Laman

Saturday, March 23, 2013

Penderitaan Yang Berketeladanan

Bacaan Alkitab: 2 Korintus 11 : 23 - 33
Pengembangan Bahan Khotbah Hari Minggu
Dari Buku Membangun Jemaat



Sepotong arang harus mengalami panas ribuan derajat dan tekanan yang tinggi untuk menjadikannya berguna dalam melunakkan sebuah besi sehingga dapat ditempah menjadi sebuah pedang. Ungkapan ini mengandung makna bahwa  untuk menjadi seorang yang sukses maka anda harus siap menerima kesulitan dan tekanan sebagai sebuah realita dan dinamika perjalanan hidup anda. Hanya dua saja pilihan setiap kali kita menghadapi kesulitan, yakni apakah kita menjadi pemenang atau justru menjadi pecundang. Namun yang pasti, tidak ada satu pun dari kita yang mau menjadi pecundang; keinginan kita adalah "MENANG". Namun untuk jadi pemenang maka konsekwensinya adalah hadapi segala kesulitan dan tantangan tanpa mempedulikan sakit atau komentar buruk orang lain.

Kesulitan memang anda harus hadapi untuk membuat anda semakin kuat. Dhalai Lama, Pemimpin Spiritual Tibet mengatakan: "Jika anda hanya punya sebuah pelayaran yang lancar dalam hidup, maka anda akan lemah. Lingkungan yang keras membantu untuk membentuk kepribadian anda sehingga anda memiliki nyali untuk menyelesaikan semua masalah yang sedang anda hadapi". Kata kunci di balik ungkapan Dhalai Lama adalah: "Anda harus gigih atau anda harus tegar, kuat dan tidak mudah menyerah". Sebab kegigihan adalah kunci dalam mengatasi segala kesulitan. Benar apa yang diucapkan Christopher Paul Gardner, seorang milyuner yang memulai usahanya dari nol, demikian: "kesulitan tidak bisa anda hindari, tetapi ia harus ditaklukkan dengan kegigihan".

Tokoh Alkitab yang begitu banyak berjasa bagi pertumbuhan dan perkembangan Gereja Mula-mula, yakni Rasul Paulus, juga tidak luput dari berbagai macam tantangan dan kesulitan dalam pelayanan pekabaran Injil yang dilakukannya. Khusus pelayanan Paulus selama 18 bulan atau 1 1/2 tahun di Korintus (Kis. 18:11), dan selama ia berada di Korintus, begitu banyak tantangan yang harus dia hadapi, baik dari kelompok orang-orang Yahudi, maupun dari penentang-penentang Paulus yang nota bene adalah warga Jemaat Korintus sendiri. Bahkan perlawanan itu semakin gencar ketika Paulus meninggalkan kota Korintus. Sekelompok orang mempermasalahkan ketokohan Paulus sebagai Rasul Kristus, karena itu wibawa Paulus sebagai Rasul Kristus digugat. Demikian juga sekelompok orang menyatakan bahwa pengajaran Paulus tidak berbobot dibandingkan dengan Kefas maupun Apolos. Paulus itu orang bodoh, yang tidak terlalu cakap dalam berkhotbah dan berbicara. Dan memang Paulus sadar akan hal itu, dan ia mengakui sebagai sebuah kelemahannya. Ada pula sekelompok orang yang dengan sengaja menjatuhkan wibawa kerasulan Paulus dengan menyebar berita bohong. Mereka mengatakan bahwa Paulus mempergunakan wibawa kerasulannya sebagai kesempatan untuk memperkaya diri sendiri. Dan hal-hal ini membawa dampak yang kurang menguntungkan bagi perkembangan Injil di Korintus khususnya bagi mereka yang setia pada pengajaran Paulus. Karena itu Paulus merasa terpanggil untuk meluruskan semua persoalan yang terjadi, lalu ia menulis suratnya ini.

Khusus 2 Kor. 10 : 12 - 11 : 33, Paulus tidak tahan lagi menerima fitnahan dari para penentang-penentangnya sehingga ia melakukan pembelaan diri (Apologetika). Dan perikop bacaan kita memuat ungkapan-ungkapan Paulus yang amat emosional dalam melakukan pembelaan diri. Ia tidak menginginkan untuk mengeluarkan ungkapan-ungkapan itu, namun apa boleh buat; ini adalah sebuah keterpaksaan karena keadaan yang menginginkannya. Itulah sebabnya ia berkata: "Aku berkata seperti orang gila (ay. 23)". Artinya, Paulus tidak mau menonjolkan segala pengorbanan yang sudah ia lakukan demi Injil. Tetapi karena tekanan dari lawan-lawannya sehingga ia harus mengatakan hal itu.Paulus mengatakan bahwa jika ada orang yang membanggakan dirinya sebagai peyanan Kristus dan telah banyak berkorban demi Injil, maka Aku lebih lagi! Paulus mengalami begitu banyak penderitaan sebagai konsekwensi dari Injil itu sendiri. Ia dipenjara karena Injil, disiksa di luar batas kemanusiaan sampai-sampai ia hampir mati. Ia menerima pukulan dari pihak orang-orang Yahudi karena Injil, dirajam dengan batu. Ia tidak pernah berhenti berkarya demi Injil, melintasi samudra karena Injil sehingga 3 kali kapal yang ditumpanginya karam, bahkan sehari semalam ia terkatung-katung di tengah lautan. Karena Injil hidupnya selalu dalam bahaya maut. Karena Injil ia harus mengalami apa yang disebut "Ditelanjangi", kedinginan tanpa pakaian. Kerap tidak dapat tidur karena siksaan yang berat; lapar dan dahaga.

Hal-hal ini harus diungkapkan oleh Paulus kepada lawan-lawannya untuk menegaskan bahwa ia sama sekali tidak mempunyai kepentingan apa-apa, ia melakukan panggilan pelayanan dengan hati nurani yang murni, dengan satu harapan, yakni agar semua orang menerima Kristus dan menikmati keselamatan yang sempurna karena Injil yang ia beritakan. Bagaimana pun juga Rasul Paulus telah melihat dirinya sudah teruji dalam mengalami dan merasakan semua penderitaan karena Injil yang ia beritakan. Dan pengalaman ini ia mau bagikan kepada semua orang yang masih setia pada pengajarannya, agar mereka tetap tegar di tengah-tengah tekanan dan penderitaan karena Injil.

Saudaraku.....
Minggu ini merupakan minggu terakhir masa pra paskah dan sekaligus Puncak Pekan Pekabaran Injil Gereja Toraja. Dalam kaitan dengan perkara ini kita diajak untuk bertanya pada diri sendiri, sudah sejauh mana saudara dan saya menyadari akan makna dari pengorbanan Kristus, dan sudah sejauh mana kita menjawab panggilan Tuhan untuk meneruskan berita keselamatan kepada dunia di mana kita berada? Sambil kita menggumuli pertanyaan ini, kita pun diajak untuk bersyukur bahwa Api Injil telah dinyalakan di mana-mana sebagai simbol sukacita atas Karya Agung yang sudah Tuhan nyatakan 100 tahun perjalanan sejarah Injil di Tana Toraja. Sebuah perjalanan sejarah yang awalnya diwarnai dengan airmata, derita bahkan pengorbanan nyawa. Tapi karena kegigihan dan keteguhan dari para pendahulu-pendahulu kita, maka Injil bertumbuh dan berkembang dan kita pun dapat merasakan buah dari padanya.

Selamat mempersiapkan diri menyambut Jumat Agung dan Paskah. Selamat merayakan 100 tahun IMT. Tuhan Yesus Memberkati.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love