injil tidak dicemarkan. Orang Kristen Kreta harus tunduk bukan hanya pada hukum dan ketetapan-ketetapan Tuhan saja, tetapi juga pada peraturan-peraturan sipil yang mengikat kehidupan bersama sebagai warga masyarakat. Mereka harus taat pada pemerintah, menjadi warga negara yang baik dan bertindak sebagai tetangga yang terhormat.
Pesan-pesan moral Rasul Paulus kepada Titus agar diteruskan kepada semua orang Kristen Kreta antara lain: "Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang, menjauhi kejahilan, membuang segala hawa nafsu yang menyesatkan". Orang Kristen Kreta harus menjadi warga masyarakat yang bertanggung jawab, mereka harus secara pro-aktif mengambil bagian dalam berbagai aktifitas yang baik bukan berpangku tangan. Orang Kristen Kreta harus selalu bertindak dalam kerangka etikat baik dan kemauan untuk berelasi dengan baik terhadap semua orang tanpa membeda-bedakan.
Dalam ayat 9-11, Rasul Paulus menekankan agar Titus dan juga semua orang Kristen Kreta tidak mudah terjebak dalam sebuah perdebatan yang tidak membawa manfaat. inilah pesan Rasul Paulus: "Hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai Hukum Taurat, karena semuanya itu tidak berguna dan sia-sia belaka". Tetapi kepada mereka yang sesat, Titus dan semua orang Kristen di Kreta harus bertanggungjawab untuk menuntun mereka kembali ke jalan yang benar. Namun jika sudah satu duakali dinasehati, tetapi mereka tidak mau berbalik dari tingkah langkahnya yang salah, maka orang-orang seperti itu harus dijauhi.
Dalam konteks hidup kekinian, hal-hal yang terjadi dan dialami oleh Titus di Kreta tidaklah jauh beda. Sikap individualistis merajarela sehingga mengaburkan nilai-nilai kehidupan sosial. Sangat jarang lagi orang peduli terhadap sesamanya yang termarginalkan. Penegakan hukum tidak lagi berpihak kepada kaum lemah. Bahkan keserakahan menjadi konsumsi publik. Suap-menyuap bukan hal yang tabu lagi. Dan mereka yang berkuasa tidaklah menggunakan kekuasaan untuk membela rakyatnya tetapi justru mempergunakan kekuasaan untuk memperkaya diri.
Akibatnya tindakan KORUPSI merajalela di semua lini. Tidak jarang, para pemimpin Gereja turut melakukan hal yang sama. Ketika kejahatan terjadi di depan mata, Tidak jarang Pemimpin Gereja dan juga sebagian besar orang Kristen mencari jalan aman dengan tindakan tutup mulut Apalagi jika yang melakukan kejahatan itu adalah seorang PEJABAT, maka tindakan TUTUP MULUT dipandang sebagai solusi yang terbaik untuk menyelamatkan persekutuan.
Pencitraan Diri Yang Positif memang selalu beresiko di tengah-tengah konteks kehidupan yang tidak taat pada hukum dan norma. Bahkan terkadang dipandang sebagai tindakan yang bodoh. Mereka yang hidup benar, jujur dan adil kadang akan dijauhi bahkan kalau boleh disingkirkan dengan menghalalkan segala cara. Mereka yang memperjuangkan kebenaran dan keadilan, yang berpihak kepada kaum termarginalkan, kadang harus mengalami tekanan, ditangkap dan dipenjarakan. Resiko Pencitraan Diri Yang Positif adalah "Anda akan ditolak oleh dunia ini". Tetapi pikirkan dan pilih mana yang lebih baik: Ditolak oleh dunia tetapi disambut dan diterima oleh Allah, atau diterima oleh dunia namun ditolak oleh Allah". Karena itu, biarkanlah terangmu bercahaya di depan orang banyak. Ya...biarkanlah kebaikan hatimu, ketulusan dan kejujuranmu serta sikap imanmu yang menolak segala bentuk kejahatan itu terpancar atau bersinar di depan banyak orang. Soal anda diterima atau tidak; itu bukan urusan anda. Lakukan saja apa yang baik, maka Allah, Bapamu yang disorga akan dipermuliakan (band.: Mat. 5:16).
Inilah yang saya mau tegaskan kepada anda: "Katakan tidak untuk segala bentuk kejahatan", maka Citra Diri anda akan dikenang dan kebenaran-kebanaran Injil akan ditegakkan.
No comments:
Post a Comment