Refleksi atas:
Kej. 1 : 1 - 2 dan Kej. 1 : 28 - 31
"Pada mulanya Sang Khalik menciptakan langit dan bumi. Bumi ada dalam ketiadaan, kosong dalam kenyataan, dan kacau balau tak berbentuk; resah dalam kebuntuan asa. Lalu Sang Khalik menciptakan harmoni dan oleh cintaNya diwujudkannya keteraturan dan saling ketergantungan. Ia menghadirkan diriNya dalam ciptaan dan mengorbankan kemuliaanNya demi semesta". (Pdt. Joni Delima)
Kepada dia sang kelana yang merindu karena cinta,
namun tiada mengerti akan cinta.
Berlari-lari mengejar cinta dalam kekosongan ruang dan waktu,
duduk dalam ketiadaan asa,
termenung dalam kehampaan harapan.
Kepada dia yang merindu karena cinta,
yang berkoar di atas podium menawarkan iman, pengharapan dan kasih;
namun hidupmu sendiri kerontang akan apa yang hendak kau berikan.
Engkau menanam benih iman dan membangkitkan keyakinan pada seseorang
dengan ungkapan jiwa bahwa cinta itu ada,
namun bagimu sendiri cinta hanyalah sebuah fatamorgana.
Engkau mengatakan bahwa harapan akan cinta bukanlah sebuah ilusi,
ya......engkau memaksakan agar setiap pribadi mengobarkan asa demi cinta,
untuk menggapai hidup di Taman Sorga;
namun engkau sendiri terkurung di gurun ketiadaan asa pada cinta.
Engkau mengatakan bahwa kasih adalah realitas dari cinta,
ia adalah citra diri dari Sang Khalik;
namun dalam dirimu sendiri, kasih itu tiada mewujud.
Kasih dalammu bagaikan setetes air yang jatuh di padang pasir,
seketika sirna ditelan panasnya padang gurun di siang hari,
menguap tiada berbekas dihirup habis sang surya.
Saatnya akan tiba di mana siang akan berganti malam.
Dinginnya malam membuat sekujur tubuhmu menggigil,
tangan berupaya menggapai selimut kasih, mencari kehangatan cinta bagi jiwa yang beku;
namun apa yang kau rangkul tidak lebih dari sebuah kesia-siaan belaka.
Kepadamu yang merindu karena cinta namun hidup dalam kehampaan cinta......
Kepadamu aku berseru..............................
Celakalah engkau yang menawarkan cinta, sedang engkau sendiri bukanlah sang pencinta......
Cerita cintamu bagaikan gaung yang berkumandang tiada bertepi,
sirna tertelan mayapada;
sebab dirimu sendiri tiada menyatu dengan semesta.
Kisah cintamu hanyalah sebuah retorika; membalut kemunafikan dengan kesalehan
dan berbaju-zirahkan ketaatan pada aqidah.
Engkau berkata: "Tiada cinta tanpa iman dan tiada iman tanpa cinta"
Oh......Benarkah akan hal itu?.
Aku berkata: "TIDAK".
Sebab bagiku, cinta adalah pengorbanan dan iman adalah implikasi moral
dari cinta yang mewujud dalam tindakan.
Cinta tidak menuntut banyak hal.
Cinta tidak mengharapkan seribu kata-kata indah, sejuta kata-kata mutiara
atau selaksa manikam bahasa asmara;
tetapi cinta hanya butuh satu hal, yakni: "PENGORBANAN".
Karena itu kukatakan padamu, hai sang perindu akan cinta.
Tataplah bintang-bintang di langit di kala malam tak berselimutkan awan,
Nikmatilah senyum sang rembulan,
berbalut gaun tipis sang mega di langit cerah
Semua itu ada karena cinta Sang Khalik,
dipersembahkan bagi insan yang merindu akan kedamaian
Tiada kata, gaungnya pun tak terdengar,
gemanya pun tak berkumandang;
namun semua bercerita tentang cinta Ilahi bagi musafir pencari cinta
Ia mendandani semesta dengan pernak-pernik cahaya kejora,
menghiasi alam dengan kilauan purnama,
diiringi lantunan syair kerinduan sang pungguk menanti datangnya kekasih pujaan hati
Sang Khalik melakukannya tanpa pamrih,
diberikannya tanpa berharap jasa
Ia menghadirkan diriNya dalam alam, menyatukan hidupNya dalam ciptaan
DiciptakanNya harmoni dalam tatanan semesta,
dijalinNya dalam kepelbagaian warna-warni,
ya.....jadi satu dalam keindahan.
Adakah engkau merasa lebih penting dari yang lainnya hai sang perindu,
tidakkah hidupmu hampa tanpa yang lain dalam dirimu
Sesungguhnya cinta itu adalah memberi, dan memberi itu adalah pengorbanan.
Jika engkau ingin mencintai maka biarlah hidupmu menyatu dalam yang lain,
jika engkau ingin dikasihi maka leburkanlah dirimu bagi yang lain;
yakinilah bahwa sukacitamu ada di dalam dia,
dan sukacitanya akan ada dalam dirimu
Berenanglah hai sang musafir, melayanglah hai perindu di samudera cinta,
selamilah kedalaman cinta
Ia sangat sulit untuk digapai jikalau hidup ini tertutup bagi yang lain
Biarkanlah dirimu hanyut dan menyatu dalam cahaya semesta,
terbuai dalam nyanyian alam
Celakalah engkau hai sang perindu karena cinta,
yang memandang cinta hanyalah sebuah ilusi
Aku berkata padamu bahwa engkau adalah pribadi yang egois,
yang hanya memikirkan kesenangan diri sendiri
Cinta dalam dirimu hanyalah nafsu birahi, kerinduanmu hanyalah sebuah kebinalan
yang mengorbankan pihak lain demi kepuasan batin
Engkau hanya berharap sang surya tenggelam di peraduannya,
menyembunyikan wajahnya di balik cakrawala
Engkau hempaskan tubuhmu di atas tilam kemunafikan dan berselimutkan kepicikan
Engkau menghadirkan dimimpimu, dia yan diciptakan oleh pikiranmu,
engkau bergumul dalam mimpi-mimpi indahmu, mengumbar hasrat birahi,
dan memuaskan nafsu kebinalanmu
Engkau terus mendaki mencapai puncak kenikmatan lalu membelenggu si dia,
dan tanpa berbelas kasih,
engkau menghempaskan dia dari pikiranmu
dan membuang dia dari lubuk hatimu
Sungguh engkau benci pada terang, geram pada cahaya
menganggap seberkas sinar sebagai kebodohan
Hanya satu yang engkau inginkan,
ya......hanya satu,
yakni kiranya Sang Pengendali waktu dan masa menjadikan malam lebih panjan dari siang,
agar engkau menghabiskan waktumu dalam tidur yang panjang,
berharap agar mimpi-mimpi indah hadir kembali,
dan kau ciptakan lagi si dia yang lain berdasarkan pikiran dan kehendak hatimu
Oh......
Teganya engkau memperlakukan dia, sekali pun dia hanya hadir dalam mimpimu
Betapa bejatnya engkau, sekali pun dia yang kau mimpikan adalah rekayasa imajinasimu,
buah karya dari hayalanmu
Engkau san perindu akan cinta, namun munafik akan cinta, picik mengartikan kasih
Singkirkanlah daya imajinermu tentang cinta,
buanglah hayalan-hayalanmu akan kasih
Sebab cinta bukan hasil rekayasa manusia,
bukan pula realitas yang hadir tanpa ada yang menghadirkannya
Kepadamu hai sang perindu dan pencari cinta,
aku mau mengatakan sesuatu tentang cinta
Cinta adalah sentuhan tangan Ilahi yang ditabur dan ditanam dalam hati dan pikiran manusia,
agar dibagi dan dinikmati bersama,
ditumbuhkembangkan demi kedamaian dan keteraturan hidup,
disiram dengan kasih; sehingga cinta tidak uzur termakan zaman.
Cinta bukanlah sebuah ilusi, tetapi cinta adalah realitas yang tidak dapat dihindari,
sebab cinta adalah bagian dari hidup.
Ia ada karena Sang Ada dan ia kekal sekekal Sang Khalik.
Cinta bukanlah realitas kebinalan, dan bukan pula nafsu kebinatangan,
sebab cinta adalah realitas diri Sang Khalik dan wujud nyata dari Sang Ada.
Ia disemaikan dalam harmoni, untuk merangkai kepelbagaian perasaan,
sehingga yang satu tidak dapat hidup tanpa yang lain.
Cinta adalah saling ketergantungan dalam realitas kekinian untuk merajut hidup yang penuh makna,
melangkah bersama melintasi ruang dan waktu menuju ke kekekalan hidup.
Cinta tidak dapat diumbar demi pemuasan nafsu sesaat,
dan tidak pula diagungkan untuk kenikmatan birahi
Sebab cinta adalah sebuah komitment kedirian untuk memaknai hidup ini bagi yang lain
sehingga yang lain merasakan bahwa hidup ternyata indah dan patut disyukuri.
Wahai sang kelana yang merindukan cinta..............
aku mau mengatakan satu hal tentang cinta dan kasih................
Singkirkanlah imajinermu tentang cinta, dan buanglah hayalan-hayalanmu karena kasih.
Sebab cinta dan kasih adalah saudara kembar, sulit untuk dibedakan dan dipisahkan.
Cinta tanpa kasih adalah kebejatan, dan kasih tanpa cinta adalah neraka jahanam
Kepadamu hai sang musafir pencari cinta,
Aku mau mengatakan sesuatu tentang cinta dan kasih.....
Gapailah dan raihlah cinta; biarlah ia melebur dalam dirimu,
menyatu dalam pikiranmu dan memancarkan sinarnya dalam lakumu
Kobarkanlah cinta tanpa berharap pamrih, berikanlah tanpa berharap jasa.
Itulah yang kusebut cinta karena kasih dan kasih karena cinta;
keduanya menyatu dalam pengorbanan
Karena itu cinta dan kasih adalah HIKMAT (Sophia) dan hikmat itu adalah kehidupan
Semua orang yang melakukannya adalah pecinta kehidupan,
dan dia hidup dalam Sang Khalik dan Sang Khalik di dalam dia
(Kudedikasikan kepada semua teman lintas denominasi dan lintas agama).
Semoga bumi kita terjaga dan terpelihara.
Tuhan Yesus memberkati. (Pdt. JD-5)
Kej. 1 : 1 - 2 dan Kej. 1 : 28 - 31
"Pada mulanya Sang Khalik menciptakan langit dan bumi. Bumi ada dalam ketiadaan, kosong dalam kenyataan, dan kacau balau tak berbentuk; resah dalam kebuntuan asa. Lalu Sang Khalik menciptakan harmoni dan oleh cintaNya diwujudkannya keteraturan dan saling ketergantungan. Ia menghadirkan diriNya dalam ciptaan dan mengorbankan kemuliaanNya demi semesta". (Pdt. Joni Delima)
namun tiada mengerti akan cinta.
Berlari-lari mengejar cinta dalam kekosongan ruang dan waktu,
duduk dalam ketiadaan asa,
termenung dalam kehampaan harapan.
Kepada dia yang merindu karena cinta,
yang berkoar di atas podium menawarkan iman, pengharapan dan kasih;
namun hidupmu sendiri kerontang akan apa yang hendak kau berikan.
Engkau menanam benih iman dan membangkitkan keyakinan pada seseorang
dengan ungkapan jiwa bahwa cinta itu ada,
namun bagimu sendiri cinta hanyalah sebuah fatamorgana.
Engkau mengatakan bahwa harapan akan cinta bukanlah sebuah ilusi,
ya......engkau memaksakan agar setiap pribadi mengobarkan asa demi cinta,
untuk menggapai hidup di Taman Sorga;
namun engkau sendiri terkurung di gurun ketiadaan asa pada cinta.
Engkau mengatakan bahwa kasih adalah realitas dari cinta,
ia adalah citra diri dari Sang Khalik;
namun dalam dirimu sendiri, kasih itu tiada mewujud.
Kasih dalammu bagaikan setetes air yang jatuh di padang pasir,
seketika sirna ditelan panasnya padang gurun di siang hari,
menguap tiada berbekas dihirup habis sang surya.
Saatnya akan tiba di mana siang akan berganti malam.
Dinginnya malam membuat sekujur tubuhmu menggigil,
tangan berupaya menggapai selimut kasih, mencari kehangatan cinta bagi jiwa yang beku;
namun apa yang kau rangkul tidak lebih dari sebuah kesia-siaan belaka.
Kepadamu yang merindu karena cinta namun hidup dalam kehampaan cinta......
Kepadamu aku berseru..............................
Celakalah engkau yang menawarkan cinta, sedang engkau sendiri bukanlah sang pencinta......
Cerita cintamu bagaikan gaung yang berkumandang tiada bertepi,
sirna tertelan mayapada;
sebab dirimu sendiri tiada menyatu dengan semesta.
Kisah cintamu hanyalah sebuah retorika; membalut kemunafikan dengan kesalehan
dan berbaju-zirahkan ketaatan pada aqidah.
Engkau berkata: "Tiada cinta tanpa iman dan tiada iman tanpa cinta"
Oh......Benarkah akan hal itu?.
Aku berkata: "TIDAK".
Sebab bagiku, cinta adalah pengorbanan dan iman adalah implikasi moral
dari cinta yang mewujud dalam tindakan.
Cinta tidak menuntut banyak hal.
Cinta tidak mengharapkan seribu kata-kata indah, sejuta kata-kata mutiara
atau selaksa manikam bahasa asmara;
tetapi cinta hanya butuh satu hal, yakni: "PENGORBANAN".
Tataplah bintang-bintang di langit di kala malam tak berselimutkan awan,
Nikmatilah senyum sang rembulan,
berbalut gaun tipis sang mega di langit cerah
Semua itu ada karena cinta Sang Khalik,
dipersembahkan bagi insan yang merindu akan kedamaian
Tiada kata, gaungnya pun tak terdengar,
gemanya pun tak berkumandang;
namun semua bercerita tentang cinta Ilahi bagi musafir pencari cinta
Ia mendandani semesta dengan pernak-pernik cahaya kejora,
menghiasi alam dengan kilauan purnama,
diiringi lantunan syair kerinduan sang pungguk menanti datangnya kekasih pujaan hati
Sang Khalik melakukannya tanpa pamrih,
diberikannya tanpa berharap jasa
Ia menghadirkan diriNya dalam alam, menyatukan hidupNya dalam ciptaan
DiciptakanNya harmoni dalam tatanan semesta,
dijalinNya dalam kepelbagaian warna-warni,
ya.....jadi satu dalam keindahan.
Adakah engkau merasa lebih penting dari yang lainnya hai sang perindu,
tidakkah hidupmu hampa tanpa yang lain dalam dirimu
Sesungguhnya cinta itu adalah memberi, dan memberi itu adalah pengorbanan.
Jika engkau ingin mencintai maka biarlah hidupmu menyatu dalam yang lain,
jika engkau ingin dikasihi maka leburkanlah dirimu bagi yang lain;
yakinilah bahwa sukacitamu ada di dalam dia,
dan sukacitanya akan ada dalam dirimu
Berenanglah hai sang musafir, melayanglah hai perindu di samudera cinta,
selamilah kedalaman cinta
Ia sangat sulit untuk digapai jikalau hidup ini tertutup bagi yang lain
Biarkanlah dirimu hanyut dan menyatu dalam cahaya semesta,
terbuai dalam nyanyian alam
Celakalah engkau hai sang perindu karena cinta,
yang memandang cinta hanyalah sebuah ilusi
Aku berkata padamu bahwa engkau adalah pribadi yang egois,
yang hanya memikirkan kesenangan diri sendiri
Cinta dalam dirimu hanyalah nafsu birahi, kerinduanmu hanyalah sebuah kebinalan
yang mengorbankan pihak lain demi kepuasan batin
Engkau hanya berharap sang surya tenggelam di peraduannya,
menyembunyikan wajahnya di balik cakrawala
Engkau hempaskan tubuhmu di atas tilam kemunafikan dan berselimutkan kepicikan
Engkau menghadirkan dimimpimu, dia yan diciptakan oleh pikiranmu,
engkau bergumul dalam mimpi-mimpi indahmu, mengumbar hasrat birahi,
dan memuaskan nafsu kebinalanmu
Engkau terus mendaki mencapai puncak kenikmatan lalu membelenggu si dia,
dan tanpa berbelas kasih,
engkau menghempaskan dia dari pikiranmu
dan membuang dia dari lubuk hatimu
Sungguh engkau benci pada terang, geram pada cahaya
menganggap seberkas sinar sebagai kebodohan
Hanya satu yang engkau inginkan,
ya......hanya satu,
yakni kiranya Sang Pengendali waktu dan masa menjadikan malam lebih panjan dari siang,
agar engkau menghabiskan waktumu dalam tidur yang panjang,
berharap agar mimpi-mimpi indah hadir kembali,
dan kau ciptakan lagi si dia yang lain berdasarkan pikiran dan kehendak hatimu
Oh......
Teganya engkau memperlakukan dia, sekali pun dia hanya hadir dalam mimpimu
Betapa bejatnya engkau, sekali pun dia yang kau mimpikan adalah rekayasa imajinasimu,
buah karya dari hayalanmu
Engkau san perindu akan cinta, namun munafik akan cinta, picik mengartikan kasih
Singkirkanlah daya imajinermu tentang cinta,
buanglah hayalan-hayalanmu akan kasih
Sebab cinta bukan hasil rekayasa manusia,
bukan pula realitas yang hadir tanpa ada yang menghadirkannya
Kepadamu hai sang perindu dan pencari cinta,
aku mau mengatakan sesuatu tentang cinta
Cinta adalah sentuhan tangan Ilahi yang ditabur dan ditanam dalam hati dan pikiran manusia,
agar dibagi dan dinikmati bersama,
ditumbuhkembangkan demi kedamaian dan keteraturan hidup,
disiram dengan kasih; sehingga cinta tidak uzur termakan zaman.
Cinta bukanlah sebuah ilusi, tetapi cinta adalah realitas yang tidak dapat dihindari,
sebab cinta adalah bagian dari hidup.
Ia ada karena Sang Ada dan ia kekal sekekal Sang Khalik.
Cinta bukanlah realitas kebinalan, dan bukan pula nafsu kebinatangan,
sebab cinta adalah realitas diri Sang Khalik dan wujud nyata dari Sang Ada.
Ia disemaikan dalam harmoni, untuk merangkai kepelbagaian perasaan,
sehingga yang satu tidak dapat hidup tanpa yang lain.
Cinta adalah saling ketergantungan dalam realitas kekinian untuk merajut hidup yang penuh makna,
melangkah bersama melintasi ruang dan waktu menuju ke kekekalan hidup.
dan tidak pula diagungkan untuk kenikmatan birahi
Sebab cinta adalah sebuah komitment kedirian untuk memaknai hidup ini bagi yang lain
sehingga yang lain merasakan bahwa hidup ternyata indah dan patut disyukuri.
Wahai sang kelana yang merindukan cinta..............
aku mau mengatakan satu hal tentang cinta dan kasih................
Singkirkanlah imajinermu tentang cinta, dan buanglah hayalan-hayalanmu karena kasih.
Sebab cinta dan kasih adalah saudara kembar, sulit untuk dibedakan dan dipisahkan.
Cinta tanpa kasih adalah kebejatan, dan kasih tanpa cinta adalah neraka jahanam
Kepadamu hai sang musafir pencari cinta,
Aku mau mengatakan sesuatu tentang cinta dan kasih.....
Gapailah dan raihlah cinta; biarlah ia melebur dalam dirimu,
menyatu dalam pikiranmu dan memancarkan sinarnya dalam lakumu
Kobarkanlah cinta tanpa berharap pamrih, berikanlah tanpa berharap jasa.
Itulah yang kusebut cinta karena kasih dan kasih karena cinta;
keduanya menyatu dalam pengorbanan
Karena itu cinta dan kasih adalah HIKMAT (Sophia) dan hikmat itu adalah kehidupan
Semua orang yang melakukannya adalah pecinta kehidupan,
dan dia hidup dalam Sang Khalik dan Sang Khalik di dalam dia
(Kudedikasikan kepada semua teman lintas denominasi dan lintas agama).
Semoga bumi kita terjaga dan terpelihara.
Tuhan Yesus memberkati. (Pdt. JD-5)
No comments:
Post a Comment