Laman

Monday, March 25, 2013

Tak Henti Bersaksi Di Tengah-tengah Tekanan

Bacaan Alkitab: Kis. Para Rasul 22:1-21
Bahan Renungan Untuk Ibadah Gabungan
Gereja Toraja Jemaat Samarinda
Tgl. 26 Maret 2013



Paulus tiba di Yerusalem setelah menempuh perjalanan yang begitu panjang dalam memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa di luar lingkungan orang Yahudi. Sesungguhnya ini menjadi moment yang indah bagi Paulus untuk menyampaikan kabar gembira kepada para Rasul dan juga kepada kepada persekutuan anak-anak Tuhan yang ada di Yerusalem tentang perkembangan persekutuan anak-anak Tuhan di luar Yerusalem, sebuah perkembangan yang sangat menggembirakan. Tetapi di luar dugaan, muncul ketakutan di kalangan umat Kristen asal Yahudi, bahwa dengan semakin banyaknya orang Kristen non-Yahudi maka identitas ke-Yahudi-an akan semakin disamarkan bahkan keutamaan mereka sebagai keturunan Abraham yang adalah pewaris janji Allah, akan menjadi sirna (baca: Kis. 21:19-22). Yakobus mewakili rasul-rasul yang lainnya pada satu sisi merasa bangga atas prestasi yang telah dicapai, namun pada satu sisi merasa kuatir akan dampak yang akan ditimbulkan terhadap pemberitaan Injil yang tidak mewajibkan mereka yang non-Yahudi untuk mengikuti aturan Taurat. Pada sisi inilah Paulus dianggap telah melakukan pelecehan atas kebiasaan-kebiasaan agama dan budaya Yahudi yang telah diwarisi dan dipertahankan secara turun-temurun. Karena itu, Paulus dipandang sebagai ancaman bagi kelanjutan tradisi ke-Yahudi-an.

Orang-orang Yahudi dari Asia menghasut rakyat untuk menangkap Paulus yang pada waktu itu sedang berada dalam Bait Allah dan oleh teriakan mereka kota Yerusalem menjadi gempar. Paulus kemudian ditangkap dan mereka merencanakan untuk membunuh Paulus (baca: Kis. 21:27-310. Alasan mereka menangkap Paulus adalah: 1). Paulus telah mengajarkan ajaran baru yang menentang Hukum Taurat, 2). Paulus telah mencemari Bait Allah dengan membawa orang-orang yang tidak bersunat ke dalamnya. Kegemparan yang terjadi membuat kepala pasukan bertindak dengan mengamankan Paulus dari amukan massa dan membawanya ke markas. Kepada kepala pasukan Paulus berkomunikasi dalam bahasa Yunani, sehingga kepala pasukan menarik kesimpulan bahwa Paulus bukanlah orang Mesir yang mereka cari, yang baru beberapa hari melakukan pemberontakan dan membebaskan 4000 orang pengacau yang ditahan dan lari ke padang gurun. Karena yakin bahwa Paulus bukanlah orang yang mempunyai maksud jahat, sehingga saat Paulus meminta izin untuk berbicara kepada orang banyak maka ia memberi keluasan. Ikatan di tangan Paulus dibuka dan dengan isyarat tangannya, Paulus meminta rakyat itu untuk tenang dan ketika tenang, maka mulailah ia berbicara dalam bahasa Ibrani (Kis. 21:37-40). Dan ketika Paulus berbicara dalam bahasa Ibrani, maka makin tenanglah rakyat yang semula berterial-teriak untuk membunuh Paulus (Kis. 22:2).

Perikop bacaan kita adalah pembelaan Paulus di hadapan orang banyak untuk meyakinkan mereka bahwa semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya adalah tidak benar. Kekuatiran dari beberapa orang yang menghasut rakyat banyak tidaklah mendasar. Karena itu Paulus memperkenalkan dirinya secara rinci, bahwa dia adalah seorang Yahudi dari kelompok Farisi. Ia adalah seorang yang taat pada Taurat dan dibawah bimbingan Guru Besar Gamaliel ia tumbuh sebagai pribadi yang sangat fanatik dalam memperjuangkan Taurat. Ia memimpin barisan terdepan delam gerakan pembersihan terhadap pengikut Jalan Tuhan (Pengikut Kristus), bukan hanya di Yerusalem tetapi sampai ke Damsyik. Tetapi Yesus yang ia tentang itu telah datang menjumpainya dan menetapkan dirinya untuk menjadi rasul bagi bangsa-bangsa.

Tetapi ketika Paulus menceritakan bagaimana ia menjadi Kristen, dan Tuhan Yesus menetapkan dia untuk menjadi Rasul bagi bangsa-bangasa, maka kembali rakyat itu berteriak: "Enyahkanlah orang ini dari muka bumi! Ia tidak layak hidup! (Kis. 21:22)". Teriakan ini kembali mengingatkan kita pada peristiwa penyaliban Tuhan Yesus (Yoh. 19:15). Karena itu, benar apa yang disampaikan oleh Tuhan Yesus dalam Luk. 21:16-17 demikian: "Kamu akan diserahkan juga oleh orangtuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang karena namaKU".

Lebih jauh Tuhan Yesus bersabda: "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci AKU daripada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu karena miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan AKU telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu (Yoh. 15:18-19)". Dan Tuhan Yesus kembali menegaskan realita hidup yang akan dialami oleh para pengikutNya dengan berkata: "Karena AKU, kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat (Mat. 5:11)".

Paulus telah mengalami apa yang disebut "METAMORPOSE", sebuah perubahan hidup secara total, sehingga ia telah meninggalkan cara-cara hidup yang lama dan menikmati sebuah hidup yang baru bersama dengan Kristus. Ia sudah merasakan sentuhan tangan kasih Tuhan Yesus, sehingga dalam keadaan yang sangat menderita, ia tetap percaya dan tetap bersemangat dalam memberitakan Injil Kerajaan Allah. Bahkan kita dapat menyaksikan, justru di tengah-tengah tekanan yang sangat berat itu, Paulus semakin bersemangat memberitakan Injil. Tidak sedikit pun ada perasaan takut dan gentar, sekalipun nyawanya sangat terancam. Paulus berusaha untuk terus mendengar apa yang hendak Tuhan katakan kepadanya dan dengan tidak gentar menyampaikan hal itu kepada semua orang, bahkan di hadapan lawan-lawannya.

Pertanyaan pokok bagi kita:
apakah sungguh kita juga telah berubah dan merasakan kasih Allah sehingga mata kita terbuka untuk melihat yang benar dan telinga kita tetap terbuka untuk mendengar apa yang hendak Tuhan katakan kepada kita?.

Lalu bagaimana kita harus bersikap ketika kita mengalami penolakan; bahkan karena Injil, orang memfitnah hidup kita dengan hal-hal yang tidak benar?.


Saya mengajak kita untuk berkontemplasi terhadap dua pertanyaan ini.
Selamat menggumulinya!

1 comment:

Web gratis

Web gratis
Power of Love